Jalan Pertaubatan
Ahsan Jamet Hamidi
Lelaki berpostur kurus kecil itu selalu menggunakan masker saat berada di keramaian. Dia tidak sedang kena flue atau batuk. Kebiasaan itu dilakukan, jauh sebelum pandemi covid 19 ada. Masker, kacamata hitam dan aneka bentuk topi, adalah atribut yang selalu dia kenakan. Harapannya, semua atribut kecil itu mampu mengubah tampilan wajahnya. Meski ia tidak akan mampu mengubah identitas aslinya.
Merubah tampilan wajah, adalah pilihan sulit, agar ia tidak dikenali oleh orang-orang yang memburunya. Nyali lelaki kecil ini memang tidak sebanding dengan badanya. Dia tidak takut ancaman jeruji besi penjara yang menantinya. Dia hanya sedang menguji keteguhan batin. Mampukah ia menemukan keajaiban baru, berupa peluang sekecil apapun ukurannya. Lubang seukuran jarum itu akan ia ubah menjadi lubang raksasa. Begitulah optimismenya.
Usaha keras itu sia-sia. Polisi lebih cerdik dari dugannya. Dia tertangkap di tempat penyeberangan Gilimanuk. Bandit kurus itu digelandang ke Jakarta. Hakim memvonisnya 3 tahun penjara untuk seluruh kesalahannya.
Bakat alami
Lelaki bertubuh kecil dan selalu murah senyum itu bernama Al Mu’allim Balsam Sunikmat (bukan nama sebenarnya). Kawan-kawan biasa memanggilnya ABS. Sejak menjadi santri di salah satu pondok masyhur di Jawa Timur dulu, ABS dikenal pandai berdagang. Dia pernah didaulat untuk mengembangkan Koperasi Pondok. Berkat sentuhan tangan dinginnya, omset koperasi bisa naik fantastis. Keberanian dan spekulasi ABS menuai keberhasilan.
ABS memang cerdik. Ada saja gagasan di luar dugaan yang dimiliki. Tamat dari pondok, ABS melamar menjadi Tenaga Kerja Indonesia di Saudi Arabia. Kemampuan Bahasa Arabnya cukup jadi modal awal. Baginya, Kota Makkah dan Madinah, adalah lumbung kehidupan yang tidak pernah kering. Pundi-pundi uang dari negara-negara yang ada ummat Islamnya, akan mengalir deras ke kedua kota itu. Dia menekuni pekerjaan terkait perkara haji dan umroh saja.
Lima tahun menetap di Saudi Arabia dirasa cukup. Seluk beluk dunia bisnis layanan haji dan umroh telah mampu ia kuasai. Jaringan luas di Saudi Arabia adalah modal awalnya. Ia merawat jaringan dengan sangat baik. Jaringan adalah harta paling berharga baginya. Termasuk berjejaring dengan orang-orang berduit di Indonesia.
ABS selalu memilih untuk melayani orang-orang berduit, saat mereka berhaji ataupun umroh. Service terbaik selalu dia berikan. Bahkan jika perlu, ABS akan mentraktir mereka dengan jamuan khusus yang tidak banyak diketahui oleh Jemaah umroh lain selama ini. Bisa terkait makanan, tempat oleh-oleh, hingga tempat bersenang senang di luar urusan ibadah.
Merintis Jejak Kemewahan
ABS balik ke Indonesia dengan perencanaan matang. Beberapa kontak orang berduit sudah ada di tangan. Baginya orang kaya Indonesia itu unik. Mereka sangat suka berderma. Ketika tingkat spiritualitasnya sedang naik, apapun bisa mereka sedekahkan atas nama ibadah. Kerelaan berderma mereka memang sulit ditebak, namun bisa dipelajari rumusnya. ABS sudah menemukan rumus itu, sebagai modal berharga lainnya.
Setelah enam tahun, perusahaan travel haji dan umroh ABS melesat tajam. Performanya bisa menyalip perusahaan lama yang bertengger di papan atas. Salah satu keunggulan yang selalu dipropagandakan adalah biaya yang murah. Ada bonus besar bagi siapapun yang berhasil mengajak orang lain untuk berhaji dan umroh melalui biro travelnya. Apalagi jika berhasil mengajak rombongan.
Kemampuan ABS meyakinkan orang lain juga luar biasa. Banyak pesohor dari kalangan artis, ulama, petinggi negara, hingga politisi beken dan aparat penegak hukum yang terpesona oleh jasa layanan perusahaanya. Orang-orang itu bisa suka cita, bahkan bangga ikut menjadi juru kampanye yang memasarkan perusahaan miliknya.
Popularitas perusahaan ABS terus meroket. Banyak orang berduit nganggur memberikan uangnya sebagai investasi. Ratusan jemaah haji dan umroh menyetor dana lebih awal, dan berharap bisa terlayani dengan baik. ABS bahkan berani menjanjikan kemudahan bagi para pembayar secara lebih untuk bisa berangkat haji dengan menembus antrian. Entah caranya seperti apa.
