MAGELANG, Suara Muhammadiyah – Agama hadir untuk mempermudah manusia dalam menjalani hidup. Melalui perintah dan larangan yang ada dalam ajaran agama, setiap manusia akan ditunjukkan solusi dalam menghadapi persoalan. Oleh karenanya kehadiran agama bukan menjadi beban akan tetapi justru sebaliknya mempermudah manusia dalam menjalani hidupnya. Demikian disampaikan Ketua Bidang Dakwah Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota Magelang Iqbal Wijdani dalam Kegiatan Kajian Teras Tidar yang diselenggarakan pada Minggu 23/10 di Masjid Tanwir Komplek Perguruan Muhammadiyah Jalan Tidar No.21 Kota Magelang, Jawa Tengah.
Syarat agar agama mampu mempermudah kehidupan adalah dengan adanya kemauan untuk memperlajarinya sehingga akan mengetahui tuntunan dan pedoman yang ada didalam ajaran agama itu sendiri. Dalam Islam ada ketentuan terkait ajaran dan tuntunan yang tidak boleh dirubah dalam kondisi apapun karena memang sudah sempurna, manusia harus berusaha melaksanakan ketentuan tersebut secara sempurna pula, tugas berikutnya ketika memang sudah berusaha akan tetapi manusia tidak mampu melaksakannya adalah memohon ampun kepada Allah atas ketidakmampuan tersebut.
Perintah mendirikan sholat adalah sebuah perintah yang tidak boleh dirubah atau ditawar lagi, akan tetapi bentuk gerakan yang ada didalam sholat dapat dirubah sesuai dengan kemampuan manusia. “Ketika sakit sehingga menjadikan manusia tidak mampu melaksanakan sholat dalam gerakan yang sempurna maka sholat dapat dilaksankan dalam posisi duduk atau bahkan dalam posisi tidur, ini adalah bentuk keringanan yang diberikan oleh Allah” katanya.
Iqbal menekankan bahwa melalui ajaran dan tuntunan yang ada didalam Islam, Allah menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesukaran sebagaimana pesan yang terdapat di dalam Al – Qur’an Surat Al Baqarah: 185
“Dua hal yang perlu diperhatikan adalah kaidah – kaidah memahami syariat adalah bersifat permanen akan tetapi kaidah penerapannya tidak bersifat permanen, pemahanan nash atau ayat-ayat syariat adalah domain ulama’ akan tetapi ketika sudah menyangkut aspek penerapannya maka sudah seharusnya merupakan domain bersama antara ulama’ bersama para ahli dibidangnya” tambahnya.
Adanya Ilmu dan kemampuan adalah syarat bagaimana agama mampu hadir untuk mempermudah kehidupan bukan sebaliknya menjadi beban, oleh karenya belajar agama adalah kegiatan yang perlu dilakukan secara terus menerus agar setiap manusia semakin mendekati kesempurnaan dalam menjalankan ajaran agama itu sendiri.
Pengasuh Muhammadiyah Boarding School (MBS) tersebut menambahkan bahwa selain bersyukur terhadap setiap nikmat yang ada, manusia juga dituntut untuk selalu melakukan refleksi terhadap nikmat yang ada selama ini digunakan untuk apa saja, karena nantinya setiap nikmat yang diterima akan dimintai pertanggungjawabannya. “Nikmat sehat sudah digunakan untuk apa, nikmat suasana hati yang nyaman digunakan untuk apa, nikmat hidup bersama orang-orang yang baik digunakan untuk melakukan apa” katanya dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh PDPM Kota Magelang tersebut.
Hadir dalam kegiatan ini Ketua PDPM Wasi’un, perwakilan Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kota Magelang. (Handy/Riz)