Mahasiswa UM Bandung Raih Medali Emas Pencak Silat Tingkat Nasional

Mahasiswa UM Bandung Raih Medali Emas Pencak Silat Tingkat Nasional

Raiina Disma Prana Foto UM Bandung/SM

BANDUNG, Suara Muhammadiyah Mahasiswa program studi Teknik Informatik UM Bandung Raiina Disma Prana berhasil menyabet medali emas kejuaraan pencak silat tingkat nasional.

Medali emas itu Raiina raih dalam pencak silat seni tunggal putra pada “UNSIKA National Pencak Silat Competition 2022” yang berlangsung di Karawang pada 24-27 November 2022.

Pada kejuaraan tersebut sebanyak 370 peserta dari beberapa kampus di lima provinsi ikut berpartisipasi. Raiina pun bersyukur berhasil mengukir prestasi.

”Jadi, kejuaraan antar mahasiswa ini berlangsung empat hari dari 24 sampai 27 November 2022,” ucap Raiina di kampus UM Bandung, Selasa 29 November 2022.

Mahasiswa semester 5 ini mengaku keiikutsertaannya dalam perlombaan tersebut berawal dari ajakan salah satu teman.

”Kebetulan saya waktu itu sedang minggu tenang ujian, jadi saya memutuskan untuk ikut serta dan jaraknya juga tidak begitu jauh,” tuturnya.

Setelah itu, dirinya pun mempersiapakan diri. Ia giat berlatih untuk meraih prestasi pada kompetisi itu.

”Kebetulan dadakan banget selang waktu informasi dari teman sama perlombaannya itu,” tutur mahasiswa asal Purwakarta itu.

Raiina mengaku pada awalnya dirinya sempat gugup karena situasi para peserta dan euforia penonton. Namun, ia berhasil meraih poin sebesar 431.

”Intinya sih saya mengatur psikologis diri sendiri gimana caranya jangan sampai ada tekanan dari lawan maupun dari semaraknya para penonton,” katanya.

Seni tunggal

Pada seni tunggal, satu per satu para peserta akan menampilkan jurus dengan sistem pool (grup).

”Setiap pool ini mengambil 2 orang dengan skor paling tinggi yang nantinya bertanding lagi untuk mendapatkan juaranya,” ungkap Raiina.

Setiap peserta harus menampilkan 100 gerakan jurus yang sesuai dengan aturan selama tiga menit.

”Para juri itu nantinya bakal menilai mulai dari kebenaran geraknya, kemantapannya, itu semua harus cepat pas tiga menit,”  jelas mahasiswa yang sudah belajar silat sejak SD itu.

Tidak hanya tangan kosong, pada seni tunggal juga para peserta menggunakan alat seperti golok dan toya.

”Ibarat seni tunggal itu seperti berantem tapi enggak ada lawannya, makanya secara fisik juga lebih cape,” tandasnya.

Selamat untuk Raiina, semoga menginspirasi dan menjadi motivasi. (FK)

Exit mobile version