Berdoa Dikaruniai Ilmu yang Bermanfaat

Nadzar doa nabi isa

Ilustrasi

Berdoa Dikaruniai Ilmu yang Bermanfaat

Oleh: Tito Yuwono

Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada kita untuk memohon dan berdoa kepada Allah Ta’ala agar dikaruniai ilmu yang bermafaat (‘ilman nafi’an). Bahkan doa ini diajarkan menjadi amalan ibadah kita seharian di setiap pagi dan petangnya. Sebagaimana doa yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah:

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Artinya: “Yaa Allah aku memohon kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amal yang Engkau terima.”

Disamping Rasulullah ﷺ mengajarkan berdoa dikaruniai ilmu yang bermanfaat, Beliau juga mengajarkan berlindung kepada Allah Ta’ala dari ilmu yang tidak bermanfaat. Sebagaimana doa dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Imam Ibnu Majah dan Imam Nasa’i:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ

Artinya: “Yaa Allah, aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari hati yang tidak pernah puas dan dari do’a yang tidak didengar.”

Dari hadis ini sangat jelas terdapat dua jenis ilmu ditinjau dari kemanfaatannya yaitu ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang tidak bermanfaat. Kemanfaatan ilmu ini bisa ditinjau dari sisi substansi ilmunya sendiri dan juga bisa ditinjau dari dampak ilmu itu terhadap empunya dan orang lain dana lam sekitar. Contoh ilmu yang bermanfaat secara substansi adalah Ilmu Syar’i atau ilmu agama serta ilmu untuk kemaslahatan alam. Sedangkan contoh ilmu yang tidak bermanfaat adalah ilmu sihir, ilmu yang menjerumuskan dalam perbuatan bid’ah, syirik, tahayul dan khurofat, ilmu-ilmu maksiat yang menjauhkan diri dari Allah Ta’ala.

Ilmu yang bermanfaat dari sisi dampak terhadap empunya dan orang lain dan alam sekitar adalah ilmu kebaikan yang berbuah pada amal, ilmu yang semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, ilmu yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan, dan ilmu kebaikan yang diajarkan kepada orang lain. Ilmu yang diajarkan kepada orang lain kemudian orang lain tersebut mengamalkan ilmu yang kita ajarkan maka kita mendapatkan pahala sebagaimana yang mengamalkan tersebut.

Sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

Artinya: “Barang siapa yang menunjukkan kebaikan, maka dia mendapatkan pahala seperti yang mengamalkannya.”

Sementara itu ilmu yang tidak bermanfaat dari sisi dampak terhadap empunya dan orang lain dan lam sekitar adalah dia mempunya ilmu yang baik dari sisi substansi tapi tidak menambah kebaikannya. Diantaranya adalah memiliki ilmu tapi tidak mengamalkannya. Sehingga ilmunya tidak berbuah pada amal. Mengetahui banyak keutamaan ibadah namun malas atau tidak melakukannya, mengetahui larangan-larangan agama, namun tetap tidak meninggalkannya.  Setelah mempunyai ilmu lantas menjadi sombong dan meremehkan orang lain. Setelah mempunyai ilmu si empunya diberikan jabatan, lantas tidak amanah, malah menggunakan jabatan untuk melakukan korupsi, dan mendholimi orang lain ataupun merusak alam.

Maka selain doa menuntut ilmu, doa diberikan kemanfaatan ilmu dan doa berlindung dari ketidakmanfaatan ilmu, maka doa yang masyhur yang sangat baik untuk kita amalkan adalah doa memohon kepada Allah Ta’ala agar kita mampu membedakan mana yang benar dan mana yang bathil, serta diberikan kekuatan untuk mengikuti yang benar serta meninggalkan yang bathil.

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا، وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ. ،وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً، وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Artinya: “Yaa Allah tampakkanlah yang benar itu terlihat benar bagi kami, dan berilah kekuatan kepada kami untuk mampu mengikutinya. Dan tampakkanlah yang batil itu terlihat batil bagi kami dan berilah kekuatan kepada kami untuk meninggalkannya.”

Penutup

Sebagai penuntut ilmu, selain berikhtian kita bersamai dengan doa kepada Allah Ta’ala, agar ilmu yang kita tuntut dan kita dapat menjadi ilmu yang bermanfaat baik di dunia maupun di dakhirat. Ilmu yang secara substansi benar-benar bermanfaat, dan ilmu yang berdampak pada kita, pada orang lain dan alam semesta. Juga llmu yang kita ajarkan kepada orang lain sehingga berdampak kebaikan pada orang lain. Inilah ilmu yang bermanfaat, yang menjadi salah satu amalan yang tidak akan putus pahala kebaikannya walaupun kita telah meninggal. Pahala yang akan mengalir sepanjang masa yang akan menjadi pemberat timbangan kebaikan kita kelak di hari akhir.

Semoga Allah Ta’ala mengarunikan ilmu yang bermanfaat bagi kita dan menjauhkan sejauh-jauhnya ilmu yang tidak bermanfaat.

Wallahu a’lam bishshowwab.

Nashrun minallahi wa fathun qarib

Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta

Exit mobile version