YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah memang sejak awal lebih fokus berkonsentrasi menjadi gerakan dakwah yang menyebarluaskan dan memajukan ajaran Islam untuk masyarakat melalui koridor dakwah seni budaya. Dilakukan lewat media pendidikan, tabligh, aktivitas Ortom, berbagai lomba, pentas seni, dan sebagainya. Sampai saat ini, pengembangan dakwah seni budaya terus digelorakan oleh Muhammadiyah sebagai media alternatif untuk menyebarluaskan ajaran Islam.
Itulah sebagaimana yang tampak pada Malam Apresiasi Seni 2022, Jumat (11/11) yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta. Kegiatan ini sebagai rangkaian dari mata rantai syiar Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke 48. Puncak acara tersebut diselenggarakan di Gedung Grha Ibnu Sina SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta Jalan Kapas No. 7, Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Tampak yang hadir pada kegiatan malam hari itu antara lain, Ketua PDM Kota Yogyakarta, Drs H Akhid Widi Rahmanto, Anggota DPD RI Provinsi DIY sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah, Drs H Muhammad Afnan Hadikusumo, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarya, Prof Dr Ir Gunawan Budiyanto, MP., IPM, Tyasning HS, Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, Ketua PCM/PCA Se Kota Yogyakarta, Ketua Ortom, Kepala Sekolah SD-SMA Muhammadiyah se Kota Yogyakarta, dan seluruh tamu undangan lainnya.
Menurut Akhid, dengan dilaksanakannya rangkaian kegiatan tersebut menunjukkan bahwa Persyarikatan Muhammadiyah tidak anti seni budaya, tetapi mampu menunjukkan kolaborasi yang apik dalam misi menyebarluaskan ajaran Islam.
“Ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah tidak anti seni budaya. Muhammadiyah betul-betul bisa memanfaatkan dan bekerja sama dengan seni budaya,” katanya saat di wawancarai Suara Muhammadiyah.
Dalam kegiatan tersebut, disajikan penampilan karya-karya seni budaya yang luar biasa perwakilan dari beberapa sekolah. Seperti Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta menampilkan karya filmnya berjudul “Selendang”, dendang lagu Lir Ilir dari SD Muhammadiyah Sagan, dan tentunya masih banyak lagi penampilan-penampilan luar biasa. Tidak hanya itu saja, kegiatan ini juga dikemas berbeda dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, yakni dari segi penampilan.
Tampak jajaran Pimpinan PDM Kota Yogyakarta mengenakan baju adat yang menggambarkan eksistensi kecintaan terhadap budaya bangsa. Ini menegaskan bahwa kegiatan tersebut mampu menyalakan suluh kesenian budaya daerah. Karenanya, kegiatan ini juga dikemas dengan pemberian penghargaan kepada pejuang-pejuang persyarikatan yang telah berkontribusi berjuang dalam menghidupkan denyut nadi kesenian budaya sekaligus menjalankan roda persyarikatan untuk memajukan umat dan bangsa.
“Ini merupakan hal yang baru di PDM Kota Yogyakarta, Mudah-mudahan ke depan kita bisa selenggarakan kembali. Sehingga semua kegiatan baik yang terkait dengan Muktamar ataupun kegiatan-kegiatan yang rutin di persyarikatan menjadi lebih menggembirakan dan membahagiakan terutama untuk kepentingan umat dan bangsa,” ujarnya kepada Suara Muhammadiyah.
Di samping itu, Afnan menegaskan pihaknya sangat mengapresiasi kerja keras dari PDM Kota Yogyakarta. Hal itu karena mampu menyelenggarakan acara semeriah dan spektakuler yang dikemas dengan apik dengan mengombinasikan seni budaya. Utamanya dalam tajuk pemberian apresiasi seni bagi warga persyarikatan Muhammadiyah.
“Saya mengapresiasi PDM Kota Yogyakarta bisa menyelenggarakan acara yang sebesar ini tentunya tak terlepas dengan dukungan dari berbagai pihak,” tuturnya.
