BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) sukses menggelar kuliah umum bertajuk “Fenomena Pornografi & Penyimpangan Seksual di Kalangan Generasi Muda Indonesia: Konsekuensi Psikologis, Kognitif, dan Fisik” pada Kamis (06/10/2022).
Acara yang terselenggara atas kerja sama Pusat Kajian Kepemimpinan dan SDM serta Pusat Kajian Perlindungan Perempuan dan Anak UM Bandung ini berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan.
Ketua Pusat Kajian Kepemimpinan SDM UM Bandung sekaligus penanggung jawab acara Dr Irianti Usman MA mengatakan bahwa penyimpangan seksual semakin marak pada kalangan generasi z saat ini.
Irianti Usman juga menyampaikan informasi bahwa tidak sedikit generasi z yang membutuhkan pertolongan karena kecanduan pornografi. ”Maraknya kasus-kasus seperti itu menyadarkan kita bahwa generasi z harus diselamatkan,” ucapnya.
Atas latar belakang itu pula UM Bandung mendeklarasikan diri sebagai kampus pertama anti pornografi dan penyimpangan seksual. ”Kita juga akan mencari berbagai upaya untuk menyelamatkan generasi kita ini,” tuturnya.
Lapisan prefrontal
Acara itu juga menghadirkan tiga pembicara yang ahli dalam bidangnya masing-masing, di antaranya dokter spesialis saraf Pukovisa Prawiroharjo.
Pukovisa mengatakan bahwa seseorang yang kecanduan pornografi akan menipiskan 4 persen lapisan prefrontal. ”Menipisnya lapisan itu akan mengurangi kualitas kemanusiaan atau potensi dalam diri kita,” kata Pukovisa.
Selain itu, menipisnya lapisan prefrontal juga, kata Pukovisa, akan memengaruhi memori otak. ”Tidak hanya itu, kemampuan untuk mempertahankan komitmen dan menjaga amanah, peluang tergerusnya semakin besar,” tegasnya.
“Busung ayah”
Ada faktor lain mengapa seseorang bisa kecanduan pornografi, satu di antaranya hilangnya peran ayah. Hal itu disampaikan oleh pembicara lainnya yakni psikolog spesialis pengasuhan anak Hainah Ellydar Risman.
”Selama pandemi banyak sekali para ayah yang sering fokus pada pekerjaan daripada mengurus anaknya,” terang Hainah.
Hainah mengatakan bahwa seorang ayah perlu menjadi seorang ayah terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas lainnya seperti bekerja. ”Jangan anak itu ‘busung ayah’ yang artinya ayah itu tidak menjadi ‘ayah’ bagi anak-anaknya,” terangnya.
Penyimpangan seksual
Materi lainnya yakni soal penyimpangan seksual disampaikan dokter spesialis kulit dan kelamin Dewi Inong Irana. Inong mengatakan banyak penyakit seperti infeksi menular seks (IMS) akibat penyimpangan seksual.
”IMS sendiri bisa timbul melalui seks dari dari vagina, mulut, bahkan melalui, maaf, dubur pun juga ada,” ungkap Inong.
Ia menyarankan untuk mencegah hal tersebut, generasi milenial perlu memperbanyak aktivitas yang positif. Di antaranya bisa dengan berpuasa, puasa Daud misalnya, terus bisa juga dengan rutin olahraga. (FK)