TEGAL, Suara Muhammadiyah – Rasulullah Saw. adalah manusia percontohan terbaik di muka bumi. Beliau adalah Nabi yang menjadi rujukan utama menjadi seorang muslim sejati. Dia mengubah cara pandang manusia dari budaya brutal dan sadis ke budaya yang beradab.
Dalam momentum kelahiran beliau yang bertepatan pada tanggal 8 Oktober 2022, Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Ranting desa Setu, Kec. Tarub Kab. Tegal mengadakan pengajian rutin. Agenda maulid Nabi Muhammad saw. yang diperingati setiap 12 Rabiul Awal itu kali ini khusus membahas perjalan dan perjuang sang Nabi sebagai panduan pergerakan. Narasumber yang dihadirkan pada momentum ini adalah al-Ustadz Alvin Qodri Lazuardy yang merupakan staff pengasuh Pondok Pesantren Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kab. Tegal. Acara pun juga dihadiri oleh para kader muda Muhammadiyah ranting Setu bertempat di Masjid At-Taqwa Desa Setu, Kabupaten Tegal.
Dalam pembahasannya, Ustadz Alvin menyampaikan bahwa sirah perjalanan Nabi dalam berdakwah seharusnya sebagai landasan dalam bergerak dalam kehidupan ini, lebih khusus sebagai panduan pergerakan di dalam organisasi Muhammadiyah. Apa sajakah itu?, pertama, mengilhami apa yang dilakukan Rasulullah dalam berdakwah di Makkah, yaitu menyampaikan hal-hal yang bersifat kewajiban setiap individu yaitu tentang Allah (Tauhid), ibadah, ilmu, insan. Maka dalam berorganisasi yang perlu ditata pertama adalah kualitas per-individu terlebih dahulu, dekatkanlah dengan hal-hal berkaitan dengan tauhid, ibadah dan ilmu, dalam hal ini masjid dan jadwal pengajian rutin dapat dijadikan tempat serta aktivitas utama untuk membina organisasi.
Kedua, mengaktifkan budaya ilmu dalam denyut nadi pengkaderan yaitu dengan cara membawa para kader untuk semangat mencari Ilmu menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan keilmuan. Melalui membaca buku seperti wahyu yang pertama “iqra’!”, bacalah dengan nama Tuhanmu (Allah) yang menciptakan, membaca yang paling utama adalah bacaan yang mengingat Allah.
Ketiga, selalu berpikir dan berpijak di atas “wahyu” (al-Qur’an & as- Sunnah). Pola pikir dan pijakan seorang kader Muhammadiyah haruslah berpijak di atas wahyu bukan nafsu. Menjadikan wahyu sebagai pedoman hidup, seperti yang dituntunkan dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) bahwa Islam adalah agama yang mengatur totalitas kehidupan seorang Muslim.
Membingkai apa yang disampaikan dalam kajian ini, terdapat tiga langkah strategis yang terinspirasi dari “Sirah Nabawiyah” yaitu pertama, meneguhkan Tauhid, Ilmu dan Ibadah kepada kader melalui kajian rutin di masjid, kedua membudayakan dengan hal keilmuan yaitu membaca dan ketiga, selalu berpikir serta berpijak dengan wahyu melalui PHIWM yang sudah disusun oleh Ulama Muhammadiyah yang berotoritas. (Journalist Darwisy)