YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Serangkaian kegiatan Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah dimulai dengan Sidang Pleno 1 yang dilaksanakan pada 13 Novemeber 2022 secara daring. Sidang Pleno dengan agenda tanggapan materi muktamar dan laporan pimpinan wilayah ini diikuti 718 peserta muktamar dari 386 lokasi di 34 propinsi. Sedangkan muktamar secara luring akan dilaksanakan pada 2-4 Desember 2022 di kota Bandung.
Ketua Umum PP NA Diyah Puspitarini menyampaikan Rangkaian Muktamar Nasyiatul Aisyiyah dengan agenda Sidang Pleno 1: Tanggapan atas Materi Muktamar dan Laporan Pimpinan Wilayah. Diyah berharap semua perwakilan wilayah memberikan tanggapan atas apa yang telah dilakukan selama periode kepengurusan 4 tahun dan penambahan 2 tahun karena pandemi covid-19.
“Selama Nasyiatul Aisyiyah berdiri tahun 1931 hingga hari ini, kita mengalami kondisi diluar prediksi yang membuat semua elemen kehidupan berubah dari aktivitas sehari-hari hingga ativitas organsiasi. Sebagai kader muda Nasyiatul Aisyiyah tentu harus bisa adaptif, inovatif dan tetap solutif,” ungkapnya.
Dirinya yakin di masa pandemi semua telah melakukan banyak hal, salah satunya untuk menyelamatkan diri sendiri, keluaraga dan lingkungan sekitar. Diyah mengucapkan terima kasih atas dedikasi besar yang telah diberikan. Di luar pandemi banyak perubahan, baik di pemilihan umum maupun pasca pemilihan umum, kader banyak memberikan masukan terhadap pembangunan baik pada tataran pemerintah pusat, pemerintah daerah serta masyarakat di lingkungan sekitar.
Nasyiatul Aisyiyah hari ini tentu berbeda dengan Nasyiatul Aisyiyah 5 atau 10 tahun yang lalu. Saat ini sudah masa-masa keluar dari krisis dan waktunya untuk melejit. Muktamar dalah permusyawaratan terbesar di Nasyiatul Aisyiyah untuk dapat bertemu, menyatukan fikiran, danmenetukan arah organisasi yang akan dilaksanakan di masa mendatang serta perubahan kepemimpinan.
Maka masa kepengurusan ini memang berbeda, bahwa muktamar dilaksanakan secara blanded (daring dan luring). Semua panitia berusaha menfokuskan pada pembahasan dan proses sehingga kondisi tersebut tidak menjadi persoalan. Kader yang akan hadir pada Mukatamar Nasyiatul Aisyiyah ke 14 di Bandung bisa merasakan dampak dan hasil yang dirasakan pasca mukatmar nantinya.
Diyah menjelaskan bahwa selama proses kepemimpinan periode 2016 – 2022, banyak program bukan sebagai indikator keberhasilan. Karena keberhasilan adalah ketika semua kader merasakan dan mampu melakukan banyak kegiatan yang bermanfaat di lingkungan masing-masing. Pusat membuat konsep dan membangun ide, mengarahkan, serta membuat kerangka berfikir. Ada berbagai bidang dalam kepengurusan yang berjalan seiring sejalan pada kerangka Nasyiatul Aisyiyah. Semua bergerak mengacu pada hasil Muktamar ke-13 di Yogyakarta.
Pada pleno 1 ini diharapkan semua yang sudah dilakukan selama 6 tahun, dapat dikoreksi bersama dan akan mendengar wilayah menilai serta memberikan masukan kepada pimpinan pusat yang bisa menjadi refleksi dan koreksi serta titik balik dalam berorganisasi.
Tim materi Muktamar menyampaikan isu strategis muktamar dan ada tim adhoc yang menyampaikan tentang perubahan AD-ART. “Kondisi yang luar biasa bahwa memutuskan muktamar diundur hingga 2022 banyak yang sudah merasa berat namun mari saling mendukung dan menopang karena Nasyiatul Aisyiyah bisa besar karena kita yang butuh Nasyiatul Aisyiyah, bukan Nasyiatul Aisyiyah yang butuh kita,” tandas Diyah.
“Menggerakkan organisasi di masa yang sulit selama ini dan semoga allah memampukan kita serta menjadi jariyah bagi semua serta diberikan panjang usia hingga dapat bertemu di Kota Bandung dalam kegiatan Muktamar NA ke 14,” pungkasnya. (rpd)