BREBES, Suara Muhammadiyah – Relawan Muhammadiyah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah membantu warga Dukuh Karanganyar RT 03 RW 05, Desa Sridadi, Kecamatan Sirampog membongkar, memindah dan mendirikan kembali rumah mereka yang rusak berat akibat bencana tanah bergerak.
Bencana ini terjadi sejak 2020, mengakibatkan 65 rumah warga rusak berat dan harus dibongkar total. Ada juga 1 mushola dan 1 masjid juga rusak berat.
Total sebanyak 187 jiwa mengungsi dengan rincian 57 jiwa mengungsi di rumah warga dan 130 jiwa di Ponpes Al
Ihsyaniyah, Sirampog. Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam bencana ini.
Tidak hanya rumah-rumah warga, lahan perkebunan, sawah dan kandang ternak warga serta jalan raya rusak berat.
Abdul Mu’im, sekretaris MDMC Kabupaten Brebes mengatakan ada sekitar 40 orang relawan yang dikerahkan untuk membantu warga dibawah koordinasi MDMC.
“Sebagian besar mereka membantu warga memindah dan mendirikan kembali rumah warga di tempat yang lebih aman. Sebagian lagi di dapur umum, terlebih setelah pelayanan dapur umum posko desa ditutup,” katanya.
Menurutnya, relawan Muhammadiyah Brebes bergabung bersama dengan personil BPBD dan ratusan relawan lainnya dari berbagai organisasi yang bergotong royong membantu warga dibawah koordinasi BPBD Kabupaten Brebes.
Para relawan Muhammadiyah sudah membantu warga sejak 5 November 2022 silam dan mereka bekerja sama dengan berbagai pihak di internal dan eksternal Muhammadiyah.
“Kami berkolaborasi dengan Lazismu Brebes, PCM dan Kantor Layanan (KL) Lazismu Sirampog. Di eksternal kami selalu berkoordinasi dengan BPBD, pemerintah desa dan semua pihak yang terlibat,” ujarnya.
Hingga kini, relawan Muhammadiyah Kabupaten Brebes sudah membantu menyelesaikan 56 unit huntara dan 4 unit tempat MCK.
Selain itu juga dilaksanakan pelayanan kesehatan oleh Unit Kerja Medis yang sementara baru dilaksanakan untuk para relawan.
“Untuk warga Penyintas Insyaa Allah akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 10 Desember mendatang,” tutur Abdul Mu’im
Terkait kendala yang dihadapi selama membantu warga, Abdul Mu’im mengatakan ada bermacam-macam.
“Kalau kendala seperti minimnya material yang akan di pasang dan peralatan pertukangan, cuaca tak menentu serta keterlambatan datangnya material,” ungkapnya.
Menurut rencana, semua kegiatan tersebut akan diakhiri sebelum tanggal 19 Desember 2022. “Alhamdulillah warga yang satu bulan berada di pengungsian sekarang dapat menempati Huntara yang telah didirikan,” tutur Abdul Mu’im.
Terkait beberapa program pelayanan yang belum tercapai, seperti penataan drainase, menurutnya akan jadi program berkelanjutan dan dikoordinasikan dengan berbagai pihak seperti Pemdes Sridadi, BPBD, Dinas Lingkungan Hidup.
Terakhir, Abdul Mu’im mengatakan kegiatan ini sebagai ikhtiar untuk membantu meringankan beban sesama atas musibah yang terjadi.
“Terima kasih atas kerjasama dan bantuan berbagai pihak, semoga segala yang telah tercurahkan menjadi ladang pahala bagi kita semua,” pungkasnya. (Rpd)