Menyiapkan Generasi yang Bertauhid
Oleh: Tito Yuwono
Bismillah, alhamdulillah, washolatu wassalaamu ‘alaa Rasulillah ﷺ
Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumya (Tauhid yang menggerakkan, https://web.suaramuhammadiyah.id/2022/12/10/tauhid-yang-menggerakkan/). Penyiapan generasi yang istiqamah dalam bertauhid adalah kewajiban dan tugas kita semuanya. Semakin hari tantangan ini terasa semakin berat karena ideologi yang bertentangan dengan tauhid juga diserukan oleh para pengikutnya. Maka internalisasi tauhid kepada anak-anak ini perlu dilakukkan sejak dini.
Anak-anak harus ditanamkan tauhid yang benar, baik rububiyah, uluhiyah, maupun tauhid asma wa shifat. Tauhid Rububiyah adalah mentauhidkan/meng-esakan Allah Ta’ala dalam aspek Rububiyah Allah Ta’ala, seperti Allah Ta’ala yang menciptakan alam semesta ini, Allah Ta’ala yang mengatur alam, Allah Ta’ala yang memberikan rizki dan lain-lain. Banyak sekali ayat-ayat dalam Alquran terkait dengan tauhid rububiyah ini, diantaranya adalah:
- Surat Alfatihah ayat 2
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Rabb (Tuhan) semesta alam”
- Surat Al-A’raf ayat 54.
إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِى ٱلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ يَطْلُبُهُۥ حَثِيثًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَٰتٍۭ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ أَلَا لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia beristiwa di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb (Tuhan) semesta alam”
-Surat Al-Fathir ayat 3
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ مِنْ خَٰلِقٍ غَيْرُ ٱللَّهِ يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ ۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ
Artinya: “Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling?”
Sedangkan tauhid uluhiyah adalah bahwasanya Allah Ta’ala adalah satu-satunya yang berhak disembah/diibadahi. Tidak ada sesembahan yang hak untuk disembah kecuali hanya Allah Ta’ala semata. Tauhid uluhiyah ini merupakan konsekwensi dari tauhid rububiyah. Banyak sekali dalil-dalil dalam Alquran terkait tauhid uluhiyah ini, diantaranya adalah:
-Surat al-Anbiya ayat 25:
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِىٓ إِلَيْهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدُونِ
Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah Aku”.
-Surat an-Nahl ayat 36:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ
Artinya: Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah taghut..”
Sedangkan Tauhid asma wash shifat adalah mentauhidkan/meng-esakan Allah Ta’ala dalam hal nama-nama dan sifat-safat-Nya. Nama-nama dan shifat Allah adalah sempurna. Tidak ada yang menyerupai Allah Ta’ala, sebagaimana dalam surat Assyura ayat 11:
لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Artinya:”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat”
Allah Ta’ala memiliki nama-nama yang indah (Asmaul Husna), sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Al-a’raf ayat 180:
وَلِلَّهِ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ فَٱدْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا۟ ٱلَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِىٓ أَسْمَٰٓئِهِۦ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Artinya: “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”
Contoh Asmaul Husna adalah Ar-Rahman (Maha Pengasih), Ar-Rohiim (Maha Penyayang), Ar-Rozaq (Maha Pemberi Rizki), Al-Ghofar (Maha Pengampun), Al-Malik (Maha Merajai), Al-Quddus (Maha Suci), Al-Muhaimin (Maha Mengatur) dan masih banyak lagi Asma Husna Allah Ta’ala.
Internalisasi Tauhid
Ketiga aspek tauhid ini perlu dinternalisasikan ke generasi sejak usia dini, sehingga tauhid ini tertanam dalam dada anak juga termaknai dan terhayati dengan baik.
Untuk internalisasi ke anak usia dini terkait dengan tauhid rububiyah, bisa kita lakukan, misalnya : ketika melihat bintang dan bulan di langit, kita sampaikan bahwa yang menciptakan bintang dan bulan adalah Allah Ta’ala. Ketika menyaksikan matahari terbit dan terbenam, kita sampaikan Allah Ta’ala yang menciptakan matahari. Begitu pula ketika kita mengajari anak-anak fisika tentang tata surya maupun fenomena-fenomena alam, maka kita sampaikan bahwa Allah Ta’ala yang menciptakan serta mengatur alam ini. Begitu juga ketika mengajar anak biologi, maka disampaikan Allah Ta’ala lah yang menciptakan-Nya. Ketika mengajar jangan hanya sampai pada materi keimuan saja, namun diintegrasikan dengan tauhid Rububiyah ini.
Sedangkan internalisasi tauhid uluhiyah ke anak-anak adalah dengan memberikan pengajaran-pengajaran ibadah yang dituntunkan Rasulullah ﷺ, dengan penekanan ibadah hanya untuk Allah Ta’ala saja. Tidak boleh berdoa kepada selain Allah Ta’ala, tidak boleh menyembelih binatang sesembelihan selain untuk Allah Ta’ala dan tidak boleh bertawashul yang tidak syar’i. Tidak boleh menduakan/menyekutukan Allah Ta’ala.
Untuk internalisasi tahidi asma wash shifat adalah dengan memahami dan menghayati kesempurnaan asma dan sifat Allah Ta’ala, sehingga kita semakin cinta dan semakin dekat kepada Allah Ta’ala. Melatih anak-anak berdoa dengan penyebutan Asmaul Husna dengan disesuaikan isi doa. Misalnya; Yaa Ghofar, ketika mau berdoa minta ampun, Yaa Razaaq ketika mau berdoa memohon rizki yang halan dan baik, Yaa Rahman Yaa Rahiim, ketikan mau berdoa memohon kasih sayang Allah Ta’ala dan seterusnya. Serta penanaman sifat-sifat baik ke anak seperti sifat saling menyayangi dan mencintai, pemaaf, berterima kasih, ringan tangan untuk membantu dan menolong sesame dan lain-lain.
Selanjutnya yang penting juga adalah mengajar anak untuk memberikan kesan tauhid ini dalam kehidupan sehari-hari. Motivasi untuk semangat dan ikhlas dalam beramal shalih, serta menanamkan rasa takut akan berbuat maksiat. Variasi amalan kebaikan sebagai buah dari tauhid sangat perlu diajarkan kepada anak-anak. Sebagai contoh membantu saudara yang memerlukan, membantu saudara kita yang terkena bencana, menengok dan mendoakan saudara yang sedang sakit, dan lain-lain.
Demikian tulisan ringkas ini, semoga kita bisa mengajarkan dan menanamkan tauhid ini sejak dini, sehingga tauhid anak dan generasi kita kokoh dan kuat, tahan terhadap godaan-godaan duniawi. Tauhid yang berdampak pada amaliah ibadah, dan akhlaq pada sesama dan semesta alam. Tauhid yang berdampak pada semangat belajar, semangat menerapkan nilai-nilai Islam dalam segala bidang kehidupan.
Nashrun minallahi wa fathun qarib
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta