MERAUKE, Suara Muhammadiyah – ‘Aisyiyah kembali menjangkau pendidikan di daerah terpencil dengan mendirikan TK ABA Yatomb di Kampung Yatomb, Distrik Waninggap Nanggo, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. TK ABA Yatomb yang berdiri di Halaman Masjid Al-Amin Kampung Waninggap Nanggo ini binaan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Merauke dan merupakan satu-satunya pendidikan usia dini yang ada di Kampung Yatomb.
Hadir dalam peresmian ini adalah Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah; Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Papua Selatan, Wahyu Widayati; Bupati Imelda Mahuze Mbaraka; Wakil Ketua DPRD Kabupaten Merauke, Almar’atus Solikah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Delsiana Gebze; Ketua GOW, Regina Yanggunada; Kepala Distrik Semangga, Robertus Kaize; Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Merauke, Muhammad Jufry Thamrin, serta perangkat kampung.
Sekretaris PP ‘Aisyiyah, Tri Hastuti menyebut bahwa saat ini ‘Aisyiyah telah memiliki 23 Ribu Pendidikan Anak Usia Dini-PAUD dari Sabang hingga Merauke serta memiliki 9 Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah. TK ‘Aisyiyah sendiri disampaikan oleh Tri telah berdiri sejak tahun 1919 sebagai tempat belajar dan bermain anak.
Peresmian TK Aba Yatomb ini menurut Tri merupakan bentuk kontribusi dan kepedulian dari ‘Aisyiyah di bidang pendidikan dimana semua anak-anak memiliki potensinya masing-masing yang harus dikembangkan untuk masa depan bangsa.
“Pentingnya mengapa ‘Aisyiyah Muhammadiyah itu memiliki kepedulian terhadap PAUD karena memang kalo kita bicara tentang PAUD itu adalah anak-anak yang lahir itu memiliki potensi yang luar biasa mereka adalah masa depan bangsa oleh karena itu potensi-potensi itu harus kita optimalkan tentu melalui pendidikan yang terbaik untuk anak-anak,” ungkapnya.
Tri Hastuti menyebut bahwa Komitmen ‘Aisyiyah terhadap pendidikan anak usia dini sebagai usaha dan langkah awal di bidang pendidikan memiliki dasar pemikiran filosofis dan strategis. Pertama, dalam perspektif Islam, anak lahir dalam keadaan fitrah yaitu membawa berbagai potensi kebaikan, yang meliputi potensi-potensi spiritual, intelektual, emosional, sosial, moral, dan psikomotor. “Pendidikan berfungsi menstimulasi potensi dimaksud agar berkembang optimal.”
Kedua, anak usia dini adalah masa usia emas atau golden age, yaitu masa penting untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. “Pada masa golden age ini, anak juga mengalami lompatan perkembangan yang sangat pesat,” ujar Tri.
Ketiga, pada masa usia dini, lingkungan merupakan faktor strategis untuk memberikan stimulasi dalam menanamkan nilai-nilai agama, sosial budaya, dan lingkungan alam melalui pengenalan dan pembiasaan-pembiasaan yang intensif. Keempat, Pembelajaran PAUD akan memperkuat sel-sel otak anak. “Dalam hal ini, setiap rangsangan atau stimulasi yang diterima anak dalam pembelajaran PAUD akan menciptakan suatu sambungan baru , dan memperkuat sambungan yang sudah ada.”
Kelima, melalui pendidikan pada anak usia dini, dapat dijaga dan dikembangkan potensi anak, serta dikembangkan faktor lingkungan yang positif, sehingga mereka menjadi insan yang tumbuh kembang dengan baik dan optimal.
Lebih lanjut, Tri menyampaikan bahwa Taman Kanak-Kanak ‘Aisyiyah hingga kini telah mengabdi selama 100 tahun. Sebagai salah satu amal usaha milik ‘Aisyiyah yang telah tersebar ke seluruh bumi pertiwi Indonesia dan di luar negeri, maka TK ABA Yatomb merupakan modal sosial bagi ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan berkemajuan.
Amal usaha ‘Aisyiyah di bidang pendidikan ini disebut Tri dibangun atas lima karakter pendidikan anak usia dini ‘Aisyiyah yaitu spiritualitas, kebajikan, berkemajuan, nasionalisme, dan perdamaian. Karakter spiritualitas disebut Tri bahwa anak memiliki kesadaran dan penghayatan Ilahiyah yang terekspresikan dalam ucapan-ucapan dan perilakunya.
Karaker kebajikan adalah agar anak terbiasa melakukan dan menebar perbuatan-perbuatan terpuji dan terbaik. “Misalnya menghormati orang tua, suka menolong, suka berbagi dengan sesamanya, suka memberi kepada orang yang meminta dan fakir miskin, ramah, supel dan rendah hati dalam pergaulan, suka menyayangi binatang dan merawat tanaman serta suka menjaga kebersihan lingkungan,” terang Tri.
Karakter selanjutnya adalah berkemajuan. Bahwa anak memiliki semangat untuk belajar, menyukai hal-hal yang baru, suka bertanya tentang apa saja yang dihadapinya, suka berkreasi, berusaha meraih prestasi dan unggul, serta percaya diri dan mandiri.
Terdapat juga karakter nasionalisme. Anak merasa bangga dirinya sebagai warga negara atau orang Indonesia, menyukai Indonesia sebagai tanah airnya, ingin tahu tentang variasi kehidupan di Indonesia, bersemangat apabila bercerita tentang Indonesia, dan berani menegakkan kebenaran dan kebaikan.
Karakter terakhir adalah perdamaian. Dalam karakter ini anak tumbuh menjadi jiwa yang suka berteman, tolong menolong, dan bersikap positif. Sikap positif ini menurut Tri ditunjukkan dengan bergaul bersama anak-anak dari berbagai suku dan agama, menghargai keyakinan agama teman dan orang lain. “Akan tetapi tetap istiqamah terhadap agama yang dianutnya untuk mewujudkan ketenangan, ketentraman, dan keamanan.”
Sementara itu, Imelda Carolina Laode Mbaraka sebagai ketua PAUD Kabupaten Merauke mengapresiasi para anggota ‘Aisyiyah yang telah meresmikan TK Aba Yatomb dan telah peduli terhadap pendidikan anak-anak di Kabupaten Merauke
“Apresiasi kepada ibu-ibu ‘Aisyiyah yang telah bekerja dengan hati, karena benar-benar bahwa dengan kehadiran ibu-ibu di Kabupaten Merauke kita di ufuk timur ini benar-benar kehadiran ibu-ibu semua bisa menyingkirkan kegelapan yang ada di sini khususnya dalam bidang pendidikan, terimakasih sekali,” ungkap Imelda Carolina Laode Mbaraka di TK ABA Yatomb.
Imelda Carolina Laode Mbaraka menambahkan pihaknya akan mendukung dan memberi perhatian kepada TK Aba Yatomb dan berharap proses belajar mengajar dapat berjalan baik sehingga dapat menjadi bagian dari agen perubahan Sumber Daya Manusia menuju bangsa Indonesia yang lebih sejahtera. (Suri)