Perubahan Gaya Hidup
Ada puluhan milyar uang masuk ke rekening ABS. Dana itu selama ini menganggur. Melihat dana menganggur, sulit rasanya untuk tetap menjadi pengusaha yang bersahaja. Dia tergoda untuk berinvestasi dalam berbagai usaha. Harapannya, dana tersebut bisa berkembang dan beranak pinak lebih banyak lagi. Meski uang itu bukan miliknya.
Pergaulan intens dengan sesame para pengusaha muda, menuntunnya pada gaya hidup mewah. Dia berusaha mengejar status yang lebih keren, hingga bisa sejajajar bahkan melebihi rekan-rekan sejawatnya.
Sayangnya, usaha untuk naik kelas itu dilakukan bukan dengan meningkatkan performa layanan perusahaan, tetapi dengan menaikkan tampilan dalam kesehariannya. ABS mulai suka gonta ganti mobil mewah. Beberapa mobil buatan Eropa yang mahal, pernah ia beli. Dia pun membeli tiga kapling rumah di Kawasan elit Bintaro, lalu dibangun rumah mewah bergaya Maroko. Sangat fantastis.
Lelaki sukses dengan julukan orang kaya baru itu diam-diam menikahi perempuan pesohor. Seorang pemain sinetron di televisi lokal. Di lingkungan kolega bisnisnya, menikahi artis adalah kebanggaan luar biasa. Itu menjadi barometer gengsi bagi orang kaya baru.
Layaknya pelaku poligami tanpa restu istri, ABS mulai bertingkah aneh-aneh di rumahnya. Gemar berbohong, mudah tersinggung, kerap menyalahkan pasangan, dan jadi mudah marah. Hal-hal kecil yang dipandang kurang pas, bisa menjadi besar dan sangat serius. Akibatnya, dia sering pergi dari rumah selama beberapa hari, karena merasa tidak betah di rumah. Perseteruan dengan anak-anak dan istri selalu menjadi alasan pemicunya.
ABS mengabaikan perusahaan utama yang selama ini menjadi tulang punggung hidup mewahnya. Dia menyibukkan diri dengan usaha barunya di bidang property. Perusahaan layanan haji dan umrohnya tidak lagi disentuh. Semua urusan diserahkan kepada orang lain. Nyaris tanpa control.
Hingga suatu hari prahara itu datang. Bak gelombang tsunami yang tiba-tiba datang di waktu subuh. Pemerintah Arab Saudi tiba-tiba membatalkan seluruh pesanan haji dari perusahaan ABS. Tidak ada penjelasan yang bisa ditawar. Uang muka yang sudah dibayarkan hangus, tidak bisa dikembalikan. Antrian haji mengular panjang.
Ratusan jemaah yang sudah lama mendaftar pun tidak kunjung bisa berangkat. Mereka tidak bisa menerima kenyataan itu. Sebagian jemaah menuntut pengembalian uang. Sementara, uang mereka telah digunakan oleh ABS untuk berinvestasi dalam usaha property tanpa seizin pemilik dana. Sebagian lainnya digunakan untuk membiayai kemewahan hidupnya.
Perusahaan miliknya dinyatakan bangkrut. Investasi property gagal total. ABS ditangkap polisi. Pengadilan memutuskan 3 tahun penjara dan seluruh harta disita.
Kehidupan Baru
Sejak mendekam di tahanan, ABS tidak hanya kehilangan seluruh harta. Istri pertama dan anaknya pulang ke rumah orang tua tanpa pamit. Istri kedua minggat, membawa serta sebagian perhiasan dan barang mewah yang pernah mereka punya. Mengilang entah kemana.
Saat kawan-kawan satu pondok membezuknya, ABS tampak lebih kurus dari sebelumnya. Dia menolak saat ada yang menawarkan jasa pengacara selama di tahanan. “Pengacara? Selama hak-hak saya sebagai tahanan dipenuhi, maka tidak ada lagi perlu dibela.”. Ujarnya enteng sekali
ABS disukai para penyidik kepolisian. Sejak hari pertama pembuatan berita acara pemeriksaan (BAP), dia sudah mengakui seluruh perbuatannya. Penyidik tinggal menulis. ABS sangat kesatria. Bagaimana modus operandinya, dimana ia menyimpan harta bendanya, semua disebut dalam BAP. Tidak ada satu informasi pun yang disembunyikan. Kurang dari dua minggu, BAP sudah lengkap dan dilanjutkan ke penuntut umum.
Selama hidup di ruang tahanan, ABS menjadi orang paling pintar ilmu agama dan baahsa Arab. Dia tekun mengajar ngaji bagi seluruh warga tahanan. Bahkan, dia pun gemar mengajari cara membaca dan menulis huruf Arab bagi tahanan yang tidak beragama Islam. Mereka begitu hormat kepada sikap ABS yang pintar dan terampil dalam mengajarkan pengetahuan agama.
