TUBAN, Suara Muhammadiyah – SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban menggelar Workshop Penelusuran Tamatan SMK Pusat Keunggulan.
Kegiatan ini bertujuan menggali berbagai informasi yang bermanfaat bagi kepentingan sekolah tersebut sekaligus evaluasi hasil pendidikan dan selanjutnya dapat digunakan untuk penyempurnaan dan penjaminan kualitas lembaga pendidikan di bawah naungan Muhammadiyah itu.
Workshop dilaksanakan pada Sabtu, 10 Desember 2022 dan diikuti juga oleh SMK Muhammadiyah Sumberejo Bojonegoro, SMK Muhammadiyah 5 Babat dan SMK Muhammadiyah 7 Kedungpring Lamongan.
Selain itu juga dihadiri pihak Dudika dalam hal ini diwakili Syaiful Mukminin selaku koordinator lapangan Deviasi Kapal PT. Dua Putra Perkasa Pratama, Juwana, Kabupaten Pati Jawa Tengah.
Kegoatan ini menghadirkan pembicara dari anggota Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang pernah menjabat Direktur Pembina SMK Kemendikbudristek bernama Dr. M. Bakrun.
Dalam paparannya, M. Bakrun mengatakan, Kualitas SMK Muhammadiyah terus ditingkatkan, dan yang tidak kalah penting adalah jumlah jama’ahnya harus diperbanyak melalui penerimaan siswa didik baru.
Terkait lulusan, dirinya meminta sekolah harus berperan aktif dalam membangun komunikasi yang baik dengan para alumni.
“Jangan menunggu alumni yang menjalin komunikasi, tetapi sekolah yang harus berperan aktif membangun komunikasi yang baik dengan para alumni,” pungkasnya.
Di samping itu, ia juga meminta sekolah dengan Dudika perlu menjalin kerjasama terkait dengan kegiatan sinkronisasi kurikulum, program magang guru, program guru tamu, dan penelusuran serta penyaluran tamatan.
Bakrun menjelaskan, model pendidikan dalam Muhammadiyah itu bersifat inklusif bukan eksklusif, maka Muhammadiyah melalui lembaga pendidikan tidak menutup diri dari golongan maupun agama lain.
“Contoh Universitas Muhammadiyah Kupang dan Universitas Muhammadiyah Sorong. 70 % mahasiswanya beragama Kristen, sampai Pak Mu’ti berguyon, UMK singkatan dari Universitas Muhammadiyah Kupang diubah beliau menjadi Universitas Muhammadiyah Kristen,”ungkapnya.
Menyinggung kurikulum merdeka dan profil pelajar Pancasila, pria yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan itu mengatakan bahwa Lembaga Pendidikan Muhammadiyah tidak perlu khawatir dengan adanya kurikulum itu.
Justru dirinya mendorong agar kurikulum merdeka dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah Muhammadiyah untuk berkreasi dan berinovasi tanpa meninggalkan ciri khas Muhammadiyah yaitu berkemajuan.
Pada kesempatan yang sama, Suyanto selaku kepala SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban menuturkan, kegiatan ini merupakan bagian dari Program Bantuan SMK Pusat Keunggulan Lanjutan Skema Pemadanan tahun 2022.
Suyanto berharap, workshop penelusuran tamatan ini lebih mengeratkan kerjasama antara dunia kerja dengan sekolah.
“Workshop ini diharapkan mampu menyelaraskan kebutuhan Dudika dengan apa yang dipelajari di sekolah kita,” harapnya.
Usai menggelar workshop, M. Bakrun menyempatkan diri untuk mengunjungi ruang pembelajaran dan juga produksi di SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban. Di antaranya, ruang Navigasi, ruang simulator kapal, ruang pengolahan hasil perikanan dan juga bangunan kapal yang sedang dikebut pengerjaannya, nantinya akan digunakan sebagai tempat pelaksanaan musyawarah pimpinan Daerah Muhammadiyah kabupaten Tuban. (Iwan Abdul Gani)