Kiprah Aisyiyah Mendorong Perempuan Indonesia yang Berkemajuan

Kiprah Aisyiyah Mendorong Perempuan Indonesia yang Berkemajuan

Kiprah Aisyiyah Mendorong Perempuan Indonesia yang Berkemajuan

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah –
Tiba waktunya. Aisyiyah menyelenggarakan Sidang Tanwir sebelum Muktamar. Sidang Tanwir digelar Jumat (18/11) bertempat di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Lantai 7 Gedung Siti Walidah. Acara ini secara resmi dibuka oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Dr Hj Siti Noor Djannah Djohantini, MM., MSi.

Acara sidang Tanwir dihadiri Anggota Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah, Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) se Indonesia. Semuanya hadir dengan penuh senyuman seraya mengedepankan protokol kesehatan mengingat wabah Covid-19 kembali meningkat.

Dalam sambutannya, Noor mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya atas dilaksanakannya Sidang Tanwir ini. Menurutnya, seluruh panitia telah sukses mendesain perhelatan akbar dalam tempo lima tahunan itu.

“Seluruh tim anggota panitia sudah menyiapkan tanwir dan muktamar ini menjadi muktamar kegembiraan, muktamar bermartabat, dan muktamar teladan berkemajuan,” katanya.

Pihaknya mengatakan tanwir ini tak terlepas dari cengkeraman kekurangan. Sehingga Noor mendorong kepada seluruh peserta Sidang Tanwir untuk senantiasa menyalakan sumbu kesyukuran diri kepada Allah. Sebab, itu sebagai media penyatu peserta Sidang Tanwir bisa menghadiri secara langsung di Kampus UMS.

Noor mengungkapkan bahwa Sidang Tanwir tahun 2022 menjelang Muktamar memiliki konsep yang sedikit berbeda dengan yang sudah dilaksanakan sebelum-sebelumnya. Letak perbedaan ini terpusat pada teknisisasi. Tetapi, dari substansinya, tetap berjalan sesuai dengan kaidah dan peraturan yang berlaku berkelindan dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).

“Tanwir kali ini juga menjadi tanwir yang sedikit berbeda. Perbedaannya apa? Kita semua karena ibu-ibu mewakili anggota warga Aisyiyah telah turut membahas berkali-kali bagaimana cara melaksanakan Tanwir ini dengan cara yang sebaik-baiknya dengan cara tetap menghindarkan diri dari hal-hal kemadharatan karena situasi Covid-19,” terangnya.

Setidaknya ada dua kali Tanwir yang fokus mendiskusikan dengan saksama agar perhelatan Muktamar dapat berjalan lancar dan baik sarat kegembiraan tanpa rasa kegetiran. Semua itu semata-mata ingin mengaktualisasikan kemajuan di panggung kehidupan.

“Muktamar yang diharapkan memang akan memberikan partisipasi kemajuan bagi kehidupan umat dan bangsa serta kemanusiaan universal yang bisa dihadiri seluruh anggota Tanwir,” ujarnya.

Pihaknya menyampaikan bahwa Sidang Tanwir ini berlangsung begitu singkat. Demikian pula Muktamar yang digelar sangat singkat. Sehingga dirinya berharap berkhidmat secara sungguh-sungguh dalam melahirkan kebijakan terbaik untuk kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal.

“Oleh karena itu, kami berharap kita semua bisa berkhidmat secara sungguh-sungguh di dalam sidang-sidang untuk memikirkan dan memusyawarahkan hal-hal penting bagi kehidupan dan kepentingan gerakan Aisyiyah. Agar supaya menjadi bagian dari yang terdepan dalam menggerakkan organisasi perempuan muslim berkemajuan yang akan juga mengisi kehidupan keindonesiaan dan kebangsaan dalam konsep kemanusiaan semesta kita ada yang terdepan,” katanya..

Sehingga, Sidang Tanwir sebagai media persambungan silaturahmi bagi seluruh warga Aisyiyah di Indonesia. Sehingga dapat mendiskusikan, merumuskan, dan mendialogkan pelbagai permasalahan dan hiruk-pikuk yang menerjang kehidupan abad kontemporer. Untuk membuka cakrawala pemikiran (fikrah) konstruktif dalam merumuskan langkah-langkah strategis sehingga dapat menyebarkan kepada seluruh umat manusia semesta.

“Waktu yang sangat singkat, kalau kita mengikuti jadwal, tanwir ini sangat singkat, tetapi sesingkat apapun, dari waktu yang disediakan tetapi maknanya sangat luas dan mendalam bagi kepentingan gerakan kita,” tukasnya.

Dari segi tesmak makna luas dalam Sidang Tanwir itu, ditinjau dari segi implementasi yang dilakukan sekaligus materi yang disajikan. Kualitas materi-materinya begitu kaya dan mampu memberikan inspirasi. Dengan memotret pelbagai dinamika kehidupan kebangsaan, keindonesiaan, dan keumatan.

“Tentu harapannya, bahwa dari Muktamar ke Muktamar, dari Tanwir ke Tanwir kita ada kemajuan, ada hal yang menjadi perhatian lebih dalam konteks kepentingan paling tidak dalam lima tahun yang akan mendatang,” jelasnya.

Sehingga, Sidang Tanwir kali ini mengangkat tema yang sangat tepat dan relevan, “Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa”. Ini berorientasi sebagai manifestasi dari ikhtiar Aisyiyah bagaimana berkontribusi perempuan berkemajuan dalam mencerahkan kehidupan bangsa.

“Sebuah tema yang tidak sederhana,” tegasnya.

Ketiaksederhanaan dari tema tersebut setidaknya karena Aisyiyah selama ini telah mengusung visi perempuan berkemajuan yang telah ditetapkan pada Muktamar ke 47 (satu abad) di Makassar tahun 2015. Di sana secara eksplisit ditegaskan bahwa komitmen Aisyiyah dalam derap langkahnya Aisyiyah memulai di abad kedua dengan visi Islam berkemajuan.

“Itu Insyaallah yang akan ditetapkan dalam Muktamar tahun ini. Sehingga saat Aisyiyah ingin membawakan visi Islam berkemajuan, maka kita bisa membaca, mengkaji, merenungi tentang apa itu Islam berkemajuan,” terangnya.

Kemudian visi perempuan berkemajuan. Noor mengungkapkan masih banyak warga Aisyiyah yang belum memafhumi substansi perempuan berkemajuan. Sehingga lewat tema “Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa”, setidaknya bisa menegaskan bahwa konsep perempuan berkemajuan sebagai dukungan resmi organisasi yang di sistematisasi dari yang telah dimiliki oleh Aisyiyah yang digerakan oleh seluruh ibu-ibu Aisyiyah dari pusat hingga ranting. Inilah wujud dari perempuan berkemajuan.

Dari kiprah yang dilakukan oleh Aisyiyah lewat kaum ibu-ibu, menandakan bahwa Aisyiyah memiliki pijakan yang kokoh untuk mendorong segenap perempuan Indonesia untuk tampil sebagai perempuan yang berkemajuan.

“Di situlah letak Aisyiyah memperjuangkan kehidupan perempuan, memperjuangkan keumatan, dan memperjuangkan kehidupan kebangsaan. Ikhtiar kita terus menguatkan para perempuan maju di sanalah akan berkiprah untuk membangun peradaban bangsa,” katanya. (Cris)

Exit mobile version