“Dan janganlah kamu mengikuti (melakukan) sesuatu yang kamu tidak memiliki ilmu mengenainya. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. ” (Al Qur’an Surat Al Mujadalah : 117)
KUDUS, Suara Muhammadiyah – Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr. H. Edy Suandi Hamid, M.Ec., menyampaikan materi pengajian dengan tema “Profesionalisme dan Kepemimpinan Profetik di Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA)”.
Pengajian Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) dibuka oleh Rizka Himawan, M. Psi. Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Kudus diikuti Pengurus Badan Pembina Harian, dosen dan tenaga kependidikan secara luring di Ruang Serbaguna pada Senin, 28 November 2022. Materi yang diterima oleh peserta pengajian adalah Profesional dan Kepemimpinan di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan menjadi bagian dari proyek amal sholih persyarikatan.
Edy yang juga Dewan Penasehat Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Pusat menjelaskan urgensi pemimpin dengan mengutip Hadist yang diriwayatkan Abu Dawud mengatakan: “Jika kalian berpergian bertiga, angkatlah salah seorang sebagai pemimpin”. dan
- Nasihat yang diberikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abdurrahman bin Samurah: “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta kepemimpinan. Karena jika engkau diberi tanpa memintanya, niscaya engkau akan ditolong (oleh Allah). Namun jika diserahkan kepadamu karena permintaanmu, niscaya akan dibebankan kepadamu (tidak akan ditolong).”
Edy juga menjelaskan bahwa Profesional Dalam Islam menuju Ulil Albab, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al Mujadalah: 11, yang artinya “Niscaya Allah Swt akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”.
Allah Swt maha teliti apa yang kamu kerjakan
Pasti ada “harganya” agar dapat mewujudkan karakter dan kontribusi pada umat manusia
- Nabi Muhammad SAW bersabda: “Innallaha Yuhibbul-Mu’min Al-Muhtarif” (Sesungguhnya Allah sangat menyukai seorang mu’min yang bekerja keras/sebaik-baiknya).
- Rasulullah SAW menyuruh agar kaum muslim bekerja secara profesional.
- إInallaha yuhibbu idzaa ‘amila ahadukum ‘amalan an yutqinah
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional”. (HR. Thabrani, No: 891, Baihaqi, No: 334).
Menurut Edy makna Profesionalisme adalah :
- Pertama, Sikap/perilaku seseorang/ lembaga yang bekerja sesuai keahliannya, sungguh-sungguh, disertai pengetahuan dan keterampilan pada bidang tertentu.
- Kedua, Menekuni pekerjaannya utama/pokok-nya, bukan sekedar sambilan/terpaksa/ tidak ada pekerjaan lain.
- Ketiga, Melakukan pekerjaan secara sadar, didasari latar belakang pengetahuan /keahlian yg sesuai pekerjaannya.
- Keempat, Adanya kesungguhan (seriousness) dan keahlian (educated or skilled) dalam menjalankan pekerjaan atau profesi.
- Kelima, Menekankan pada keahlian, spesialisasi, dan kepakaran.
- Pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tertentu; selalu meningkatkan pengetahuan; fathanah
- Bekerja yang sesuai profesinya sebagai pekerjaan utama à kafa’ah: cakap, ahli dalam bidang pekerjaan yang dilakukan ;
- mengupayakan pewujudan hasil kinerja yang optimal dan terbaik; bertindak efektif dan efisien
- Etos kerja dan semangat yang tinggi dan ikhlas; himmatul-‘amal
- Integritas/tanggung jawab atas tugasnya dan kepada masyarakat; amanah
- Disiplin dan berkomitmen dengan waktu;
- Jujur (shiddiq; honesty);
- memiliki kepekaan sosial; peduli lingkungan
- memperhatikan kepentingan stakeholders-nya; silaturahim
Edy menjelaskan kembali unsur-unsur profesionalisme yang meliputi :
- Pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tertentu dan selalu meningkatkan pengetahuan ( fathanah.)
- Bekerja yang sesuai profesinya sebagai pekerjaan utama (kafa’ah): cakap dan ahli dalam bidang pekerjaan yang dilakukan .
