YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Manhaj Tabligh Muhammadiyah, dikupas oleh Wakil ketua majelis tabligh PP Muhammadiyah Dr Syamsul Hidayat MAg.
Demikian disampaikan dalam acara Pelatihan Nasional Mubaligh Muda Muhammadiyah (PNM3) angkatan ke-13 yang diadakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Pelatihan ini dilaksanakan selama empat hari, mulai Rabu sampai Sabtu (5-8/10/2022) di Gedung Pusdiklat Tabligh Institut Muhammadiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta.
Manhaj Gerakan Dakwah Muhammadiyah
Di awal Syamsul Hidayat menjelaskan, pemikiran Muhammadiyah disebut sebagai “manhaj” atau minhâj” karena pemikiran-pemikiran tersebut mengandung pokok-pokok gagasan yang tersistematisasi sebagai sitem keyakinan, pemikiran, dan tindakan yang di dalamnya terkandung paham dan metodologi berpikir tertentu untuk melakukan suatu aksi atau gerakan,” jelasnya.
“Manhaj gerakan yang tersistematisasi tersebut dapat pula dipersamakan dengan pandangan dunia (world view) atau ideologi dalam makna yang luas, yakni seperangkat paham tentang kehidupan dan perjuangan untuk mewujudkannya menjadi kenyataan,” sambungnya.
Catatan penting dalam memaknai manhaj Tabligh Muhammadiyah, kata Syamsul Hidayat, yang pertama sejarah gerakan. Kedua Falsafah (ruh yang menjadi kesadaran dasar atas sistem kehidupan yang hendak dituju).
Kemudian yang Ketiga Ideologi (kesadaran dasar yang telah berkembang menjadi keyakinan, cita-cita, dan metode perjuangan). Keempat Metodologi pemahaman Islam, dan yang kelima Manhaj menjadi flatform-pedoman agar tidak terjadi distorsi dan disorientasi gerakan.
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam
Kemudian ketua korps Mubaligh Muhammadiyah ini juga menjelaskan Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah, berasas Islam dan bertujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Sambungnya, untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Muhammadiyah melaksanakan Da’wah Amar Ma;ruf Nahi Munkar yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.
Pilar Gerakan Islam Berkemajuan
Kemudian Syamsul Hidayat menyebutkan pilar gerakan Islam berkemajuan. Kesatu, Tauhid yang autentik, dan tidak boleh menyimpang. Kedua, berpegang teguh pada Al Quran dan As-Sunnah. Ketiga, menegakkan semangat “tajdid” (pemahaman yang benar tentang Islam secara seimbang antara; aspek tsawabit (baku) dan mutaghayyirat (dinamis).
Keempat, bersifat “wasathiyah”. Kelima, tidak berafiliasi dengan Partai Politik tertentu, dan kelima, mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dengan menerapkan ajaran Islam secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Muhammadiyah sebagai Pencerahan
Membebaskan umat (tahrir). Membebaskan manusia dari penyembahan sesama hamba menuju penyembahan kepada pencipta, memberdayakan, dan memajukan ke depan dengan berkonsentrasi dan fokus bekerja untuk menawarkan alternatif peradaban Islam yang berkemajuan.
Terakhir Dia menambahkan, kerangka konsep dakwah adalah dakwah bil lisan melalui kata-kata, pidato atau ceramah dan dakwah bil qolam melalui kata-kata, tertulis, dan dakwah bil hal melalui perbuatan, hasil nyata. (Alfain Jalaluddin Ramadlan/FRS)