Khutbah Jum’at: Pengumpat dan Pencela
الحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
Kaum muslimiin yang dirahmati Allah
Bersyukur kita kepada Allah yang senantiasa memberikan nikmat kepada kita. Shalawat dan salam mari kita senantiasa kita sampaikan kepada Rasullah
Kaum muslimiin yang dirahmati Allah
Pada khutbah ini khatib mengajak kita mari merenungi firman yang terdapat dalam surah al-humazah :
kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan. Yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (Sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (QS. Al-Humazah :1- 9)
Kaum muslimiin yang dirahmati Allah
Setiap dosa dan kesalahan yang kita buat, tidak akan terlepas adanyapenyakit hati yang ada dan kita derita. Ia adalah merupakan dan penentu status diri kita apakah kita ini baik, atau kah kita ini buruk.
Rasulullah pernah mengingatkan kita tentang ini ”ketahuilah sesungguhnya dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila segumpal daging ini baik maka baiklah dirinya. Apabila segumpal daging itu buruk, maka buruklah dirinya. Segumpal daging itu adalah hati. (HR. Bukhari-Muslim)
Kaum muslimiin yang dirahmati Allah
Karena itu, khatib mengajak kitas semua untuk mendiaknosa diri, apakah hati ini termasuk hati yang sehat, yang baik atau sebaliknya apakah hati kita ini termasuk hati buruk? Yang tahu hanyalah kita Allah.
Namun jika hati yang ada pada diri kita ini adalah hati yang buruk, maka khatib mengajak, mari menyegerkan diri bertaubat kepada Allah selagi masih belum terlambat.
Kaum muslimiin
Salah satu penyakit hati yang mesti diwaspadai keberadaannya dalam diri kita adalah mengupat dan mencelah. Dia merupakan penyakit yang berbahaya, jika tidak segera diobati tentu laknat dan murka Allah yang didapat.
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ
Celakalah bagi mereka yang senantiasa mengupat dan mencelah. (QS.Al-Humazah:1)
Didalam ayat ini terdapat kata al-hamz dan al-lamz yang mengandung arti pelecehan dan penghancuran. Kata itu ditujukan kepada orang yang senantiasa memiliki kebiasaan melecehkan, memburukan, memfitnah orang lain dan menjatuhkan martabatnya. Parbuatan ini ia lakukan untuk menjatuhkan martabat orang lain, sambil menuntujakn kehebatan diri sendiri.
Dalam Tafsir Kementerian Agama, ayat diatas dapat dipahami Celakalah bagi setiap pengumpat atau pencaci, baik dengan ucapan atau isyarat, dan demikian pula pencela dengan menampilkan keburukan orang lain untuk menghinakannya. Perbuatan ini berdampak buruk dalam pergaulan karena mencoreng wibawa dan kehormatan seseorang, serta menghilangkan kepercayatan kepada orang tersebut.
Allah akan timpakan kemurkaan dan azab-Nya kepada setiap orang yang mengumpat, mencela, dan menyakiti mereka baik di hadapan maupun di belakang mereka.
Dalam ayat lain Allah berfirman :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat :12)
Kaum muslimiin yang dirahmati Allah
Orang seperti ini, memiliki karater sifat selalu mencari –cari kesalahan orang lain. Yang dia lihat hanyalah keburukan orang dibelakangnya. Ketika dihadapkan kepada orang tersebut dia malah memuji-muji orang itu seperti menjilat.
Diartikan al-hamz dan al-lamz penghacuran, karena memang bagi mereka yang memiliki sifat ini, akan mendapatkan azab yang dapat menghancurkan mereka.
ۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ
Yaitu orang yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.(QS. Al-Humazah : 2)
Penyebab adanya sifat ini pada diri seseorang adalah suka mengumpulkan harta dan menghitungnya. Ia memandang harta adalah segala-galanya. Dengan kekayaan yang melimpah dia bisa mendapatkan segala yang ia inginkan. Dalam padangan hidupnya, kemuliaan, ketinggian derajat, harkat dan martabat hanya ada dalam harta. Orang yang mempunyai harta yang sama dengannya ia akan puji-puji. Sebaliknya orang yang tidak mempunyai harta akan terhina dimana-mana.
Setiap dia mendapatkan tambahan harta, sehingga hartanya semakin banyak, pada waktu itulah timbul kecongkakan untuk menghina orang lain. Setiap orang yang datang kepadanya ia terima dengan rasa curiga dengan memandang renda orang tersebut.
Kaum muslimiin yang dirahmati Allah
يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ
Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. (QS. Al-Humazah : 3)
Ini merupakan puncak dari sikap hidupnya. Ia menyangka, dengan harta yang dia miliki akan melanggengkan hidupnya. Ia terpesona dengan berbagai keistimewaan yang ia dapat sehingga ia lupa, bahwa kehidupan ini pasti akan berakhir. Ia lupa diri, dan memandang hidup ini akan terus selama- lamanya. Karena ia merasa bahwa dengan harta itu dia terpelihara dari gangguan penyakit, terpelihara dangguan keamanan dan bahaya kelaparan. Sehingga ia tidak mau terpisah dari hartanya.
Sekali-kali tidak ! sesungguhnya di benar-benar akan dilemparkan ke dalam neraka hutamah.Dan tahukan kamu apa neraka hutamah itu ? Yaitu api yang disediakan Allah untuk dinyalakan.Yang membakar sampai kehati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka. Sedangkan mereka itu diikat pada tiang-tiang yang panjang. (QS. Al-Humazah : 4-9)
Disini, Allah dengan kasih sayangnya kembali mengingatkan, bahwa perbuatan mengupat dan mencela itu jangan lah dilakukan. Jika sudah terlancur di buat maka jangan di teruskan, segera berhenti dan bertaubat.
Jika perbuatan itu diteruskan tentu mendapatkan balasan berupa siksaan yang peroleh di dalam neraka yang disebut dengan neraka hutomah.(na’uzubillah).
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Deri Adlis, Mubaligh Muda Muhammadiyah di Kepulauan Riau