JEPARA, Suara Muhammadiyah – Suara Muhammadiyah menggelar Grand Launching Koperasi Unit Desa Mart (KUD Mart) yang berlangsung meriah dengan penampilan musik Tradisional, Jum’at (4/11/2022). KUD Mart merupakan pengembangan sayap bisnis dari Logmart yang dikelola oleh Koperasi berbasis jamaah dan masyarakat secara umum.
Hadir langsung Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media/ Suara Muhammadiyah, Deni Asy’ari, Ketua Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) M Sutrisno, Camat Kembang Anwar Sadat, Polsek, Puskesmas, Ketua KUD Margorahayu Ahmadi, serta warga masyarakat sekitar.
Ahmadi mengungkapkan bahwa hadirnya KUD Mart bertujuan agar lebih dekat dengan masyarakat. Ahmadi bersyukur dapat bermitra dengan Logmart Pusat karena sesuai dengan prinsip syariah. “Maka mohon doanya agar bisnis ini berkah,” tuturnya.
Camat Kembang Anwar Sadat mengapresiasi KUD Mart yang jadi toko modern pertama di Kecamatan Kembang. Saya sangat mendukung Outlet yang berada di lokasi strategis, dekat dengan rumah dinas dan Kantor Desa Jinggotan, Kecamatan Kembang.
Dalam memberikan sambutannya, Deni menuturkan bahwa KUD Mart ini merupakan manifestasi dari bisnis ritel yang berjejaring. Bisnis ritel KUD Mart itu menjadi bagian dari jejaring bisnis Logmart. Di mana perjalanan bisnis tersebut telah resmi dibuka dan ditumbuh-kembangkan sejak 2 tahun yang lalu. Dan hingga kini sudah tersebar di Pulau Jawa dengan memiliki sebanyak 96 gerai ritel.
“KUD Mart ini adalah model bisnis ritel yang kita kelola dalam bentuk jejaring atau berbasis kelompok, berbasis komunitas atau dalam Islam berbasis Jama’ah. Karena kita meyakini bahwa kita sebagian umat dan masyarakat masih berada pada sektor konsumen di dalam peta bisnis secara nasional,” tuturnya.
Deni mengatakan, KUD Mart di Kecamatan Kembang ini menjadi yang pertama hadir di Wilayah Jepara, Jawa Tengah. “Kami punya 95 gerai namanya Logmart semuanya, tapi khusus di Kembang Jepara permintaanya tidak menggunakan Logmart, kita acc demi tumbuh dan berkembangnya ritel yang dikelola masyarakat dengan nama KUD Mart,” ujarnya.
Dengan hadirnya KUD Mart tersebut, Deni mengharapkan mampu memberikan secercah inspirasi kepada semua masyarakat. Yang bersamaan dengan hal itu, dapat melahirkan komunitas-komunitas masyarakat yang memiliki kesadaran untuk mengembangkan gerakan ekonomi secara kolektif dan secara mandiri.
“Ini menunjukan bahwa sesungguhnya semangat kolektivisme, semangat kita berkelompok mengelola ekonomi ini sebenarnya masih kuat di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, harapan kami KUD Mart jangan hanya ini saja, jangan hanya satu saja kemudian selesai. Harapan kita adalah ini yang pertama dan nanti akan menyusul KUD Mart-KUD Mart yang lainnya atau dengan jenis nama lainnya yang ada di Kecamatan Kembang ini,” katanya.
“Sehingga ke depan, di kecamatan ini kita bisa mendirikan distributor center yang akan menyuplai ke seluruh ritel dan toko-toko kelontong yang di miliki masyarakat kita,” sambungnya.
Deni meyakini bahwa untuk berkompetisi dalam menandingi oligarki ekonomi, bukan dipandang dari sisi kekayaan secara personal atau perseorangan. Melainkan sebuah komunitas, kelompok, dan jamaah yang bersungguh-sungguh dan berikhtiar dalam mengelola dan menggerakan gerakan ekonomi secara berkelanjutan di masa depan.
“Maka KUD Mart ini, adalah isyarat yang telah ditunjukan oleh Surat as-Shaff [61] ayat 4. Sebuah gerakan ekonomi yang sudah kita wujudkan dalam bentuk gerakan berbasis komunitas, kelompok, dan masyarakat,” tukasnya.
Deni mengingatkan, bahwa dalam mengelola dan menjalankan bisnis ini, tidak hanya bisa dilandasi oleh kesadaran dari pengelola dan kesadaran dari manajemen semata, tetapi juga perlu adanya kesadaran kolektif dari elemen masyarakat sekitarnya.
Deni menceritakan unit bisnis ekonomi seperti Alfamart, Indomaret, dan lain-lain, jumlahnya sekitar 18 ribuan di seluruh Indonesia. Pada tahun 83, usaha ini hanya usaha kecil yang ada di garasi mobil berada di Pulau Kalimantan. Dan pemilik dari bisnis tersebut melakukan ikhtiar secara sungguh-sungguh dan berkolaborasi dengan masyarakat, kini binis tersebut telah malang melintang menujukan kesuksesan luar biasa.
“Maka oleh karena itu, saya ingin meyakinkan bahwa ini permulaan. Kita bisa sangat yakin dan optimis jika model kita dikelola oleh masyarakat dengan berbasis komunitas, kita lebih unggul dari mereka. Karena mereka mempunyai modal yang besar, tetapi mereka tidak punya masyarakat, komunitas, dan jamaah yang besar. Kita memang tidak punya modal yang besar, tetapi kita memiliki masyarakat, komunitas, dan jamaah yang besar. Maka jamaah yang besar, komunitas yang besar, kita harapkan menopang bisnis yang dikelola oleh masyarakt kita sendiri,” katanya.
“Mari pada kesempatan ini, saya mengajak kepada bapak dan ibu semua, mari kita bela dan beli produk warga dan usaha kita sendiri,” tutupnya. (Rpd/Cris)