SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka menuju Muktamar yang monumental, Pimpinan Pusat Aisyiyah melakukan sidang Tanwir yang berlokasi di Gedung Walidah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Tanwir kali menjadi agenda permusyawarahan tersingkat mengingat agenda Muktamar yang akan berlangsung keesokan harinya. Walau secara teknis Tanwir dilakukan dalam waktu yang cukup singkat, namun Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini menegaskan bahwa agenda Tanwir tidak keluar dari apa yang telah ditentukan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Aisyiyah (18/11).
“Tanwir kali ini tentu penuh dengan kesyukuran karena kita akan membahas hal-hal yang sangat penting,” ujarnya.
Ketua Umum PP Aisyiyah yang sudah menjabat selama dua periode tersebut mengatakan, tanwir kali ini juga menjadi Tanwir yang berbeda. Perbedaannya adalah bahwa tanwir kali ini berjalan lebih baik dari yang sebelumnya karena penuh dengan kegembiraan. Dan yang tak kalah penting keputusan yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan bangsa dan negara.
“Tanwir yang dilaksanakan dengan durasi waktu yang sangat singkat ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih positif pada kehidupan keumatan,” tutur Noordjannah dihadapan seluruh peserta Tanwir Aisyiyah.
Menurutnya Aisyiyah terus berkhidmat secara sungguh-sungguh. Sebagai bagian dari gerakan perempuan berkemajuan. Memikirkan dan memusyawarkan hal-hal penting demi masa depan umat dan bangsa yang lebih baik dan tercerahkan.
“Semua ini memerlukan diskusi dan dialog yang sungguh-sungguh untuk menyusun langkah-langkah penting,” ungkapnya.
Meski agenda Tanwir kali ini sangat singkat, namun maknanya sangat luas dan dalam. Hal ini terlihat jelas dari aspek penyelenggaraan dan materi yang sangat kaya tentang berbagai masalah hidup bersama.
Tanwir yang mengambil tema Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa di dapuk akan menjadi dokumen penting dan sah yang ditetapkan oleh Aisyiyah. Dokumen ini mengulas Islam, perempuan, dan berbagai macam perannya dalam memajukan dan mencerahkan kehidupan, khususnya perabadan perempuan Indonesia.
Selain itu tema ini menjadi hal penting sebagai penegasan bahwa perempuan berkemajuan merepukan dokumen resmi organisasi Aisyiyah. Dan hal ini teraplikasi di dalam perilaku ibu-ibu Aisyiyah mulai dari ranting hingga pusat.
“Perempuan cantik itu tidak hanya karena ia putih, tapi cantik menurut Aisyiyah adalah mereka (perempuan) yang karakter dan etos berkemajuan,” ucap Noordjannah. Maka dari itu Aisyiyah perlu mendorong setiap perempuan untuk memiliki karakter berkemajuan. Yang berperan dan berkontribusi kepada kehidupan bangsa.
Ia menambahkan bahwa agenda Tanwir tidak hanya membahas isu-isu strategis, namun juga sebagai forum untuk menentukan kepemimpinan Aisyiyah yang akan datang. Hal ini menjadi siklus yang perlu dijaga demi terwujudnya organisasi perempuan Islam yang lebih baik dari masa ke masa.
Di akhir sambutannya Noordjannah menyampaikan, kepemimpinan Aisyiyah yang akan datang tidak hanya bertumpu di pusat, tapi juga mengakar hingga ke bawah. Sehingga segala hal yang ada perlu dikoordinasikan dengan penuh kegembiraan sampai ke ranting. “Kita hadir sebagai penggerak dengan jiwa-jiwa yang ikhlas,” tegasnya. (diko)