Transformasi Pendidikan Harus Berfokus Pada Kualitas Pembelajaran
Oleh: Rolivia Salva Billilah
Belum lama ini Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Platform Merdeka Mengajar yang membuka akses pada pengembangan diri secara lebih mandiri dan sesuai kondisi.
Platform Merdeka Mengajar sudah menjadi sebuah media yang dapat membantu dan menghubungkan guru di seluruh nusantara. Kendati demikian platform tersebut haruslah berfokus pada kualitas pembelajaran. Hadirnya transformasi pendidikan merupakan momen penting untuk meningkatkan peran tenaga pendidik dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Inovasi pembelajaran sangat dinantikan dari guru untuk menyikapi perubahan dan tantangan zaman yang dinamis. Suksesnya prestasi siswa juga bergantung dari inovasi dan kreatifitas guru dalam menghidupkan pembelajaran.
Untuk memacu inovasi dan kreativitas guru. Tranformasi pendidikan harus mampu menciptakan para guru untuk bisa berinovasi disegala bidang, baik di bidang penulisan buku, kewirausahaan, pembelajaran berbasis IT, dan inovasi kompetensi kepala sekolah.
Tidak hanya itu, tranformasi teknologi dalam dunia pendidikan juga harus mampu untuk memacu semangat guru dalam menelurkan ide-ide inovatif dan kreatif. Hal itu dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan, fokus dalam meningkatkan kompetensi guru, dan pemerataan guru di berbagai wilayah.
Adanya transformasi pendidikan menjadi kebijakan atau dasar untuk pemerataan yang dilakukan di daerah terluar, tertinggal dan terdalam/ 3T, atau daerah kepulauan, pegunungan dan pedalaman. Sehingga tidak ada sekolah yang tidak terasilitasi. Artinya jika semua materi bisa disampaikan merata maka yakin kualitas pendidikan di semua wilayah akan bagus
Meskipun terhitung belum lama trobosan yang dilakukan oleh Mendikbudristek ini cukup banyak dampak riil yang bisa dirasakan secara langsung oleh para warga pendidikan. Disebutkan dalam siaran pres melalui twitter.com/Kemdikbud_RI disebutkan lebih dari 1,6 juta guru telah menggunakan Platform Merdeka Mengajar yang membuka akses pada pengembangan diri secara lebih mandiri dan sesuai kondisi.
Belum cukup sampai disitu, hadirnya transformasi pendidikan juga telah terbentuknya lebih dari 3.500 komunitas belajar para guru, terkumpulnya lebih dari 55 ribu konten belajar mandiri. Ada lebih dari 92 ribu konten pembelajaran telah diunggah oleh guru untuk menginspirasi sejawatnya. Jadi, para guru dibantu untuk bisa saling menginspirasi dan mengapresiasi.
Selain itu, dalam laman Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI juga disebutkan lebih dari 141 ribu sekolah telah terbantu dalam mengetahui kondisi literasi, numerasi, karakter siswa, serta kualitas pembelajaran mereka melalui Rapor Pendidikan. Para guru dan kepala sekolah ini jadi lebih memahami 280 indikator dari Asesmen Nasional dan membantu mereka untuk melakukan refleksi dan perbaikan dengan Rapor Pendidikan.
Jika dilihat dari Indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat dengan beberapa cara, diantaranya yakni antusias menerima pelajaran, konsentrasi dalam belajar, kerja sama dalam kelompok, keaktifan bertanya, ketepatan jawaban, keaktifan menjawab pertanyaan guru atau siswa lainnya, dan kemampuan memberikan penjelasan.
Sementara pembelajaran dikatakan berkualitas apabila pembelajaran melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsur- unsur pembelajaran, yang meliputi tujuan pembelajaran, pemilihan materi pelajaran, sarana prasarana yang menunjang. Dan hal tersebut bisa diperoleh dari transformasi pendidikan yang telah dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Rolivia Salva Billilah, Aktivis IMM Universitas Islam Negeri Saifuddin Zuhri Purwokerto