Menurutnya, senada dengan ungkapan Akhid, bahwa Muhammadiyah tidak anti seni dan tidak anti budaya. Karena seni dan budaya dalam Muhammadiyah dipergunakan sebagai alat berdakwah kepada umat dan bangsa yang berlandaskan pada kredo Amar Makruf Nahi Mungkar.
“Jadi harus dilanjutkan (kegiatan seperti ini), tidak boleh stagnan di sini saja. Karena yang dilarang oleh Muhammadiyah itu adalah pada konteks seni dan budaya yang tidak sesuai dengan akidah Islam. Dan hari ini menunjukkan itu. Ini perlu ditingkatkan lebih baik dan dilanjutkan di masa yang akan datang,” katanya.
Acara ditutup dengan pengumuman pemenang peraih Muhammadiyah Education Award. Masing-masing dalam Kategori Lazis Awards: A) Kategori Pilar Kemanusiaan (Penanganan Pandemi Covid-19): 1) MCCC Kota Yogyakarta, 2) MCCC Kotagede, 3) MCCC Warungboto Umbulharjo, 4) MCCC Kauman Gondomanan.
B) Kategori Pilar Kesetaraan (Pelayanan Ambulance bagi Masyarakat): 1) AmbulanMu Kota Yogyakarta, 2) AmbulanMu Wirobrajan, 3) AmbulanMu Mantrijeron, 4) AmbulanMu Nitikan Umbulharjo. C) Kategori Pilar Pendidikan (social responsibility): 1) MA Muhammadiyah 1, 2) MTs Muhammadiyah Karangkajen, 3) SD Muhammadiyah Wirobrajan 3, 4) TK ABA Gedongtengen.
D) Kategori Pilar Lingkungan (Penangangan Tanaman dan Lingkungan): 1) PCA Mergangsan, 2) PCA Wirobrajan, 3) PCA Demangan Gondokusuman, 4) PRA Bausasran Danurejan. E) Kategori Pilar Ekonomi (Penggerak Lembaga Keuangan Syari’ah): BTM An Nikmah Kotagede, 2) BTM Surya Umbulharjo, 3) BTM Kotagede, 4) BTM Barokah Padi Melati Wirobrajan.
F) Kategori Pilar Sosial Dakwah (Lazismu dengan kinerja terbaik): 1) Lazizmu Kota Yogyakarta, 2) Lazizmu Mantrijeron, 3) Lazismu Umbulharjo, 4) Lazismu Wirobrajan.
Lalu nominasi sekolah peraih Muhammadiyah Education Awards. A) Kategori Sekolah Berbudaya Mutu: 1) SD Muhammadiyah 1 Sapen Yogyakarta, 2) SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, 3) SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. B) Kategori Sekolah Implementasi ISMUBA: 1) SD Muhammadiyah Pakel Yogyakarta, 2) SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, 3) SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
C) Kategori Sekolah Berkemajuan: 1) SD Muhammadiyah Sapen 1 Yogyakarta, 2) SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta, 3) SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. D) Kategori Sekolah Literasi Digital: 1) SD Muhammadiyah Purwodiningratan 2 Yogyakarta, 2) SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta, 3) SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
E) Kategori Sekolah Penyelenggara Olahraga: 1) SD Muhammadiyah Sagan Yogyakarta, 2) SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. F) Kategori Sekolah Oreen School: 1) SD Muhammadiyah Bausasran Yogyakarta, 2) SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta, 3) SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Selain itu, diumumkan pula pemenang Lomba Membuat Kue Berbahan Dasar Mocaf: Juara 1 PCA Pakualaman, Juara 2 PCA Gedong Tengen, Juara 3 PCA Kraton. Dan Juara harapan 1 PCA Umbulharjo, Juara harapan 2 PCA Wirobrajan, dan Juara harapan 3 PCA Mergangsan. (Cris)