Semangat Bermuhammadiyah

Menangkap Makna Lambang Muhammadiyah

Warga Muhammadiyah Foto Istimewa/SM

Semangat Bermuhammadiyah

Oleh: Abas Karta

Rencananya muktamar Muhammadiyah ke 48 akan diselenggarakan di kota Solo Surakarta pada tanggal 18 – 20 Nopember 2022 tinggal menghitung hari. Sejak berdirinya dikota guded kauman Jogya 18 Nopember 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah telah mencapai tahapan usia yang tak lagi muda. Diusia yang ke 110 tahun ini melebihi usia berdirinya republik Indonesia yang lahir pada 1945.

Tentu tak perlu dipertanyakan lagi sumbangsih Muhammadiyah dalam mengisi menghiasi dan memaknai perjalanan nilai – nilai semangat kebangsaan. Tak perlu mengajari meragukan semangat nilai – nilai Kebangsaan – Nasionalisme yang dimiliki oleh Muhammadiyah. Semuanya telah teruji dengan usia yang telah mencapai 110 tahun lamanya. Sebuah perjalanan pengabdian yang penuh dengan dinamika politik ideologi kebangsaan.

Beberapa tokoh Muhammadiyah tercatat dalam lembaran sejarah kebangsaan sebagai pahlawan Nasional antara lain. KH Ahmad Dahlan, Ir Soekarno, Jenderal Sudirman, KH Mas Mansyur, Ki Bagus Hadikusumo, Buya Hamka, Kasman Singodimejo, Abdul Kahar mudzakir, Adam Malik, Fatmawati, Abdurahman Baswedan, Djuanda Kartawijaya, Soetomo, Fakhrudin, Otto Iskandardinata, Nani Waterbone, Gatot Mangkrupraja, Andi Sultan Daeng Radja, dan Tengku H Muhammad Hasan

Ini menandakan bahwa kehadiran Muhammadiyah tidak akan terlepas dari semangat keIndonesian semangat Nasionalisme. Namun Muhammadiyah sejatinya tak pernah mengklaim bersuara lantang paling memiliki keIndonesiaan.Paling Nasionalisme paling NKRI paling Pancasilais. Namun Muhammadiyah menempatkan diri pada nilai – nilai pengabdian pada konsepsi semangat kebersamaan sesama anak bangsa lainnya. Dalam perspektif keagamaan menempatkan pada semangat spritual nilai – nilai ummatan wasathan / islam wasithiyah yang rahmatan lil alalamin.

Semangat pengabdian ini dapat terlihat dengan banyaknya hingga ribuan jumlahnya unit amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah dari sabang hingga marauke. Itu semua sebagai cerminan aktivitas sosial keagamaan yang dimiliki oleh Muhammadiyah. Berpijak berlandasan pada semangat tauhid murni berpegang teguh pada Al Qur’ an dan As Sunah. Dengan diiringi oleh semangat watak tajdid ( pembaharu) yang menjadi akar kekuatan Muhammadiyah dalam memahami memecahkan persoalan problem masalah keumatan.

Apa sesungguhnya yang menjadi kekuatan landasan Muhammadiyah hingga tetap berdiri kokoh hingga saat ini, sampai diusia yang ke 110 tahun dan menjadi organisasi dibidang dakwah dan pendidikan terbesar didunia muslim islam. Serta menjadi contoh dunia muslim islam sebagai organisasi islam modern.

Hemat penulis kekuatan Muhammadiyah terletak pada wasiat yang telah diwarisakan dipesankan oleh pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan terhadap kader Muhammadiyah. Pesan KH Ahmad Dahlan pertama aku titipkan Muhammadiyah kepadamu. Kedua, hidup-hidupilah Muhammadiyah, dan jangan mencari-cari kehidupan di dalam Muhammadiyah. Dan yang ketiga, menjadi apa saja kembalilah ke Muhammadiyah.

Pesan KH Ahmad Dahlan inilah yang menjadi jiwa roh semangat kader dalam berMuhammadiyah. Semangat berdakwah semangat pengorbanan dalam keiklasan beramal ibadah habluminallah – habluminnas dalam bingkai semangat spritual amar makruf nahi mungkar. Besarnya Muhammadiyah adalah semangat spritual perjuangan keikhlasan tanpa pamrih…

Abas Karta, kader Muhammadiyah dan Ketua Hukum HAM PDM Tubaba

Exit mobile version