SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kehadiran Mbah Nurlina(79 tahun) yang menjadi penggembira Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Solo, mengundang simpati banyak kalangan.
Universitas Sumatera Utara (UMSU) dipastikan memfasilitasi kepulangan perempuan yang tinggal di Pematang Siantar, Sumatera Utara tersebut.
“Kami menanggung full biaya kepulangan Nurlina dengan memberikan tiket pesawat plus biaya transportasi dari Solo sampai ke rumahnya,” kata Ribut Priyadi, humas UMSU, Ahad (20/11/2022).
Mbah Nurlina datang ke muktamar sendirian. Dia naik bus antarprovinsi dari Pemantang Siantar ke Solo. Kehadiran Nurlina diketahui di ruang makan penggembira Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS).
Saat itu, Tim Media Afiliasi Muhammadiyah melihat Nurlina duduk sendirian di samping pintu masuk ruang makan. Dia lagi menikmati soto Solo yang menjadi menu sarapan penggembira muktamar.
Ketika ditanya, Nurlina mengaku sudah lama aktif di Muhammadiyah. Dia kini menjadi pengurus Panitia Asuhan Muhammadiyah Pematang Siantar.
Nurlina sudah lama merencanakan datang ke Muktamar di Solo. Namun jelang keberangkatan, anaknya melarang lantaran tidak ada yang mendampingi dan takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Nurlela memutuskan tetap berangkat ke Solo sendirian. “Saya naik bus dari Jakarta, ongkosnya Rp 600 ribu. Kemudian dari Jakarta ke Solo juga naik bus, ongkosnya Rp 240 ribu,” aku Nurlina.
Kedatangan Nurlina ini kemudian diberitakan oleh media-media afiliasi Muhammadiyah. Nama Nurlina pun menjadi viral. Dia sempat diundang menjadi pembicara dalam talkshow di sebuah stasiun televisi.
Tidak hanya itu saja, banyak orang yang datang ke muktamar mencari Mbah Nurlina. Selain ingin bertemu, banyak orang yang hadir di muktamar mengajak berfoto dengan dia.
Budi Santoso dari panitia pusat bidang media Muktamar ke-48, selain pihak UMSU, Nurlina mendapat hadiah dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
“UMS sangat mengapresiasi kehadiran Bu Nurlina yang punya semangat juang tinggi untuk menghadiri muktamar,” jelas Budi.
Apa bentuk hadiah? “UMS akan uang saku untuk pulang kampung,” ungkap Budi yang enggan menyebutkan jumlah uang saku yang diberikan. (Put)