SURAKARTA, Suara Muhammadiyah — Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat Aisyiyah telah bersiap diri menyukseskan Muktamar. Kegiatan ini digelar selama tiga hari, 18-20 November 2022. Muktamar memang digelar tiga hari, begitu singkat, tetapi pancaran kegembiraan sangat terasa.
Hal itu tampak dengan dilaksanakannya Muktamar Fair & Muhammadiyah Innovation and Technology Expo (MITE). Kegiatan tersebut dipusatkan di De Tjolomadu, Kamis-Senin (17/21). Dan diresmikan secara langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi, Kamis (17/11).
Beberapa tamu undangan yang hadir, Ketua Umum PP Aisyiyah, Dr Hj Siti Noor Djannah Djohantini, MM., MSi, Bupati Karanganyar, Drs H Juliatmono, MM, Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Drs H Marpuji Ali, MSi, Ketua Panitia Pusat, Penerima Muktamar, Prof Dr Sofyan Anif, MSi, seluruh pimpinan perguruan tinggi, termasuk Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media / Suara Muhammadiyah, Deni Asy’ari, MA.
Dalam sambutannya, Marpuji mengatakan pihaknya kegiatan ini menyajikan bazar dari masyarakat dan warga persyarikatan. Semua itu ditujukan untuk menyemarakan perhelatan akbar dalam tempo lima tahunan.
“Pada hari ini, salah satu di antara kegiatan Muktamar ke 48, di mana di dalam kegiatan ini ada bazar dari warga Muhammadiyah untuk memasarkan produk-produknya,” ujarnya.
Tidak hanya itu, acara ini ada juga digelar berupa pameran teknologi dari sekolah dan perguruan tinggi. Semua itu sebagai manifestasi dari bentuk perhatian bagaimana sekolah dan perguruan tinggi dalam merespons transformasi teknologi abad kontemporer.
“Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada segenap warga Muhammadiyah, usahawan Muhammadiyah, maupun perguruan dan sekolah Muhammadiyah yang telah mengikuti dan meramaikan bazar ini,” terangnya.
Dirinya mengharapkan pasca kegiatan ini usahawan-usahawan Muhammadiyah dapat melakukan jaringan dan kolaborasi dengan usahawan lain demi meningkatkan nilai produksinya.
Bersamaan dengan itu, Marpuji mengharapkan agar sekolah dan perguruan tinggi bisa melakukan sinergi dalam rangka melakukan pengembangan produk-produk teknologi yang berkelanjutan.
Atas dilaksanakannya acara tersebut, Marpuji berharap dapat memberikan inspirasi bagi seluruh masyarakat, khususnya warga persyarikatan.
“Mudah-mudahan bazar ini ke depan bisa menginspirasi kepada warga Muhammadiyah untuk meningkatkan usahanya ke arah yang lebih maju,” katanya.
Di sisi lain, Juliatmono mengatakan pihaknya mengapresiasi atas acara MTIE ini. Menurutnya, acara ini menunjukan bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi Islam telah mampu melakukan kemandirian luar biasa.
“MTIE ini memperlihatkan kepada semua pihak bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi besar yang memiliki kemandirian dan kebersamaan yang luar biasa, eksis terus sampai kapanpun. Tidak pernah tergantung kepada siapapun. Karena semangat gerakannya adalah terus berpikir memajukan Indonesia, mencerahkan semesta,” katanya.
Juliatmono berharap agar Muhammadiyah bisa terus eksis memberikan energi kemajuan bagi tanah air, hari ini dan hari-hari yang akan mendatang.
Kemudian, bagi Prof Haedar kegiatan yang dikemas dengan bazar, kegiatan produktif ekonomi, dan pameran teknologi dari pelbagai lintas jaringan amal usaha dan lingkungan persyarikatan, seyogianya dapat mengakselerasi, memobilisasi, dan mengkapitalisasi aktivitas-aktivitas ekonomi, inovasi, dan pengembangan teknologi.
“Jadikan ini (MTIE) untuk kita semakin mengakselerasi, memobilisasi, dan mengkapitalisasi aktivitas-aktivitas ekonomi, juga berbagai aktivitas inovasi, dan pengembangan teknologi. Bukan hanya menyangkut Majelis Ekonomi bahkan berbagai majelis lembaga terkait ortom dan perguruan tinggi serta amal usaha,” tuturnya.
Prof Haedar mengharapkan agar kegiatan tersebut di masa depan sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Yang tentu telah melekat di dalam jiwa Muhammadiyah bergerak dan beramal di dalam tarikan napas ekonomi, bisnis, teknologi, dan inovasi. Sehingga dibutuhkan usaha akselerasi, mobilisasi, dan kapitalisasi.
“Banyak karya-karya anak dan generasi baru Muhammadiyah, tinggal itu (akselerasi, mobilisasi, dan kapitalisasi) yang kami harapkan. Agar kita lebih produktif lagi. Kalau kegiatan ekonomi kita kuat, penguasaan teknologi kita juga luas, serta berbagai inovasi kita hasilkan, nanti kegiatan dakwah juga akan lebih mudah untuk kita lakukan,” jelasnya.
Dengan mengombinasikan ketiga aspek di atas, (ekonomi, teknologi, inovasi) yang bersifat luas, cair, dan melintas batas, Muhammadiyah bisa menjadi organisasi besar yang dapat diterima semua kalangan.
“Jadi, momentum ini yang kita gunakan, sehingga tidak cukup hanya sekali ini. Artinya bahwa ini harus bisa menjadi kompor pemanas kita untuk melakukan tiga aktivitas itu,” katanya. (Cris)