BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Siapa bilang Nasyiatul Aisyiyah (NA) yang seluruh anggotanya perempuan berusia 17 sampai 40 tahun itu dalam Muktamarnya ke-14 di Kota Bandung tidak melibatkan sosok laki-laki di dalamnya.
Sebut saja Arief, bapak satu anak tersebut bersedia menemani istrinya yang hendak bermuktamar. Berangkat dari Pati, salah satu kabupaten di Jawa Tengah pukul 17.00 sore dan tiba di Kota Bandung keesokan harinya pukul 03.00 dini hari (2/12).
Ia mengaku sudah tiga kali ke Bandung. Pertama ketika acara darmawisata 20 tahun silam. Kedua, 10 tahun lalu dalam rangka urusan pekerjaan. Dan yang ketiga kalinya menemani sang istri yang mengikuti Muktamar Nasyiatul Aisyiyah ke-14 selama 3 hari di Kota Pasundan.
Meski begitu ia merasa senang karena dapat berpartisipasi dalam Muktamar Nasyiatul Aisyiyah walau tak secara langsung. Di samping itu, perjalan 10 jam dari Pati ke Bandung menjadi perjalanan yang spesial karena membawa sang buah hati yang saat ini duduk di bangku Taman Kanak-kanak.
“Kali ini tugas saya mengurus anak, mas. Sedangkan istri fokus mengikuti Muktamar NA,” ujarnya dengan enteng saat ditanya perihal tujuannya ke Bandung.
Saya kira Arief tidak sendirian. Masih banyak laki-laki (suami) yang melakukan peran yang sama dengan apa yang dilakukan Arief pada momen Muktamar Nasyiatul Aisyiyah kali ini.
Peran dari para suami ibu-ibu Nasyiatul Aisyiyah ini setidaknya terlihat jelas dari hiasan bunga bertuliskan ucapan “Selamat Muktamar Nasyiatul ke-14” dari ISNA (Ikatan Suami Nasyiatul Aisyiyah) yang terpampang di depan hotel Grand Asrilia, tempat berlangsungnya Tanwir dan Muktamar NA ke-14. Setelah ucapan selamat, terdapat catatan pendik yang cukup menggelitik, Tenang aja, rumah aman kok, love u. (diko)
