BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa program studi Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) Trisania Nurul Jannah berhasil meraih medali perunggu pada kompetisi perguruan tinggi tingkat nasional.
Trisania menyabet medali perunggu dalam gelaran “National Science & Social Competition 5.0” bidang bahasa Inggris. Kegiatan ini berlangsung secara virtual atas prakarsa CV Divya Cahaya Prestasi dari 07-09 Oktober 2022.
Trisania bercerita bahwa memang dirinya sudah punya rencana akan mengikuti lomba, terlebih lomba yang berkaitan dengan bahasa. Kemudian ada salah satu teman yang menyarankan dirinya untuk mengikuti lomba yang beberapa waktu lalu diikutinya.
“Aku coba daftar dan mengikuti alur lomba itu hingga pada hari tes dan alhamdulillah mendapatkan medali perunggu. Aku bersyukur atas raihan ini,” tuturnya.
Sarana belajar
Perlombaan yang berkaitan dengan bahasa, tutur Trisania, merupakan media pembelajaran untuk mengukur seberapa jauh penguasaan bahasa Inggris dirinya.
Di samping tentu saja lomba merupakan ajang mencari bekal ilmu untuk dirinya di masa depan sekaligus sarana menambah wawasan soal kemampuan bahasa Inggris.
“Aku ingin sekali mengikuti students exchange. Oleh karena itu, aku lebih mendalami bahasa Inggris dengan cara mengikuti lomba atau belajar bahasa lebih mendalam dari referensi lain,” ujarnya.
Soal kenapa memilih mendalami bahasa Inggris, alumnus Pondok Pesantren Al-Basyariah 2 Bandung ini menjelaskan karena bahasa Inggris merupakan bahasa percakapan masyarakat internasional.
Trisania mengaku dirinya dahulu pernah mengikuti tes untuk masuk perguruan tinggi di Singapura. Namun, ketika itu terkendala soal biaya.
Trisania mencari rute lain agar cita-citanya belajar di negara Asia terwujud, salah satunya menyiapkan diri dengan kemampuan bahasa Inggris.
“Jadi, aku lebih baik mencari cara lain untuk menggapai cita-cita aku bisa belajar di negara Asia,” tuturnya.
Buku dan Youtube
Soal persiapan lomba tingkat nasional yang baru saja diikutinya, Trisania mengaku mempersiapkan diri dengan lebih banyak belajar sendiri. Trisania lebih banyak berkutat dengan buku grammar dan referensi tambahan dari Youtube.
Kenapa tidak ikut pelatihan Inggris? Dirinya sempat mengikuti pelatihan bahasa Inggris. Namun, hanya mampu ikut tiga kali pertemuan karena waktunya yang terbatas.
“Dari pagi hingga sore aku kerja, lalu dari sore dilanjutkan dengan kuliah hingga malam. Untuk itu aku lebih banyak belajar sendiri,” katanya.
Trisania belajar di SMA yang sehari-harinya membiasakan penggunaan bahasa Arab dan Inggris. Dari situlah dirinya mulai terbiasa berbahasa asing dan ternyata hal itulah menjadi bekal dia hingga saat ini.
Membagi waktu
Trisania kuliah dan bekerja. Meski begitu, dirinya mengaku tidak kesulitan dalam membagi waktu karena dua hal tersebut sudah punya jadwal masing-masing.
“Alhamdulillah pekerjaan aku tidak begitu menyita waktu. Pada kesempatan kosong aku gunakan dengan banyak membaca buku dan berselancar di internet untuk mencari bahan tambahan,” tuturnya.
Trisania berharap semoga ilmu dan raihan prestasi medali perunggu yang sudah digenggam bisa menjadi penunjang prestasi dirinya di masa depan.
“Tentu raihan prestasi ini aku jadikan sebagai penyemangat untuk mengejar cita-cita aku sekolah atau mengikuti kegiatan di negara lain. Terlebih aku juga ingin membawa nama baik dan mengharumkan nama kampus,” pungkasnya. (FK/FA)