YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Perguruan Thawalib Padang Panjang melakukan kegiatan silaturahmi dan kunjungan ke Kantor Grha Suara Muhammadiyah (SM), Rabu (19/10). Deni Asy’ari, MA selaku Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media/ SM menyambutnya dengan penuh hangat di Ruang Aula Lantai 4 Grha SM.
Dalam pengantarnya, Deni memaparkan jika SM menjadi salah satu media yang masih tetap bertahan walaupun telah berganti zaman. Dikatakannya bahwa sudah tidak ada lagi media yang sezaman dengannya masih eksis terbit terbit selama dua kali dalam sebulan.
Bersamaan dengan itu, dalam memasuki kehidupan di abad kedua, Deni menyebut jika SM akan lebih bermekar dan bertransformasi dari pusat Syiar Persyarikatan menjadi pusat Bisnis Islam. Hal tersebut sebagai manifestasi dari gerakan dakwah yang tidak hanya saja bersifat bil lisan, tetapi juga bersifat bil hal yang ingin menyejahterakan masyarakat semesta.
“Di awal abad kedua ini, kita mencoba mentransformasikan media SM ini tidak pure sebagai bisnis syiar Islam, tetapi kita kembangkan pada sektor bisnis perekonomian. Maka SM yang satu abad silam mungkin bergerak di ranah literasi media, tetapi di awal abad kedua, SM mencoba menggerakkan beberapa usaha-usaha ekonomi,” terangnya.
Sehingga, dalam kesempatan itu, Deni menjelaskan jika antara SM dengan Thawalib bisa bekerja sama lewat satu unit yang bergerak di sektor pangan maupun ritel-ritel yang lain.
“Maka bisa saja nanti kita akan bersinergi ada satu sub unit pengelolaan bisnis di bawah Perguruan Thawalib yang dia bergerak di sektor pangan, ritel dan kita bersinergi untuk itu. Sehingga pengembangan ritel di Sumatera Barat pusatnya atau distributor centernya di bawah Thawalib. Ini bisa kita kembangkan ke depannya,” tuturnya.
Dalam konteks literasi, Deni menyebut jika banyak bertebaran buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit SM dan saat ini tengah fokus mengangkat kembali tema-tema sejarah. Dirinya turut mendorong jika ada sebuah naskah atau dalam bentuk buku, bisa kembali disinergikan lewat jalur kerja sama publikasi dan penerbitan.
Rombongan Perguruan Thawalib Padang Panjang kali ini setidaknya terdiri 12 orang diantaranya Irwan Natsir (Sekretaris Umum Yayasan Thawalib), Saiful amin (Ketua Yayasan Thawalib), Abrar (Ketua Umum Yayasan Thawalib), Fauzan (Bendahara Yayasan Thawalib), Fahmi (Wakil Sekretaris Yayasan Thawalib), Chandra Yuheri (Kepala Sekolah Tsanawiyah Thawalib), Zulkarnaini (Pimpinan Perguruan Thawalib), Ajisman (Kepala Sekolah Kuliyatul Ulum El Islamiyah Putra), Herman Siregar (Kepala Sekolah Kuliyatul Ulum El Islamiyah Putri)
10. Rezki Maidasmi (Pengawas Asrama), Putri dewi (Kepala Sekolah Tsanawiyah Thawalib Putri), dan Yolanda (Pengawas Asrama Putri).
Dalam sambutannya Ketua Umum Yayasan Thawalib Abrar mengapresiasi kiprah Suara Muhammadiyah yang terus berkiprah sebagai media dakwah Islam. “Begitu banyak media Islam yang telah berguguran ditelan zaman, namun melihat perkembangan Suara Muhammadiyah kita bisa optimis. Semoga ke depan bisa terus menjalin kerja sama,” ungkapnya.
Perguruan Thawalib merupakan Pondok Pesantren tertua di Indonesia yang dikelola dan melahirkan kader maupun tokoh fenomemal seperti Abdul Karim Amrullah hingga Abdul Hamid Hakim. Diharapkan melalui kunjungan ini dapat menjalin silaturahmi dan sinergi antara Suara Muhammadiyah dengan Perguruan Thawalib dalam memajukan pendidikan. Apalagi antara Perguruan Thawalib dan Muhammadiyah memiliki pertautan yang sangat erat sejak era KH Ahmad Dahlan. (Cris/Riz)