GOWA, Suara Muhammadiyah – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Prof Hamdan Juhanis mengukuhkan Andi Syukri Syamsuri sebagai Guru Besar Ilmu Linguistik.
Pengukuhan digelar di Gedung Auditorium Kampus II UIN Alauddin, Jl HM Yasin Limpo, Kabupaten Gowa, Senin, 31 Oktober 2022.
Prof Andis lahir di Wajo, 26 Juni 1971. Pendidikan dasar ditempuhnya di SDN 29 Bontouse, Wajo pada tahun 1994. Ia menamatkan bangku SMP di SMPN Tanasitolo tahun 1987, saat ini ia tercatat sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni sekolah tersebut. Sementara pendidikan menengah atas diselesaikannya di Sekolah Pendidikan Guru Negeri (SPGN) Sengkang tahun 1990.
Pendidikan Diploma III diselesaikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah Bugis IKIP Ujung Pandang tahun 1994. Gelar Sarjana diperolehnya dari jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar juga pada tahun yang sama, saat itu ia kuliah di D3 IKIP dan S1 Unismuh pada waktu bersamaan.
Gelar Magister diraihnya dari Jurusan Bahasa Indonesia Universitas Hasanuddin tahun 1997. Ia menyelesaikan pendidikan S3 pada Program Studi Linguistik (Bahasa Indonesia) Universitas Hasanuddin tahun 2006.
Andis mengawali karir dosen, di Universitas Muhammadiyah Makassar, sebagai dosen Yayasan pada tahun 1995-1999. Selanjutnya ia terangkat sebagai Dosen PNS di Fakultas Adab UIN Alauddin sejak tahun 2021.
Meski berkiprah di UIN Alauddin, ia tetap mengabdi di Unismuh Makassar. Andis menjabat Wakil Dekan I FKIP Unismuh (2001-2006), Dekan FKIP Unismuh (2006-2016), dan Wakil Rektor II Unismuh (2016-2024).
Sebelum ditetapkan sebagai Guru Besar melalui SK Mendikbudristek nomor 54119/MPK.A/KP.07.01.2022, Andis telah menulis belasan 19 buku, dan puluhan artikel pada jurnal ilmiah bereputasi nasional maupun internasional.
Ketekunannya menapak karir akademik, tidak membuat dirinya meninggalkan hobi berorganisasi yang ditekuninya sejak pelajar. Ia tercatat sebagai pengurus di puluhan organisasi, antara lain Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Sulsel, ICMI Orwil Sulawesi Selatan, PGRI, Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Pengurus Pusat Kesatuan Masyarakat Wajo (Kemawa), Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Provinsi Sulawesi Selatan dan sejumlah organisasi lainnya.
Neologisme Berbahasa selama Pandemi COVID-19
Bahasa terus berubah, berkembang, dan beradaptasi dengan kebutuhan penggunanya. Setiap tahun, kata-kata baru diciptakan dan arti baru ditambahkan ke kata-kata yang sudah ada. Kata-kata itulah yang disebut sebagai neologisme.
Fenomena munculnya neologisme juga terjadi pada masa pandemi Covid-19. Hal itu terlihat dari munculnya beragam konsep, istilah, atau kosakata baru di masyarakat. Penggunaan istilah atau konsep baru ini menunjukkan adanya perkembangan dan dinamisasi bahasa selama pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Andi Sukri Syamsuri, dalam Pidato Pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap Bidang Linguistik UIN Alauddin Makassar, di Gedung Auditorium Kampus II UIN Alauddin, Jl HM Yasin Limpo, Kabupaten Gowa.
Pidato pengukuhan Andis, sapaan akrab Andi Sukri Syamsuri, berjudul “Neologisme Linguistik di Masa Pandemi Covid-19: Studi Kasus Di Indonesia Dan Malaysia”.
Menurutnya, pada masa pandemi Covid-19, penggunaan istilah atau konsep baru banyak bermunculan untuk mengatasi masalah kesenjangan linguistik dalam menyebarkan informasi ilmiah dan menjadi sarana yang menjembatani komunikasi antara profesional dan orang awam.
Dalam kondisi inilah, kata Andis, neologisme muncul sebagai dimensi komunikatif yang sangat penting. “Ini penting untuk menyampaikan informasi sebanyak mungkin kepada setiap individu dan tidak hanya pada satu komunitas,” ujar dosen Fakultas Adab UIN Alauddin ini.
