SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Muktamar telah usai. Kini, Muhammadiyah dan Aisyiyah memulai babak perjalanan baru di abad modern. Tentu sarat dengan pergumulan panjang. Sepanjang Muktamar kemarin, beragam peristiwa menarik menghiasi perhelatan akbar lima tahunan itu.
Ketika beraada di Gedung Induk Siti Walidah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dalam pantauan jurnalis Suara Muhammadiyah, begit tampak sepanjang pintu masuk, aktivitas lalu lalang kendaraan begitu padat merayap. Seakan memberikan sinyal bahwa Muktamar begitu menggembirakan.
Ada satu penampakan unik dan inovatif. Yakni adanya satu box mobil yang menyajikan menu makanan berupa bakso. Satu hal yang membedakan bakso ini dari penjualan bakso-bakso pada umumnya, dilakukan proses transaksi pembayaran. Tetapi, untuk penjualan bakso ini pembayarannya hanya bermodalkan dengan doa lewat scan barcode.
Inilah yang dilakukan oleh Lazismu Jawa Timur. Menurut Ketua Lazismu Jawa Timur, Zainun Muslimin, kegiatan ini digelar dalam rangka menyemarakan dan menggembirakan Muktamar.
Zainun mengatakan bahwa pemilihan bakso menjadi menu favorit bagi semua masyarakat. Karena aromanya yang nikmat dengan dagingnya empuk rasanya menembus dinding-dinding lidah. Menjadikan bakso layak dan tepat sebagai menu harian untuk disajikan.
“Bakso itu makanan atau menu yang banyak disukai oleh masyarakat. Dan yang terpenting adalah bagaimana kita mampu melayani orang dengan baik dan ramah,” terangnya kepada Suara Muhammadiyah sesaat Muktamar digelar beberapa waktu yang lalu, Jumat (18/11).
Zainun mengatakan penjualan bakso ini mempertimbingkan kecepatan di dalam melayani. Menurutnya, pejualan bakso lebih cepat sekitar lima detik dengan target ribuan. Penjualan bakso menurutnya memiliki tingkat keuntungan besar yang mampu mendongkrak roda perekonomian.
“Jadi ini betul-betul banyak kelebihan dari penjualan bakso. Dan Alhamdulillah penjualan bakso di Gedung Induk Siti Walidah UMS ini bisa terbagi sebanyak 4000 porsi kepada para peserta dan penggembira Muktamar,” katanya.
Zainun menegaskan bahwa kegiatan ini sebagai manifestasi menebar energi kemaslahatan dan juga kebahagiaan kepada sesama umat. Dan yang terpenting sebagai sarana menabung amal salih untuk dibawa menuju kehidupan di akhirat nanti.
“Apa yang telah kita lakukan berbagi makan itu saya kira banyak kelebihan dan keunggulannya. Dan saya kira harapannya ini menjadi tabungan kita kelak,” ujarnya. (Cris)