Buah dari Cinta Bahagia saat Beribadah

Shalat Hajat

Foto Dok Ilustrasi

Buah dari Cinta Bahagia saat Beribadah

Oleh: Alif Sarifudin Ahmad

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan kita sebagai manusia untuk beribadah yang semata-mata bukan karena dunia tetapi karena Allah. Itulah makna ikhlas tidak riya. Ikhlas itu berbahagia, nyaman, tenang, dan tidak mengharap semata-mata kemewahan dunia, harta, dan wanita, atau pria. Allah berfiman dalam Al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat ayat 56,

          وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintah Nabi Muhammad beristiqamah dalam mengajak umatnya mengesakan Allah karena sesunguhnya itulah tujuan penciptaan manusia yakni umat nabi Muhammad. Aku tidak menciptakan jin dan manusia untuk kebaikan-Ku sendiri. Aku tidak menciptakan mereka melainkan agar tujuan hidup mereka adalah beribadah kepada-Ku karena ibadah itu pasti bermanfaat bagi mereka. Itulah sebagian tafsir sederhana yang dapat kita baca dalam buku tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia.

Buktikan kepada Allah bahwa ketika kita beribadah merasa bahagia, tenang, nyaman, dan senang maka akan muncullah energi baru sehingga dalam beribadah ada keindahan, itulah buah dari cinta. Begitu cinta dan senangnya orang-orang shaleh zaman dahulu sehingga merasa rindu jauh-jauh hari untuk melaksanakan ibadah apa saja. Dalam kitab Lathaiful Ma’arif, Ibnu Rajab mengisahkan tentang kerinduan orang-orang shaleh dengan ibadah puasa Ramadhan, sehingga 6 bulan sebelum Ramadhan sudah mengharap bertemu.

Orang-orang shalih ketika menyambut datangnya bulan Ramadan dengan sambutan yang suka cita dan menyusun doa yang sangat indah. Mengharap  sebelum datangnya bulan Ramadan adalah bukti cinta dan kerinduan. Doa tersebut di antaranya:

اَلَّلهُمَ قَدْ اَظَلَنَا شَهْرُ رَمَضَانَ وَحَضَرَ فَسَلّمْهُ لَنَا وَسَلِّمْنَا لَهُ

وَارْزُقْناَ فِيْهِ  الْجِدَّ وَالْاِجْتِهَادَ وَالْقُوَّة َوَالنَّشَاطَ وَاَعِذْنَا فِيْهِ مِنَ اْلفِتَنِ

“Ya Allah sesungguhnya bulan Ramadhan telah menaungi kami dan telah hadir karena itu sampaikan Ramadhan kepada kami dan selamatkan kami (hingga  mampu beramal) di bulan Ramadahan. Karuniakanlah kami kemampuan (berpuasa dan salat) di dalamnya, berilah kami (semangat) kesungguhan, kekuatan, dan rajin (istiqomah dalam beribadah). Lindungilah kami dari berbagai fitnah (musibah, bencana, dan  azab yang mengancam kami) (Ibnu Rajab, Lathoiful Maarif halaman 196-203 doa orang shalih zaman dahulu).”

Kita akan senang setiap datangnya waktu shalat. Shalat bukan hanya rutinitas tapi merupakan kebutuhan bagi makanan hati sebagai wujud cinta dan kerinduan. Setiap hari senin dan Kamis datang merasa bahagia karena akan melaksanakan puasa sunnah. Setiap hari jumat akan merasa ceria karena hati yang berbunga-bunga membaca surat AlKahfi dan surat-surat yang lain serta puncaknya melakukan shalat Jumat, dan banyak brsholawat, serta berdoa dan bersedekah.

Setiap malam tiba apalagi di sepertiga malam terakhir, orang yang ikhlas  akan merasa senang dan rindu merasakan asyik maksyuk melaksanakan shalat malam. Setiap ada kesempatan silaturrahiem dan mencari ilmu akan bahagia karena menambah khasanah ilmu dan pengetahuan yang membahagiakan hati. Pendeknya buah cinta kepada Allah akan menimbulkan selalu berpikir positif dengan ibadah kapanpun dan di manapun.

Kutulis puisi

di ujung malam yang sepi

Saat terhanyut dalam zikir

kuputuskan untuk tidak berpikir

Tak ada lagi cinta dunia tempat meminta

yang ada cinta dan doa

Kunang-kunang malam terbang di atas pemakaman orang-orang tercinta Kunang-kunang itu seakan berkata…tinggalkan cinta semu tuk menuju cinta sebenarnya..cinta baghagia

Jangan larut di atas mendungnya langit

Berlarilah mengejar awan cahaya

Mengejar bahagia

Saat lelah

tak ada yang  berubah

Saat tak bisa berkata

hanya karya yang setia

Kini semua menatap penuh harap

Bunga yang sedang mekar

Terlihat indah seperti mercusuar

Bangkit

walau di masa sulit

Buktikan saat ibadah ada cinta yang merekah

ASA: Lelah Tak Berubah, 14 11 2022

Demikian tulisan ini semoga bisa terus memotivasi saat kita

Bergerak tuk tebar manfaat. Di persyarikatan kita ditunggukarya-karya yang mencerahkan. Majulah tuk meraih berkah. Ranting itu penting. Cabang harus berkembang, Daerah tuk kuatkan biar bergairah, Wilayah semakin sumringah, dan ousat tambah cerah. ASA

Exit mobile version