Jalin MoU dengan DT, Begini Pembinaan Santri di PERSADA

Jalin MoU dengan DT, Begini Pembinaan Santri di PERSADA

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Setelah sebelumnya Rektor IAIN Metro dan rombongan membuat MoU dengan UAD, yang salah satu turunan kerjasama itu dalam hal pembinaan santri di Pesantren Mahasiswa. Kali ini dari Ketua Yayasan Darut Tauhid, Bandung bersama pengurus lain yang datang ke Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Kamis (24/11).

Diterima oleh Kepala Kantor Kerjasama dan Urusan Internasional (KKUI) beserta staf, Perwakilan Biro Akademik dan Admisi (BAA) serta beberapa pengurus PERSADA (Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan), Ketua Yayasan Darut Tauhid (DT) dan rombongan menyampaikan rasa syukur, ucapan terimakasih dan apresiasi, selanjutnya dilanjutkan diskusi santai penuh keakraban.

Didampingi tiga orang lain, Gatot Kunta Kusmara, S.T., M.M berharap bisa belajar dan menimba ilmu serta pengalaman, mengingat DT baru dua tahun ini mendirikan perguruan tinggi. Beliau terinspirasi oleh Muhammadiyah yang memiliki ratusan perguruan tinggi.

“Masyaallah, bagi kami Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam yang paling baik dalam menggerakkan dakwah dalam bidang pendidikan dan kemasyarakatan. Meski di Muhamamadiyah nampaknya tidak ada tokoh atau figure yang menonjol, namun memiliki system yang sangat baik. Mampu mengelola lebih dari 170 perguruan tinggi,” tutur Gatot.

Mewakili Mudir PERSADA yang masih ada tugas akademik di Malaysia, tiga pengurus PERSADA yaitu Safika Maranti, Diyan Faturahman dan Mustofa Ahyar menyampaikan model pembinaan santri.

Sejak tahun 2010 PERSADA telah melakukan pembinaan mahasiswa, namun karena keterbatasan ruang maka santri yang tinggal di dalamnya hanya berkisar 250-an, maka santri yang tinggal di dalamnya hanya 1 tahun atau dua semester. Pada tahun 2020, PERSADA mekar menjadi tiga lokasi. Ada yang khusus membina santri tahfidz putri, ada yang khusus untuk mahasiswa PAI, dan pusatnya ada di kompleks kampus 4 UAD yang santrinya berasal dari berbagai prodi/ fakultas di UAD.

Selama di asrama mereka mendapat materi pembinaan seputar Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), pembiasaan adab dan bahasa, pelatihan soft skill, bimbingan baca dan hafalan Al-Quran maupun Hadis. Setiap santri mendapat pembimbing atau musyrif/ah dengan rasio 1:5, yakni satu musyrif mendampingi lima santri.

Berdasarkan jalur masuknya, mahasiswa atau santri yang tinggal di PERSADA dibagi menjadi tiga kategori. Pertama santri BPM yaitu mereka yang mendapat beasiswa dari UAD sejumlah kurang lebih 80 anak, kemudian santri Reguler yakni mereka yang kuliahnya bukan dari beasiswa, serta yang terbaru ialah santri Fakultas Kedokteran sejumlah kurang lebih 100 anak.

Beasiswa di UAD

Menanggapi penjelasan dari PERSADA, Bendahara Yayasan DT, Jakaria Goro menanyakan tentang skema beasiswa di UAD serta permohonan agar alumni santri Darut Tauhid juga bisa diterima kuliah di UAD lewat jalur beasiswa.

Dijelaskan oleh Nanang Suwondo, M.Pd.Si., mewakili Kepala Biro Akademik dan Admisi (BAA) bahwa beasiswa di UAD terdiri dari beberapa macam. Ada yang namanya beasiswa BPM (Beasiswa Program Misi), ada beasiswa prestasi, dan ada juga beasiswa dari pemerintah yakni KIP (Kartu Indonesia Pintar). Masing-masing memliki persyaratan dan fasilitas yang berbeda.

Pertama, beasiswa BPM yang sudah ada sejak tahun 2007 ini terbagi menjadi tiga jalur yaitu BPM-KP atau Kader Persyarikatan; BPM-HQ atau Tahfidzul Qur’an; serta BPM-SSO atau Seni Sains dan Olahraga. Persyaratan umum, ialah nilai rapot yang mencukupi, test potensi akademik (TPA), pemahaman AIK, serta lulus wawancara. Adapun persyaratan khususnya, untuk BPM-KP ialah keaktifannya di organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah, dibuktikan dengan surat rekomendasi dari Ranting, Cabang atau AUM setempat.

Adapun untuk jalur tahfidz minimal hafal 10 juz al-Qur’an. Kemudian untuk jalur BPM-SSO, yakni asal ada bukti sertifikat kejuaraan, olimpiade maupun karya tertentu. Fasilitas yang diperoleh antara lain bebas baya kuliah 8 semester, kecuali registrasi setiap awal semester sebesar Rp 300.000,-. Masing-masing mendapat pembinaan, pelatih dan monitoring evaluasi (monev) setiap akhir semester. Ketiga beasiswa tersebut mulai dibuka Januari – April mendatang.

Kedua, beasiswa prestasi yang dimaksud ialah beasiswa prestasi akademik. Biasanya diperoleh saat mereka sudah aktif menjadi mahasiswa. Besaran beasiswanya dapat mencapai 50% dari beban biaya kuliah. Kuota beasiswa ini lebih banyak dari kuota beasiswa BPM di atas. Ketiga, beasiswa KIP atau beasiswa pemerintah ini fasilitasnya ialah selain bebas biaya kuliah, juga mendapat uang saku setiap bulannya mencapai Rp. 1.000.000,-.

Sebelum diakhiri, Dwi Santoso M.Hum., Ph. D., Kepala KKUI sedikit memberi informasi bahwa di luar negeri banyak anak-anak dari TKI/ TKW yang membutuhkan guru. Beliau menawarkan kepada DT barangkali siap membantu mengirimkan santri atau mahasiswanya ke lokasi yang dibutuhkan.

“ribuan anak-anak butuh nomor induk siswa. Mereka adalah anak-anak kita. UAD telah mengawali dengan program Alumni Mengajar yang rencananya segera kita kirimkan ke luar negeri. Siapa tahu DT siap mendukung program ini, kami akan bantu untuk menyalurkan,” ungkap Dwi disambut dengan respon positif dari hadirin yang datang di ruang pertemuan Perspustakaan kampus IV UAD tersebut. (Diyan)

Exit mobile version