SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Guna menyambut Hari Santri Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Oktober, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah 23 Surabaya menggelar berbagai kegiatan mulai dari kajian hingga bakti sosial (baksos) untuk membantu korban bencana alam pada beberapa wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur, Jumat (21/10/2022).
Kepala MI Muhammadiyah 23 Surabaya, Dzul Fanny, S.Th.I. menjelaskan, kegiatan tersebut digelar guna memperingati peran besar kaum kiai dan santri dalam perjuangan melawan penjajahan dari bangsa asing serta menumbuhkan empati para siswa untuk peduli terhadap sesama yang tertimpa musibah atau bencana.
“Selain menyambut hari santri, karena juga masih dalam suasana peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, kegiatan tersebut juga diharapkan para siswa dapat meneladani cara hidup Nabi dengan menjalankan sunnah-sunnah beliau”, terang Dzul Fanny.
Masih dengan Dzul Fanny, sebanyak 77 siswa MI Muhammadiyah 23 Surabaya mengikuti kegiatan tersebut dengan memakai sarung dan peci bagi siswa laki-laki sebagai simbol para santri yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
“Kegiatan tersebut kita bagi menjadi dua, dimana untuk kelas 4 sampai 6 berkegiatan di musholla diasuh oleh ustadz Marwah Ahmad, M.Pd.I yang juga merupakan guru MIM 23, sedangkan kelas 1 sampai 3 dilaksanakan dikelas diasuh oleh ustadz Churum Nizar, A.Md.”, tambah Dzul Fanny.
Lanjut Dzul Fanny, selain kajian, MI Muhammadiyah 23 Surabaya juga mengadakan bakti sosial dengan menggalang aksi dompet peduli, dimana setelah donasi terkumpul, Sabtu depan akan dikirim ke Lazismu kota Surabaya untuk didistribusikan kepada para korban yang tertimpa musibah bencana alam pada beberapa wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.
“Sejak kemarin kami menghimbau kepada para guru, karyawan, orang tua, dan siswa untuk menggalang donasi guna membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah bencana alam serta sebagai bagian dari upaya mendidik juga menumbuhkan empati para siswa MI Muhammadiyah 23 Surabaya”, papar Dzul Fanny.
Dzul Fanny berharap, dari rangkaian kegiatan tersebut akan menanamkan kepada para siswa untuk meneladani cara hidup Nabi, menghargai semangat jihad para santri dan tokoh ulama rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta menumbuhkan empati kepada saudara-saudara yang tertimpa musibah bencana alam. (Yuda Panuluh)