Ia melanjutkan, fenomana neologisme di Indonesia dan Malaysia pada masa pandemi Covid-19 lebih dominan berakar dari istilah medis yang sebelumnya tidak diketahui oleh orang awam.
Bentuk neologisme di Indonesia dan Malaysia pada masa pandemi Covid-19 banyak diadopsi dari WHO, yang banyak memunculkan neologisme dalam bahasa Inggris selama wabah Covid-19.
Ia mencontohkan istilah dari WHO pada awal-awal kasus pandemi di Indonesia, seperti lockdown, social distancing, dan lain sebagainya, tanpa melalui proses alih bahasa ke bahasa Indonesia.
“Berbagai bentuk neologisme yang muncul di Indonesia dan Malaysia tidak terlepas dari adanya kesenjangan konseptual dan terminologis untuk menjelaskan fenomana Covid-19 kepada masyarakat,” jelas Prof Andis, yang juga merupakan Wakil Rektor II Unismuh Makassar.
Dihadiri Puluhan Tokoh dan Testimoni
Puluhan tokoh menghadiri Pengukuhan Guru Besar Andi Sukri Syamsuri. Pengukuhan guru besar Andi Sukri Syamsuri dilakukan oleh Rektor UIN Alauddin Prof Hamdan Juhannis, dilanjutkan dengan pengalungan tanda jabatan guru besar oleh Ketua Dewan Guru Besar UIN Alauddin Prof Musafir Pababbari. Prosesi tersebut didampingi Ketua Senat UIN Alauddin Prof Qadir Gassing.
Dalam sambutannya, Rektor UIN Alauddin Prof Hamdan Juhannis memberikan tiga pesan kepada Prof Andis.
Pertama, ia berpesan agar Prof Andis senantiasa berupaya menyederhanakan kerumitan kehidupan dengan teori keilmuan, jangan sebaliknya. Kedua, kata Prof Hamdan, penggunaan istilah diperlukan untuk memahami kehidupan, bukan untuk salah paham terhadap kehidupan.
Ketiga, nurani tidak pernah berbohong. “Lakukan apa yang menurut saudara benar. Lakukan yang menurut nurani anda benar. Apapun yang saudara lakukan pasti akan dikritik,” ujarnya.
Selain sebagai dosen UIN Alauddin, Prof Andis merupakan Wakil Rektor II Unismuh Makassar. Tak heran, jika keluarga besar Unismuh Makassar membanjiri Auditorium UIN Alauddin. Rektor Unismuh Prof Ambo Asse, para Wakil Rektor, Dekan dan segenap civitas akademika memenuhi Auditorium UIN Alauddin.
Selain tamu dari Unismuh, sejumlah tokoh tampak hadir dalam pengukuhan Prof Andis, antara lain Bupati Wajo Dr Amran Mahmud, Wakil Ketua DPRD Wajo, Koordinator Karir Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Direktorat Sumber Daya – Ditjen Diktiristek Iwan Winardi MPd, serta sejumlah Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta.
Pimpinan perguruan tinggi yang hadir dalam pengukuhan ini, antara lain Rektor UM Malang Dr Fauzan, Rektor UM Surakarta Prof Sofyan Anif, Rektor Unimuda Sorong Dr Rustamadji, Rektor UM Papua Prof R Partino, Rektor UM Gorontalo Prof Abd Kadim Masaong, Rektor UM Sorong (UNAMIN) Dr Muhammad Ali, Rektor Universitas PGRI Madiun Prof Pardji, Rektor Universitas Fajar Dr Mulyadi Hamid, dan beberapa Rektor PTMA di Sulawesi Selatan.
Selain dihadiri para tokoh secara langsung, sejumlah tokoh nasional dan lokal juga memberikan video testimoni. Tampak testimoni dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Bupati Wajo Amran Mahmud, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, dan Anggota DPR RI Fraksi PAN Yuliani Paris.
Selain itu, sejumlah rektor juga memberikan testimoni, yakni Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Dr Fauzan, Rektor Unimuda Sorong, Rektor UM Papua, dan Rektor UM Papua. Akademisi dari Universitas Tanjung Pura Prof Martono, dan akademisi UTHM Malaysia Dr Nor Shela Binti Saleh.
Bukan hanya itu, ratusan karangan bunga juga tampak memenuhi kampus UIN Alauddin. Hal itu menunjukkan luasnya radius pergaulan dan jaringan Prof Andis.