Dalam proses persidangan, ABS tetap ogah didampingi pengacara. Usia pembacaan tuntutan oleh jaksa, ABS berdiri dengan sopan. Dia memberikan pernyataan mengejutkan kepada tiga orang majelis hakim
“Majelis hakim yang mulia. Saya mengakui semua perkara tertulis di dalam tuntutan yang baru dibacakan oleh jaksa. Tidak ada satu kalimat pun yang saya sanggah. Semua itu benar adanya. Saya memohon kepada yang mulia untuk meneruskan proses persidangan ini dengan cepat. Silahkan memvonis saya sesuai hati nurani para hakim yang mulia. Saya akan menerimanya”. Kalimat itu disampaikan dengan sikap tegas dan santun.
Majelis hakim terbelalak. Mereka kaget, saling memandang dengan sikap kebingungan. Dengan sigap, ketua majelis hakim mengetok palu, pertanda sidang selesai di hari itu.
Proses selanjutnya sangat lancar. Tidak ada pembelaan ataupun sanggahan.
“Apa lagi yang perlu dibela dari perbuatan yang sudah nyata-nyata salah? Apa yang perlu disanggah dari kenyataan yang sedang berbicara menyampaikan kebenarannya? Menerima dan memohon ampun kepada ALLAH, adalah jalan satu-satunya. Inilah cara paling bijaksana untuk melunasi hutang-hutang saya”.
Pesan singkat itu disampaikan dalam ruang sidang usai pembcaan vonis hukuman selama 3 tahun penjara dan menyita seluruh harta benda yang tersisa.
Hidup di penjara tidak membuat ABS kehilangan cara. Perilaku sopan, taat aturan dan sikap santun, adalah modal utamanya. Selama di penjara, dia berhasil merombak sistem dan tata Kelola koperasi penjara yang selama ini kurang tertata. Omsetnya bisa naik, untungnya bisa dinikmati bersama. Kecerdasan otak bisnisnya memang tidak pernah berkurang.
Merintis Hidup Baru
ABS menjalani hukuman kurungan selama 25 bulan di penjara. Dia banyak mendapat remisi karena jasa dan perilaku baiknya. Keluar dari penjara, dia enggan bertemu anak dan istrinya. Dia mengakui telah bersalah, hingga belum siap menjumpai sang mertua. Selama ini, tidak pernah sekalipun anak dan istri membezuknya. Mungkin mereka sudah lupa. Ia pun memakluminya.
ABS berniat memulai hidup baru dengan satu tekad sangat kuat, “saya tidak akan berbohong”. Keputusanya mantab untuk pergi ke kampung halaman Mbok Salamah, bekas pekerja rumah tangganya (PRT). Dialah orang paling tulus menaminya selama ini. Sikapnya tidak pernah berubah. Saat dahulu mulai merintis usaha, hingga ketika ada pada puncak kemewahan. Dia berangkat ke Temanggung menemuinya.
Mbok Salamah menerima mantan bos dengan berlinang air mata. Dengan tulus ABS meminta untuk bisa menumpang hidup selama 10 hari, hanya di malam hari. Saat pagi hingga sore, ABS menghabiskan hari-harinya untuk berjalan kaki keliling dari kampung ke kampung di seputaran Temanggung yang dingin. Selama itu pula, dia melihat ratusan petani tembakau. Mereka tekun menanam, memetik, mengangkut, mengemas, hingga menjual hasil panennya ke seluruh penjuru Indonesia.
ABS berfikir keras untuk memulai hidup barunya di desa itu. Tekad kuatnya untuk tidak akan pernah berbohong, bukan menjadi kendala. Sebagai seorang mantan narapidana di kasus penipuan, itu harus diakuinya. Siapa tahu, justru itu menjadi modalnya.
Pada hari Jum’at siang di sebuah Masjid kampung. Usai sholat jum’at, ABS berjumpa dengan seorang warga setengah tua. Dia pernah menjadi tengkulak tembakau sukses. Hidup mewah dan beristri banyak, pernah dilakonya. Hingga tersandung kasus piutang dan nyaris bangkrut.
Malaikat menggerakkan dua hati manusia itu untuk berjumpa di sebuah emper Masjid. Mereka intim saling bercerita. Mungkin karena penah menapaki perjalanan hidup yang sama. ABS menceritakan jati dirinya apa adanya. Bahkan untuk pertanyaan paling sensitive dan sangat personal sekalipun. Tidak ada satu informasipun yang ia sembunyikan.
Perjumpaan siang usai sholat jum’at itu berlanjut di warung kopi dekat area masjid. Mereka makan siang bersama dengan sajian sederhana. Keduanya sepakat untuk memulai hidup baru.
Siang itu juga, ABS diajak berkunjung di kantor milik tengkulak tembakau. Mereka terus bercerita sambil berkeliling melintasi Gudang-gudang tua nyaris rubuh. Hari itu juga, Haji Abas Akoeb (bukan nama sebenarnya) menawarkan ABS untuk menghidupkan kembali usaha tembakau yang pernah dirintisnya. Tempat tinggal sementara dan semua kebutuhan dasarnya dipenuhi secara sederhana
Bersambung….
Ahsan Jamet Hamidi
Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Legoso, Ciputat Timur