SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta akan terlaksana sebentar lagi. Perhelatan Akbar Persyarikatan Muhammaadiyah akan diselenggarakan pada tanggal 18-20 November 2022 di kompleks Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta. Berbagai persiapan telah dilakukan secara marathon baik oleh Panitia Pusat yang diketuai K.H. Marpudji Ali maupun oleh Panitia Penerima yang diketuai oleh Rektor UMS, Prof. Dr. Sofyan Anief, M.Si.
Berbagai rangkaian acara juga sudah terlaksana, baik yang digelar secara daring maupun luring, seperti seminar-seminar, Lomba Kreatif, Gowes Virtual, Tabligh Akbar Bersama Ustadz Adi Hidayat, Muktamar Talk bersama Najwa Shihab, dan sebagainya. Ribuan peserta telah terlibat dengan antusias mengikuti acara-acara Syiar Muktamar yang diselenggarakan oleh Panitia Penerima.
Hari-hari ini, Panitia tengah bekerja keras mempersiapkan acara penyambutan bagi Muktamirin dan Penggembira yang dikemas dalam acara Malam Mangayubagyo dan akan digelar pada Jumat, 18 November pukul 19.00-23.00 di Edutorium UMS. Acara yang sudah dipersiapkan sejak berbulan-bulan lalu ini sebenarnya mau diadakan di halaman parkir barat Edutorium agar dapat menampung lebih banyak pengunjung.
Tapi, mengingat tingginya curah hujan di bulan November, akhirnya Panitia memutuskan untuk memindahkan acara ke dalam Hall Edutorium. “Jangan sampai acara penyambutan yang seharusnya dalam suasana penuh kegembiraan justru menjadi acara yang menyedihkan hanya karena Panitia kurang antisipatif,” kenang Wahyudi Nasution Ketua Seksi Syiar yang juga PIC Malam Mangayubagyo pada pesan K.H. Marpudji Ali.
Serangkaian acara menarik telah dipersiapkan oleh Panitia, di antaranya penampilan Metronome Band dari Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah, Orkes Keroncong Swara Bhaskara dari Solo, penampilan Bunda Umi seorang pencipta lagu dan penyanyi keroncong dari Klaten yang juga aktivis Majelis Tabligh PW ‘Aisyiyah Jawa Tengah, dan penyanyi cilik tuna netra binaan Didi Kempot (alm.), Ardha dari Klaten.
Ada yang istimewa pada Muktamar ke-48 kali ini, yakni adanya agenda penyerahan Anugerah Kebudayaan kepada 3 maestro keroncong dari Solo, yakni Gesang Martohartono (alm.), Hj. Waldjinah, dan Didi Kempot (alm.). Ketiganya dipandang telah berkontribusi besar bagi perkembangan musik keroncong hingga mendunia dan layak mendapatkan apresiasi dari Muhammadiyah.
Menurut Wahyudi Nasution, sebenarnya ada banyak seniman-budayawan besar yang telah lahir dan tumbuh besar dari rahim Muhammadiyah dan layak menerima Anugerah Kebudayaan. Sebut saja misalnya Buya Hamka, Muhammad Diponegoro, Pedro Sudjono, Kuntowijoyo, Amri Yahya, Arifin C. Noor, Chaerul Umam, Taufiq Ismail, dan Emha Ainun Nadjib. “Semoga pemberian Anugerah Kebudayaan ini akan menjadi tradisi pada setiap event Muktamar Muhammadiyah ke depan dan para budayawan besar itu yang akan mendapatkannya,” imbuh Wahyudi Nasution.
Acara Malam Mangayubagyo yang akan diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran oleh Qori’ Ustadz Wildan Zulfikar dari Klaten dan Paduan Suara Mahasiswa Voca Al-Kindi UMS ini akan dipuncaki dengan penampilan group band dari Yogyakarta, Letto, dan Tantri Kotak dari Ibu Kota.
Untuk penampilan kali ini, Letto Band yang dipimpin Noe Sabrang Mawa Damar Panuluh secara khusus telah mempersiapkan komposisi dan arransement musik bernuansa Jawa, mengkolaborasikan musik modern (band) dan Gamelan Gayam-16 Yogyakarta dengan sangat apik dan padu.
Tantri Kotak yang paginya juga akan tampil pada Pembukaan Muktamar di Stadion Manahan, pada acara malam itu akan menyanyikan dua lagu, lagu Letto dan lagunya sendiri. Semoga para Muktamirin dan Penggembira akan benar-benar bergembira datang ke Solo mengikuti dan menyaksikan perhelatan akbar Muktamar ke-48.