SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Sekolah Keberbakatan Muhammadiyah Boarding Area Sport Art and Sains SMA Muhammadiyah 10 Surabaya atau yang lebih dikenal SMAMX menjadikan pekan Ujian Tengah Semester (UTS) dengan cara yang lebih meriah. Ujian yang identik dengan menjawab soal pilihan ganda atau uraian menjadi sebuah budaya untuk menentukan standarisasi nilai sebagai salah satu hasil evaluasi belajar.
SMAMX Surabaya memiliki sebuah konsep dalam upaya menentukan evaluasi belajar siswa, dengan cara melaksanakan ujian berbasis festival yang sering disebut Festival Tengah Semester (FTS) yang digelar di BG Junction, Kamis (13/10/2022).
Menurut Waka Kurikulum SMAMX Alvin Nur Wahyu, S.Pd., agenda FTS tidak hanya sekadar menjadi pekan evaluasi hasil belajar saja namun menjadi wadah bagi siswa untuk mengekspresikan ide-idenya.
“Dalam agenda Festival Tengah Semester tersebut tidak hanya terfokus pada evaluasi belajar siswa saja, namun sekolah mencoba untuk menyediakan wadah bagi siswa untuk mampu mengekspresikan ide-idenya dalam bentuk berbagai macam aksi, ada yang membuat project berupa miniatur, proposal, permainan edukatif, dan lain sebagainya,” terang Alvin.
Masih dengan Alvin, pelaksanaan FTS SMAMX dimulai dengan penentuan ide, konsultasi atau bimbingan rencana project, hingga pameran hasil karya.
“Pelaksanaannya memang memiliki waktu cukup lama, karena ada beberapa tahapan, dimulai dari penentuan ide, konsultasi project atau pembimbingan, hingga unjuk karya yang dilaksanakan di Mall BG Junction,” imbuh Alvin.
Ditempat yang sama, Waka Humas SMAMX, Suardi, S.Pd. memaparkan, tidak hanya unik secara konsep, dalam pelaksanaannya, FTS SMAMX juga melibatkan seluruh siswa, termasuk siswa disabilitas dan yang berbeda agama.
“Ada salah satu siswa non Muslim dan kebetulan termasuk siswa disabilitas (netra), kami fasilitasi untuk tetap mengikuti ujian semua mata pelajaran sama dengan yang lain, termasuk ujian mata pelajaran agama,” tandas Suwardi.
“Kami persilahkan siswa yang bersangkutan untuk menentukan pendeta sebagai penilai dalam pelaksanaan ujian festivalnya kali ini, jadi ketika pelaksaan FTS pendeta yang bersangkutan langsung hadir untuk memberikan penilaian pada mata pelajaran agama siswa yang bersangkutan,” imbuh Suwardi.
Lanjut Suwardi, hal tersebut juga merupakan salah satu program di SMAMX dalam rangka memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya toleransi dalam kehidupan bermasyrakat.
“Membekali anak-anak tentang pentingnya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk menghargai perbedaan dan keyakinan” tutup Suwardi.
Sementara itu, Kepala SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, Ir. Sudarusman berharap, para siswa mampu membekali dirinya membuka peluang untuk dirinya juga orang lain.
“Tidak hanya itu, melalui FTS SMAMX 2022 para peserta akan mempunyai keberanian mengambil resiko, serta memiliki perencanaan yang kalkulatif”, tutup Sudarusman. (Yuda Panuluh)