Baitul Arqam Purna Studi UMKU Teguhkan Paham Agama dalam Muhammadiyah

Baitul Arqam Purna Studi UMKU Teguhkan Paham Agama dalam Muhammadiyah

Dr Rozihan Dok UMKU/SM

Baitul Arqam Purna Studi UMKU Teguhkan Paham Agama dalam Muhammadiyah

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik” (Al Qur’an Surat Ali Imron : 67)

KUDUS, Suara Muhammadiyah,  Wakil Ketua  Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah,  Dr. Drs. H. Rozihan, S.H., M. Ag., menyampaikan materi pengajian dengan tema  “Paham Agama Dalam Muhammadiyah”. Baitul Arqom Purna Studi (BAPS) yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) dibuka oleh  Dr. Ns. Rusnoto, S.Kep., SKM., M. Kes (Epid) Rektor   Universitas Muhammadiyah Kudus.

Agenda ini diikuti mahasiswa secara blended (luring dan daring) di Auditorium UMKU pada Rabu, 30 November 2022 yang diikuti 828 mahasiswa dari 7 (tujuh) program studi, yaitu D-3 Keperawatan, S-1 Keperawatan, D-3 Kebidanan, S-1 Kebidanan, S-1 Farmasi, Profesi Apoteker, dan Profesi Ners.  Materi yang diterima oleh peserta BAPS adalah  Paham Agama dalam Muhammadiyah.

Rozihan yang juga Wakil Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMKU  menjelaskan  Dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dinyatakan bahwa agama, Islam difahami sebagai agama yang memiliki  6 (enam) makna:

Pertama, Agama penyerahan diri kepada Allah SWT (QS An-Nisa’ : 125)

Kedua, Agama semua nabi (QS Al Baqarah : 136)

Ketiga, Agama sesuai fitrah (QS Ar-rum :30)

Keempat, Agama rahmat (QS Al Nabiya’: 107)

Kelima, Agama petunjuk (QS Al Baqarah: 185)

Keenam, Ajarannya bersifat menyeluruh (QS Az-Zumar: 2; As-Sajdah : 2)

Rozihan menjelaskan kembali bahwa Ajaran Islam mengandung 2 (dua) aspek ajaran, yaitu :

  1. Akidah
  2. Amaliah yang  meliputi Akhlak, Ibadat, dan mu’amalat.

Pemahaman agama Islam dilakukan persyarikatan Muhammadiyah melalui kegiatan tarjih dengan wawasan dan semangat tarjih dengan 4 (empat)  langkah, yaitu tajdid, toleran,  terbuka, dan Tidak berafiliasi mazhab tertentu.

 Dalam bidang akidah dan ibadah, tajdid bermakna pemurnian dalam arti mengembalikan akidah dan ibadah kepada kemurniannya sesuai dengan Sunnah Nabi saw.

Dalam bidang muamalat duniawiah, tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyarakat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman.

Rozihan menjelaskan  kembali bahwa pengertian agama  ada 2 (dua)  dimensi,  meliputi :

Pertama, Dimensi subyektif, agama dapat didefinisikan sebagai” Pengalaman imani yang termanisfestasi dalam wujud amal salih dalam suatu koridor normatif tertentu.

Kedua,  Dimensi obyektif, Agama adalah apa yang disyarikatkan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan, berupa petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat (Himpunan Putusan Tarjih, 276)

Islam merupakan semua nabi yang diutus oleh Allah SWT,

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam (QS Ali Imron : 19),

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik (QS Al Imron: 67, 85, Al  Baqarah : 132).

(Supardi)

Exit mobile version