SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sidang Pleno I Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 yang digelar pada 6 November 2022 di Auditorium Djazman, Universitas Muhammadiyah Surakarta membahas empat materi Muktamar dan tanggapan terhadap materi Muktamar oleh anggota Muktamar. Dr. Siti Noordjannah Djohantini, MM., M.Si, Ketua Umum Pimpinan ‘Aisyiyah mengungkapkan, Sidang Pleno I sudah mulai membahas materi muktamar yang meliputi: Laporan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Periode 2015-2022, Program ‘Aisyiyah Periode 2022-2027, Risalah Perempuan Berkemajuan, dan Isu-isu Strategis dalam konteks Keumatan, Kebangsaan, dan dan Kemanusiaan Universal.
Terkait Laporan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Periode 2022-2027, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah telah menjalankan amanah Muktamar ke-47 dengan ikhtiar yang kuat. Noordjannah bersyukur, selama 7 tahun ini, tidak ada yang menghalangi semangat dakwah ‘Aisyiyah dari Pusat hingga tingkat Ranting, meskipun dihadapkan pada situasi pandemi. Bahkan,
Noordjannah mengungkapkan, gerakan ‘Aisyiyah begitu masif mengatasi dampak pandemi di seluruh Indonesia bahkan di beberapa negara melalui keberadaan Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah. Noordjannah pun mengungkapkan luasnya jangkauan kontribusi ‘Aisyiyah. Ia mencontohkan, kehadiran ‘Aisyiyah menebar kemanfaatan bagi masyarakat hingga tempat yang jauh di daerah 3T.
Dalam kesempatan tersebut, Noordjannah juga menyampaikan terima kasih kepada para penggerak dakwah ‘Aisyiyah, “Kami ingin menyampaikan terima kasih kepada penggerak ‘Aisyiyah dari usia muda hingga senior yang telah berjibaku, sebuah sinar mutiara yang tidak boleh padam, sebuah pergerakan yang harus nyata keberadaannya, membumikan islam rahmatan lil alamin dalam kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.”
Adapun Program ‘Aisyiyah Periode 2022-2027, Noordjannah menjelaskan, telah dipetakan program yang harus menjadi program prioritas. Ia memberikan catatan penting, bahwa program ‘Aisyiyah mendatang harus tepat sasaran sehingga akan memberi kontribusi nyata bagi persoalan di kehidupan secara nasional dan global. Penerima manfaat dakwah ‘Aisyiyah, ungkap Noordjannah, bersifat heterogen dari berbagai latar belakang. Ia menyebut juga pentingnya masyarakat milenial sebagai bagian penting dari dakwah ‘Aisyiyah, “Bagaimana menjadikan para milenial sebagai kelompok yang memiliki memiliki potensi besar sebagai generasi yang kuat dan mampu bersaing dengan negara yang lain.” Noordjannah juga berpesan sekaligus menyampaikan motivasi, “Aisyiyah ke depan harus lebih maju, kecepatannya harus tiga kali lebih cepat dari dinamika yang telah diusahakan periode ini.”
Dalam Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 ini, juga akan menghasilkan Risalah Perempuan Berkemajuan. Noordjannah menjelaskan, bahwa Risalah Perempuan Berkemajuan merupakan dokumen pandangan ideologis persyarikatan Muhammadiyah ‘Aisyiyah tentang perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Pemikiran ‘Aisyiyah tersebut merupakan reorientasi gagasan dan kepeloporan ‘Aisyiyah untuk memajukan perempuan secara inklusif tanpa melihat latar belakang suku, ras, maupun agama untuk mewujudkan kehidupan perempuan yang lebih baik. Risalah Perempuan Berkemajuan, ungkap Noordjannah, mengandung nilai, konsep, cara berpikir, dan komitmen bagaimana ‘Aisyiyah melalui dokumen ini menjadikan pandangan Islam Berkemajuan sebagai dasar dalam menghadirkan perempuan yang berkemajuan.
Selain itu, pada Muktamar ‘Aisyiyah kali ini, telah menetapkan 10 isu strategis. Noordjannah berharap, isu strategis ini bukan hanya berlaku bagi ‘Aisyiyah, “Kami ingin mengajak bahwa ada hal penting yang menjadi perhatian bersama oleh seluruh komponen bangsa. Jika diselesaikan bergandengan tangan, akan mewujudkan kehidupan yang lebih baik. (Rpd)