- mengupayakan pewujudan hasil kinerja yang optimal dan terbaik; bertindak efektif dan efisien
- Etos kerja dan semangat yang tinggi dan ikhlas ( himmatul-‘amal)
- Integritas/tanggung jawab atas tugasnya dan kepada masyarakat (amanah)
- Disiplin dan berkomitmen dengan waktu
- Jujur (shiddiq; honesty)
- memiliki kepekaan sosial, contoh peduli lingkungan
- memperhatikan kepentingan stakeholders-nya dengan silaturahim
- Ulul albab adalah seseorang atau kelompok manusia/cendikiawan muslim yang professional, memiliki hati, akal yang bersih, dan sehat menjadi cendikiawan yang membawa kemaslahatan bagi seluruh umat.
- Imam Nawawi mengatakan bahwa manusia yang ulul albab adalah manusia yang memiliki akhlak dan pengetahuan yang baik dan selanjutnya mereka akan menerapkannya sesuai ajaran islam pada lapisan masyarakat tanpa hanyut dalam derasnya arus.
- Kaum cendekiawan yang ulil albab harus menjunjung tinggi intelektual dan kepemimpinan yang kuat dalam diri mereka karena hal ini akan merepresentasikan keahlian mereka yang bersifat hard skill
Edy menjelaskan kembali bahwa Karakteristik Profesional merupakan Cedndekiawan yang ulil albab ada 5, meliputi :
Pertama, Mendalami ilmu pengetahuan dengan serius dan penuh keyakinan
Kedua, Kebaikan, Kejujuran, dan Keadilan.
- Kejujuran menjadi point penting bagi para ulul albab dalam menjalankan aktivitas, pekerjaan, dan tanggung jawab.
- Kedisiplinan, Kaum muslim dan khususnya cendekiawan harus disiplin dalam waktu, pekerjaan, dan taat serta patuh pada nilai-nilai yang mereka percayai khususnya disiplin pada ajaran agama islam.
- Penuh Integritas, Dengan integritas yang tinggi, cendikiawan telah menunjukkan nilai, prinsip, dan metode sebagai ulul albab. Integritas juga mencakup kejujuran dan kedisipilinan
- Untuk menstabilkan dan memperkuat sifat jujur dan disiplin di dalam hati manusia maka diperlukan 3 elemen dalam ulul albab, yaitu dzikir, fikir dan amal sholih
Ketiga, Berbagi Ilmu Pengetahuan dengan Masyarakat
Keempat, Mendengarkan Aspirasi Masyarakat
Kelima, Bekerja di jalan Allah dan sesuai ajaran agama islam
Edy menjelaskan kembali bahwa dalam survey yang dilakukan Thomas J. Stanley terhadap 733 milyuner di Amerika Serikat, didapatkan 100 besar faktor yang menentukan kesuksesan seseorang dalam bekerja, adapun 10 besar faktor kesuksesan merupakan interpersonal skill/ soft skill yang meliputi :
- Kejujuran (Being honest with all People)
- Disiplin keras (Being well-disciplined)
- Mudah bergaul (Getting along with People)
- Dukungan pendamping (Having a supportive spouse)
- Kerja keras (Working harder than most people)
- Kecintaan pada yang di kerjakan (Loving my career/business)
- Kepemimpinan (Having strong Leadership qualities)
- Kepribadian kompetitif (Having a very competitive spirit/Personality)
- Hidup teratur (Being very well-Organized)
- Kemampuan menjual Ide (Having an ability to sell my Ideas/Products)
Menurut Edy, apa yang akan dilakukan seorang Ilmuwan, Cendekiawan dan Profesional ?
- Tujuan hidup di dunia – akhirat ini adalah “mardhaatillah” (ridha Allah, dicintai Allah).
- Untuk mencapai tujuan hidup, bertaqwa, atau beriman dan beramal shalih
Menurut Edy sifat-sifat Rosulullah SAW yang perlu menjadi teladan bagi umat Muslim adalah :
- Memiliki sikap adil
- Memiliki integritas (high integrity: shiddiq dan amanah)
- Memiliki kecerdasan (fathanah, intelligent)
- Memiliki kepribadian mulia sebagai pemimpin (akhlaq karimah)
- Having political will untuk beramar ma’ruf dan nahi munkar (tabligh)
- Memiliki tenaga untuk berbuat lebih (the power to do more)
(Supardi)