YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta patut berbangga diri hari ini (9/11) karena telah berhasil kembali menambah jumlah Guru Besarnya yaitu Prof Dr Suparman, MSi, DEA di bidang Matematika Terapan dan Prof Dr Rully Charitas IP, SSi. MPd di bidang Pendidikan Matematika. Tidak hanya itu, UAD juga mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas capaian Prof Dr Rully Charitas IP, SSi. MPd yang berhasil menyandang predikat Guru Besar Pendidikan Matematika Termuda.
Dalam pengukuhan Guru Besar yang berlangsung di Amphitarium Kampus Terpadu UAD ini, Suparman menyampaikan pidato Guru Besarnya yang berjudul ‘Penerapan Reversible Jump Markov Chain Monte Carlo pada Pemodelan Bayesian Hirarki Bedimensi Variabel’. Dirinya berharap, apa yang ditulisnya tersebut mampu berkontribusi pada riset nasional yang berfokus pada Teknologi Informasi dan Komunikasi pada tema riset pengembangan sistem berbasis kecerdasan buatan.
Sedangkan Rully Charitas membawakan pidato pengukuhan Guru Besar dengan Judul ‘Ethno-Realistic Mathematics Education: Pembelajaran Matematika Realistik Berkonteks Budaya Indonesia’. Teori Ethno-Realistic Mathematics Education atau E-RME merupakan gabungan dari teori Realistic Mathematics Education dan Ethnomathematics. Rully mengharapkan dengan penggabungan keduanya, pembelajaran Matematika bisa lebih mengeksplorasi siswa dalam upaya memahami konsep Matematika sesuai dengan strategi dan level berpikir siswa.
“Selain itu, diharapkan siswa dapat memiliki nilai-nilai sosio kultural yang dapat diresapi untuk membangun karakter dan etika siswa sebagai pengguna matematika,” jelas Rully.
Rektor UAD Dr Muchlas MT mengatakan bahwa UAD harus merasa bangga atas capaian salah satu Guru Besar yaitu Prof Dr Rully Charitas IP, SSi. MPd yang dianugerahi predikat sebagai Guru Besar Pendidikan Matematika Termuda oleh MURI. Menurut Muchlas, apa yang dilakukan oleh kedua Guru Besar yang baru dikukuhkan tidak hanya membukttikan bahwa untuk mencapai level keilmuan tersebut tidak hanya membutuhkan karya akademik saja namun juga spirit pantang menyerah, ketekunan dan kesabaran yang tinggi.
“Sehingga jabatan Guru Besar tidak membuat berhenti untuk menelurkan karya-karya akademik lainnya. Karya-karya yang dapat bermanfaat bagi pengembangan illmu pengetahuan dan memberikan solusi bagi berbagai permasalahan kemanusiaan.”
Selain itu, Muchlas juga mengharapkan kedua Guru Besar dapat mengawal berbagai riset yang dilakukan di UAD agar mampu memberikan impact factor yang tinggi. Tidak hanya dalam bidang ilmu yang ditekuni namun juga yang berkaitan dengan hajat ummat secara lebih luas.
Penyerahan Rekor MURI kepada UAD dan Prof Dr Rully Charitas IP, SSi. MPd diwakili oleh Andre Purwandono selaku Senior Customer Relations Manager. Dirinya mengakui bahwa capaian yang didapatkan oleh Rully Charitas bukanlah hal biasa. Di usia 35 tahun, Rully telah berhasil meraih jabatan akademik sebagai Guru Besar, lebih-lebih di bidang keilmuan yang tidak selalu mudah untuk dipelajari oleh banya orang. (Th)