Pacitan dan Trenggalek Dilanda Bencana, Relawan Muhammadiyah Sigap Bantu Warga

Pacitan dan Trenggalek Dilanda Bencana, Relawan Muhammadiyah Sigap Bantu Warga

PACITAN, Suara Muhammadiyah – Meskipun baru awal bulan Oktober, hujan deras terus terjadi, mengguyur seluruh kawasan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, dengan intensitas tinggi.

Akibatnya terjadi 4 kali banjir di Kecamatan Pacitan dan Ngadirojo, dalam rentang dua minggu terakhir yang menyebabkan dua korban meninggal dan satu anak belum ditemukan.

Hujan juga menyebabkan longsor di berbagai kecamatan. Data yang masuk di desk MDMC Pacitan, sebanyak lebih dari 300 titik longsor yang tersebar di 8 kecamatan.

Longsor terdeteksi mulai terjadi tanggal, 02 Oktober di wilayah Kecamatan Sudimoro, Tulakan, Kebonagung, Pringkuku, Punung, Tegalombo, Bandar dan Nawangan.

Disusul tanggal 08 Oktober 2022, kembali terjadi longsor dan banjir, di Kecamatan yang sama, sehingga jumlah titik longsor semakin bertambah.

Rabu, 12 Oktober 2022, terjadi banjir cukup besar di Kecamatan Pacitan dengan ketinggian air mencapai 60 cm lebih yang melanda pemukiman warga, pertokoan dan lembaga pendidikan.

Dari amal usaha Muhammadiyah, ada satu yang terancam bahaya longsor yaitu MI Muhammadiyah Wonoanti III, Desa Wonoanti, Kecamatan Tulakan.

Rentetan kejadian bencana ini, mengundang respons warga Muhammadiyah Pacitan. Ketua MDMC Pacitan, Agus Hadi Prabowo, segera mengumpulkan relawan untuk bersiaga di posko Gedung Dakwah Muhammadiyah Pacitan.

Kegiatan respon tanggap darurat segera dilakukan yaitu assesmen ke berbagai lokasi yang terkena bencana dan pembersihan material banjir di Kecamatan Ngadirojo serta Kecamatan Pacitan.

Kemudian pembagian sembako dan terpal di Desa Wonoanti, Desa Nglaran Kecamatan Tulakan dan Desa Katipugal, Kecamatan Kebonagung.

Namun menurut Agus Hadi Prabowo, karena terus terjadi longsor dan banjir, relawan Muhammadiyah Pacitan tidak mencukupi untuk menangani secara lebih luas.

“Kami berharap, ada bantuan dari teman-teman relawan MDMC dan Lazismu berbagai daerah, wilayah dan pusat, untuk ikut berpartisipasi menangani bencana yang terjadi saat ini,” kata Agus Hadi Prabowo.

Lazismu Pacitan juga melakukan koordinasi dengan Lazismu Jawa Timur untuk penanganan lebih lanjut.

“Kemampuan kami di Pacitan sangat terbatas, dibandingkan dengan kebutuhan yang harus disediakan, untuk ikut menangani dampak bencana saat ini, sehingga kami terpaksa mohon bantuan dari daerah maupun wilayah lain,” kata Muh. Isa Ansori, Ketua Lazismu Pacitan.

Banjir di Trenggalek

Kabupaten Trenggalek yang bersebelahan dengan Pacitan, juga mengalami banjir bandang, tepatnya di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo. Desa tersebut terletak tidak jauh dari pantai Prigi.

Hujan deras yang terus terjadi dari pukul 09.00 – 23.00 WIB pada Ahad, 9 Oktober 2022 dan aliran air tersumbat oleh sampah kayu menimbulkan banjir bandang ke pemukiman warga.

Tidak hanya sekali, Senin (10/10) juga terjadi banjir kedua. Akibatnya, 5 rumah warga ambruk, 12 rusak, 44 orang terpaksa mengungsi ke tempat lebih aman serta 3 bangunan SD rusak.

Relawan Muhammadiyah Kabupaten Trenggalek melaksanakan respon dengan membantu warga membersihkan material banjir dan mendirikan dapur umum di SMK Muhammadiyah Watulimo.

Dibawah koordinasi MDMC Kabupaten Trenggalek dengan Ketua Pos Koordinasi, Nico Prasetyo, hingga Jum’at (14/10) mereka masih membagikan makanan siap saji kepada warga yang mengungsi dan kebutuhan warga kelompok rentan. (Sapari/Riz)

Exit mobile version