SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Pandemi Covid-19 menyisakan berbagai persoalan termasuk dalam pembelajaran di sekolah. Bukan hanya pemahaman secara akademik, namun juga pembentukan karakter dan sikap peserta didik begitu terasa perbedaannya.
Dalam rangka merespons hal tersebut SD Muhammadiyah Condongcatur mengadakan pertemuan secara khusus dengan Wali Muridnya pada Sabtu (12/11). Kegiatan yang diberi nama Parent Teacher Conference atau PTC dan betema “Samakan Perspesi, Bangun Prestasi” ini dilakukan di ruang kelas masing-masing siswa. Adapun sistem yang digunakan ialah konseling individu dengan durasi 10 menit untuk masing-masing Wali Murid.
Sulasmi, S.Pd, selaku kepala sekolah SD Muhammadiyah Condongcatur menceritakan bahwa selepas anak-anak masuk untuk mengikuti pembelajaran tatap muka sehabis dua tahun pembelajaran daring akibat pandemi dilaksanakan, banyak kendala yang terjadi. Salah satunya ialah anak-anak dirasa perlu meningkatkan lagi motivasi belajar.
“Anak-anak saja saat ini baru beberapa jam pelajaran sudah mengantuk. Yang dulunya, sebelum pandemi harus berangkat pagi, sekarang setelah mengalami pembelajaran daring justru banyak anak yang terlambat masuk,” ungkap Sulasmi kepada Suara Muhammadiyah.
Kepala Sekolah lalu berfikir bahwa sepertinya harus dilakukan komunikasi yang efektif antara orang tua dan pihak sekolah, tentang permasalahan yang ada pada anak. Tujuan PTC ini, salah satunya ialah untuk mengembalikan perkembangan akademik mereka dan perilaku sosial peserta didik.
“Ini juga merupakan bagian dari evaluasi pihak sekolah sendiri. Karena sekolah tidak bisa memantau anak secara intensif saat daring. Kami juga tidak tau seberapa jauh keterlibatan orangtua dalam hal ini. Selain itu, penilaian anak-anak saat daring memang bagus namun nilai hasil akhir tengah semester justru menurun,” jelas Sulasmi.
Pihak sekolah sangat mengharapkan PTC ini dapat menyinergikan pemahaman dan pengetahuan orang tua dan guru. Selain itu diharapkan lewat PTC ini, guru dan orang tua akan dapat menemukan kendala dan strategi yang akan dipakai untuk mengatasi permasalahan anak.
PTC rencananya dilakukan setahun dua kali ini juga bisa dijadikan tempat untuk keduabelahpihak mengetahui potensi atau kelebihan yang dimiliki anak, agar nantinya sekolah dapat membantu menyalurkan bakat anak. Para wali murid juga sebelumnya telah diberi form yang disediakan sekolah yang harus dibawa saat PTC.
“Kalau sudah seperti ini, nanti akan terbentuk Komitmen bersama untuk membuat anak-anak jauh lebih baik. Kita juga bisa pantau hasilnya nanti saat penerimaan rapot di semester satu,” ungkap Sulasti lugas.
Dina selaku salah satu orang tua siswa mengapresiasi adanya Parent Teacher Conference karena dapat mengetahui lebih dalam perkembangan pembelajaran dari sekolah. Harapannya PTC dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan dapat membangun keselarasan pendidikan baik di sekolah dan di rumah. “PTC ini bagus, agar bisa bekerjasama guru, sekolah, dan orang tua,” ungkap ibu dari ananda Danish Altiano Dinggalegawa dari kelas 3 tersebut.
Sementara itu, guru Wali Kelas memiliki peran penting menyukseskan PTC. Ratna Budi Prasetya Ningrum, SSi menyebut PTC jadi sarana yang bermanfaat untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Termasuk menjadi momen untuk saling memberikan masukan terkait kekurangan dan kelebihan siswa.
“Alhamdulillah respons wali murid bagus karena ada wadah untuk konsultasi lebih dalam lagi mengenai karakter anak. PTC memfasilitasi tentang perkembangan anak dan meningkatkan kedisiplinan,” tutur Ningrum. (Riz/Arina)