PADANG PANJANG, Suara Muhammadiyah – Sebagai ulama yang mengagumi sosok Buya HAMKA, Ustadz Abdul Somad (UAS) mengungkapkan bahwa banyak hal yang mesti diteladani dari kehidupan serta semangat juang Buya HAMKA dalam mensyiarkan agama Islam. UAS juga menyampaikan arti pentingnya pendidikan di Pondok Pesantren karena menurutnya, Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan paling efektif dalam mendidik dan menjaga generasi muda agar mampu menjadi pemuda-pemuda harapan bangsa yang kelak melanjutkan estafet kepemimpinan Bangsa Indonesia. Hal ini disampaikan UAS tatkala memberikan tausyiah dalam safari dakwahnya dihadapan ratusan santri Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang, Jumat malam (04/11).
“Bersyukurlah adik-adik dapat menimba ilmu di Pondok Pesantren yang telah diwariskan oleh Buya HAMKA ini. Keteladanan, ketawaddukan serta semangat juang beliau mesti menjadi panutan bagi adik-adik. Adik-adik adalah harapan bagi masa depan Indonesia. Di sini adik-adik mesti mampu membangun karakteristik yang baik sehingga adik-adik mampu akan menjadi insan yang berguna bagi nusa dan bangsa kita,” ungkapnya.
Dilanjutkannya bahwa santri Pondok Pesantren Kauman mesti belajar dari keikhlasan yang telah ditunjukkan oleh Buya HAMKA, meskipun kata beliau Buya HAMKA difitnah, dipenjara tapi jauh di dalam lubuk hati beliau tidak ada sifat dendam sama sekali.
“Keikhlasan dan tak ada dendam pada diri HAMKA menjadikan beliau sebagai sosok panutan umat. Semua beliau lakukan karena ketawaddukan beliau, kejernihan pikiran beliau yang membuat hatinya selalu terjaga dari kebencian dan rasa dendam. Tirulah keteladanan tersebut, semoga kelak lahir HAMKA berikutnya di Pondok Pesantren ini,” harapnya.
Mengangkat tema ” HAMKA : Membangun Fikiran, Mengasah Perasaan, dan Mengokohkan Perjuangan” UAS menceritakan beberapa kisah inspiratif yang dilakukan oleh Buya HAMKA selama hidup beliau. UAS juga menekankan pentingnya bagi santri Kauman mempelajarinya lewat kitab Al Azhar, lembaga hidup. Semua karya-karya HAMKA menurutnya mesti dijadikan referensi dalam proses perjalanan hidup ini.
Sementara mudir Pondok Pesantren Kauman, Dr. Derliana dalam sambutannya mengatakan bahwa sejarah pendirian Pondok Pesantren Kauman berawal dari Tabligh School sampai bertrasformasi menjadi Kulliyatul Muballighien. Derliana juga menyampaikan usia Pondok Pesantren Kauman sudah menginjak usia 94 tahun, dan sudah melahirkan banyak prestasi Nasional dan Internasional.
“Kalau dilihat dari sejarah pendirian, pondok kita sudah memasuki usia 94 tahun. Usia yang tentu saja tidak tergolong muda untuk sebuah lembaga pendidikan swasta. Tentu prestasi sudah banyak juga diraih, baik itu skala Nasional dan Internasional,” jelasnya.
Ditambahkannya bahwa kegiatan ini menjadi jalan bagi santri untuk membuka cakrawala serta cita-cita agar tidak lelah dan mudah menyerah dalam menuntut ilmu. Kegiatan yang juga dihadiri oleh walikota Padang Panjang, Pimpinan Daerah Muhammadiyaha, Wakil Walikota Solok, dan puluhan undangan berjalan selama dua jam di Aula Buya AR Sutan Mansyur.
Diakhir acara UAS berpesan bahwa saat ini pondok pesantren sedang proses pembangunan asrama putra bernilai 13,5 Miliyar Rupiah. Untuk itu beliau mengajak kepada seluruh masyarakat agar berpartisipasi dalam investasi akhirat dengan menyalurkan infaq, sedekah terbaiknya kepada Pondok Pesantren, agar pembangunan asrama segera dapat diselesaikan.
“Kepada masyarakat kami menghimbau untuk senantiasa berpartisipasi dalam investasi akhirat. Salurkanlah infaq, sedekahnya untuk pembangunan asrama ini. Nanti Allah SWT pasti akan balas dengan rezki yang berlipat ganda dan juga hal ini menjadi tabungan bagi kita diakhirat kelak. Salah satu bentuk amalan yang tidak akan terputus sampai akhirat kelak adalah sedekah Jariyah. Jadikanlah bantuan bapak ibu sebagai bentuk upaya bapak ibu dalam berfastabiqul Khairat,” tutupnya. (JE Darwis/Rpd)