SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah dan Aisyiyah akan resmi membuka perhelatan musyawarah tertingginya, yaitu Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 esok hari Sabtu (19/11) di Stadion Manahan Surakarta. Dalam Pembukaan Tanwir Muktamar ke-48 yang diadakan pada Jumat (18/11), Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini mengatakan bahwa Muktamar ke-48 ini merupakan ajang monumental yang diselenggarakan setelah menunda selama 2 tahun lamanya karena Pandemi Covid-19. Penyelenggaraan Tanwir dan Muktamar yang berbeda dan lebih singkat ini diharapkan dapat melahirkan keputusan serta langkah strategis bagi kepentingan gerakan Aisyiyah ke depan. Salah satu dokumen penting yang akan dihasilkan menurut Noordjannah adalah pengejewantahan mengenai apa itu ‘Perempuan Berkemajuan’.
“Masih banyak pertanyaan dan belum banyak tersosialisasikan tentang apa itu perempuan berkemajuan. Oleh karenanya dalam Muktamar nanti juga akan mengasilkan sebuah dokumen yang disusun secara sistematis tentang apa itu perempuan berkemajuan yang sumbernya adalah best practice penggerak Aisyiyah di akar rumput. Dokumen itu akan menjelaskan insan-insan perempuan berkemajuan itu seperti apa, namun bukan yang bersifat fisik,” terang Noordjannah di Gedung Siti Walidah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Tanwir dan Muktamar Aisyiyah yang mengusung Tema ‘Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa’ ini bagi Noordjannah bukanlah tema yang sederhana. Karena dianggap memuat pokok pikiran Aisyiyah memasuki abad ke-2 yang digunakan oleh Aisyiyah untuk mengisi kehidupan kebangsaan, keindonesiaan dan kemanusiaan universal. Noordjannah berharap Tanwir dan Muktamar ke-48 ini mampu melahirkan keputusan dan langkah strategis bagi penguatan gerakan Aisyiyah ke depan.
“Agar menjadi yang terdepan dalam mengisi kehidupan bangsa dan memajukan perempuan Indonesia, maka perlu dialog dan pemikiran yang sungguh-sungguh. Dalam ajang Tanwir dan Muktamar ini diharapkan dapat memutuskan langkah-langkah penting untuk gerakan tercinta. Tanwir ini sangat singat namun sesingkat apapun maknanya sangat luas bagi kepentingan Aisyiyah. Maka peserta Tanwir diharapkan bisa berkuidmat dalam berbagai untuk memusyawarahkan langkah-langkah pentinguntuk kepentingan gerakan Aisyiyah ke depan.”
Sebagai permusyawaratan tertinggi setelah Muktamar, Tanwir Aisyiyah kali ini akan mengesahkan sejumlah materi Muktamar di antaranya meliputi laporan Pimpinan, Program-program, Isu-Isu strategis, juga Risalah Perempuan Berkemajuan.
“Dengan keberadaan permusyawaratan ini penting adanya. Sehingga Aisyiyah sebagai gerakan perempuan berkemajuan akan memiliki pijakan yang kuat dalam mendorong perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju. Inilah letak Aisyiyah dalam memperjuangkan kehidupan perempuan dan kebangsaan di tengah berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa hari ini.”
Selain mengesahkan sejumlah materi yang akan disajikan pada Muktamar Aisiyah ke-48, Tanwir Aisyah kali ini akan mengesahkan bakal kepemimpinan Aisyiyah periode yang akan datang. Noordjannag berpesan kepada sleuruh peserta Tanwir Aisyiyah agar menjadikan ajang pemilihan tersebut sebagai siklus yang terus didinamisasi berdasarkan ketentuan keorganisasian.
“Jadikan ajang ini sebagai siklus yang ditujukan untuk kepentingan memajukan gerakan Aisyiyah ke depan. Tidak hanya di pusat saja namun juga di wilayah hingga cabang. ”
Menurut Noordjannah pemilihan kepemimpinan yang ada di Asiyiyah dan Muhammadiyah bukanlah seperti yang ada di organisasi lain yang memiliki orientasi gerakan yang berbeda. Oleh karenanya, kepemimpinan di berbagai level harus saling memperkuat ikhtiar kebersamaan dalam penguatan gerakan dan gerakan Aisyiyah.
“Ini merupakan cara Asiyiyah menguatkan organisasi sesuai dengan visi dan kultur yang selama ini dimiliki. Pemilihan harus disertai dengan kegembiraan. Datang dengan kegembiraan pulang dengan kegembiraan. Jadikanlah ini sebagai tradisi. Hadir sebagai penggerak yang jiwanya ikhlas dan penuh pengkhidmatan,” tandasnya. (Th)