SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Sumatera Utara kembali berduka. Setelah meninggalnya Iswar Iwan muktamarin dari PC Muhammadiyah Tanjung Sari, lalu dikejutkan dengan informasi meninggalnya tokoh Muhammadiyah dari Kisaran (asahan) Sugiran. Tokoh yang dikenal militan itu, mengakhiri hidupnya di tengah suasana hiruk-pikuk Muktamar 48 di Solo.
Sugiran, salah seorang Pimpinan Muhammadiyah Daerah Asahan yang juga mantan Ketua Hisbul Wathan Sumatera Utara harus masuk ke rumah sakit di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Sugiran berpulang, Ahad (20/11) kemarin dalam usia 72 tahun. Jenazahnya diberangkatkan ke Asahan melalui Bandara Juanda Surabaya, Ahad Malam, dan diperkirakan siang ini sudah tiba di Kisasran.
Ketua PDM Asahan Muhammad Akhyiar menjelaskan, Sugiran berangkat bersama isteri dan cucu-cucunya melalui jalur laut (kapal) kemungkinan ia lelah dan drop saat sampai di Solo. Saat makan obat ia kemudian muntah lalu dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Surakarta dan kemudian ia menghembuskan nafas terakhir di kota Muktamar 48 berlangsung.
”Pimpinan Daerah Muhammadiyah Asahan menyampaikan rasa duka yang dalam atas berpulangnya Sugiran. Ia adalah sosok yang menjadi panutan bagi generasi muda hari ini, Spirit, militasi dan tanggungjawabnya adalah bagian yang sulit untuk dilupakan,” jelas Akhyar.
Rasa duka juga disamnpaikan oleh jajaran PW Muhammadiyah Sumatera Utara. Wakil Sekretaris Mutholib MM menyebutkan, sangat terkejut dengan dua peristiwa kematian warga Muhammadiyah Sumatera Utara di Surakarta.
”Spirit mereka hadir di arena Muktamar adalah bagian dari semangat warga Muhammadiyah. Atas nama PW Muhammadiyah, kami sangat beduka,” jelas Mutholib.
Aktifis Muhammadiyah dilingkungan Hisbul Watha, Yuswardi Yusuf selain menyampaikan rasa duka yang dalam, ia mengatakan sulit untuk mencari sosok seperti Sugiran. Atas nama Hisbul Wathan, kami menyampaikan rasa duka untuk keluarga yang ditingalkan.
Seperti meninggal dan proses pemulangan Iswar Iwan (Tanjung Sari Medan) maka proses pemulangan Sugiran ke Kisaran juga ditanggungjawabi oleh PP Muhammadiyah. (Syaifulh/Riz)