PAKISTAN, Suara Muhammadiyah – Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah yang bertugas di Pakistan bersama dengan tim medis Indonesia telah menuntaskan layanan kesehatan bagi warga terdampak banjir di sub distrik Jhuddo, Mirpur Khas, Propinsi Sindh.
Mulai Selasa (18/10) mereka bersama tim medis Indonesia lainnya dari BNPB, Kemenkes, TNI, Polri dan Universitas andalas, berpindah lokasi layanan di Tando Jan Mohammad, sub-district Digri, masih di Mirpur Khas.
Dokter Eva Delsi, Koordinator EMT Muhammadiyah dalam penugasan di Pakistan menyampaikan sejak awal hingga akhir penugasan di sub distrik Juddho berjalan dengan lancar.
Berbagai kegiatan pelayanan medis bersama tim medis Indonesia lainnya dapat dijalankan dengan baik. Personil EMT Muhammadiyah yang semuanya wanita, fokus di pemeriksaan kesehatan bagi warga.
Terkait layanan itu, Eva Delsi menyampaikan, hari terakhir di Juddho, warga begitu antusias datang ke tenda pelayanan.
“Ada sebanyak 416 orang warga yang datang ingin memeriksakan diri,” kata Eva.
Sedangkan sakit yang dikeluhkan oleh warga, menurut Eva, kebanyakan adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), penyakit kulit dan demam.
Terkait dengan kendala di lapangan, menurut Eva bahasa sempat menjadi kendala komunikasi.
“Karena masyarakat lokal menggunakan bahasa Sindh yang berbeda dengan bahasa Urdu, yang lebih dikuasai para translator yang mendampingi tim medis Indonesia,” imbuhnya.
Namun kendala tersebut bisa diatasi dengan bantuan dari dokter setempat dan personil militer Pakistan yang ikut mendampingi tim dari Indonesia.
Perhatikan Penyintas Wanita dan Anak-Anak
Sementara itu dari data laporan pelaksanaan layanan selama ini, wanita dan anak-anak menjadi kelompok warga penyintas yang terdampak signifikan dan banyak memanfaatkan layanan kesehatan yang diberikan.
Salah satu dokter EMT Muhammadiyah yang bertugas di Pakistan ini adalah Aslinar. Spesialis anak yang juga Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Wilayah Aisyiyah Aceh ini banyak fokus terhadap layanan kesehatan terhadap perempuan dan anak.
Menurutnya, setiap hari jumlah pasien perempuan lebih banyak daripada laki laki. “Demikian juga pasien bayi dan anak setiap harinya banyak yang datang berobat ke lokasi pengobatan kami baik di saat berada subdistrik Taluka Juddo, Tando Jan Muhammad dan maupun di lokasi Mirwah,” kata Aslinar.
Ditambahkannya, ada beberapa ibu hamil juga yang datang memeriksakan kehamilannya, tapi lebih banyak yang hadir dengan disertai keluhan sakit misal demam, batuk, pilek.
“Kasus pada bayi dan anak yang paling banyak adalah ISPA disusul dengan keluhan lain berupa diare, sakit perut juga penyakit kulit,” imbuhnya.
Selain dokter anak, Aslinar juga konselor menyusui, maka dia juga memberikan konseling tentang manfaat menyusui dan bagaimana proses menyusui yang tepat.
“Namun tidak adanya ruang tertutup khusus membutuhkan upaya keras untuk meminta mereka menyusui bayinya di depan saya,” ujar Aslinar.
Di antara pasien bayi yang dibawa oleh ibunya, ada yang masih menyusui eksklusif, namun ada juga yang sudah memberikan campuran dengan susu formula atau ada yang tidak menyusui lagi bayinya. (Sapari/Riz)