Berbakti Kepada Orang Tua yang Telah Meninggal
Tito Yuwono
Bismillahirrahmanirrahiim. Pada Tulisan sebelumnya, telah disampaika berkaitan dengan pendidikan adab kepada orang tua (https://web.suaramuhammadiyah.id/2022/12/12/pendidikan-adab-kepada-orang-tua/). Diantar adab terhadap orang tua adalah berkata sopan dan lemah lembut, menjawab dan segera datang ketika dipanggil, mengutamakan orang tua (itsar), memberi pelayanan kepada orang tua, sering mengunjugi orang tua, membiasakan mencium tangan beliau, serta mendoakan beliau. Ketika kita masih mempunyai orang tua, kesempatan untuk berbakti terbuka lebar dan insyaa Allah menjadi pintu surga jika kita tidak menyia-nyiakannya. Penyesalan kemudian ketika tidak maksimal dalam berbakti kepada orang tua semasa beliau masih hidup.
Islam adalah agama yang indah dan penuh kasih sayang. Islam mengajarkan kasih sayang dan bakti anak walaupun orang tua sudah meninggal. Diantara cara berbakti seoarang anak kepada orang tua yang telah meninggal adalah sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Ibnu Majah:
بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلَمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ نَعَمْ الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا
Artinya: “Suatu masa kami berada di sisi Rasululllah ﷺ. Ketika itu ada yang datang sesoarang dari Bani Salimah, ia berkata,” Wahai Rasulullah apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika orang tuaku telah meninggal dunia?” Nabi ﷺ menjawab,” Iya, berdoa untuk keduanya, memintakan ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturrahim dengan keluarga orang tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan teman dekat keduanya.”
Hadis senada juga dalam kitab Adabul Mufrod karya Imam Bukhori.
Berikut ini akan disampaiikan secara ringkas bakti anak terhadap orang tua yang telah meninggal dunia:
Pertama, mendoakan orang tua
Mendoakan untuk orang tua agar mendapatkan ampunan dan kasih sayang Allah adalah ciri orang shalih. Hal ini merupakan bagian berbakti kepada orang tua. Selain itu menjadi bagian pahala yang tidak terputus bagi orang tua yang telah wafat.
Rasulullah ﷺb ersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: “Apabila seseorang mati, seluruh amalnya akan terputus kecuali 3 hal: sedekah jariyah, ilmu yang manfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya” (HR. Imam Muslim)
Setiap kita bedoa, kita sisipkan doa untuk orang tua kita. Doa pada waktu-waktu dan tempat yang mustajab.
Doa ampunan dari anak untuk orang tuanya akan mengangkat derajat orang tuanya. Sebagaimana hadis dalam kitab adabul mufrod karya Imam Bukhori dengan makna berikut:
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Orang yang sudah meninggal diangkat satu derajat. Kemudian ia (orang tua) tersebut bertanya, “Wahai Rabbku, apa ini” Allah Menjawab, “anakmu memohonkan ampun untukmu”
Dari hadis ini menunjukkan bahwa fadhilah/keutamaan doa anak untuk orang tuanya, istighfar anak kepada orang tua adalah salah satu sebab Allah Ta’ala mengangkat derajat seseorang, serta doa anak shalih untuk orang tuanya adalah doa yang mustajab.
Maka melatih anak sejak dini untuk menghafal sekaligus berdoa dengan doa ini adalah sangat diperlukan. Karena doa ini akan dipanjatkan setiap hari, setiap antara adzan dan iqamah, setiap selesai dzikir setelah sholat fardhu, setelah menunaikan sholat malam dan seterusnya di setiap kita berdoa, maka ada doa untuk kedua orang tua. Jangan sampai anak-anak kita tidak bisa berdoa untuk kedua orang tuanya. Juga jangan sampai mendoakan orang tua hanya satu tahun sekali, itupun dipasrahkan kepada tetangga-tetangganya. Betapa ruginya orang tua yang mempunyai anak yang tidak bisa mendoakan orang tua. Dan juga meruginya orang tua, jika anaknya tidak mau berdoa untuk kedua orang tuanya.
Kedua adalah menunaikan janji orang tua yang belum tertunaikan
Ketika Orang tua kita mempunyai janji, baik janji kepada Allah Ta’ala maupun janji kepada orang lain, maka sebagai anaknya kita tunaikan janji itu. Ini sebagai bakti kita kepada orang tua. Misalkan orang tua kita berjanji ingin menunaikan umrah ataupun haji. Maka jika kita berkelapangan, maka kita tunaikan janji orang tua. Dan juga jika janji itu berkaitan dengan orang lain maka kita tunaikan juga. Tentunya sesuai dengan kemampuna kita.
Ketiga adalah menjalin silaturahmi dengan kerabat orang tua
Setelah orang tua meninggal dunia, maka hubungan kekerabatan dengan keluarga orang tua jangan sampai putus. Juga kebaikan yang besar adalah menjalin silaturrahim dengan kerabat yang belum terjalin sebelumnya. Sebagai bentuk baik kita terhadap orang tua, kita tetap menjalin silaturahmi, kedekatan dan kerukunan dari kerabat orang tua. Ketika kita mempunyai waktu longgar, kita sempatkan untuk main dan bertandang ke kerabat orang tua. Adat dan kebiasaan yang sangat baik adalah syawalan keluarga besar di setiap Hari Raya Iedul Fitri. Acara ini menjadi momentum untuk merekatkan kekerabatan keluarga besar, kerabat kedua orang tua.
Keempat adalah memuliakan teman dekat orang tua
Cara berbakti yang keempat setelah orang tua meninggal adalah memuliakan teman dekat orang tua. Pemuliaan ini bisa dilakukan dengan cara mengunjugi, mendoakan, dan memberikan buah tangan. Ketika kita mengunjungi teman dekat orang tua kita, biasanya bercerita tentang masa-masa bergaul dengan orang tua kita, dan kemudian saling mendoakan.
Demikian beberapa hal cara berbakti kita ketika orang tua kita telah meninggal. Tentu semua kita merasakan belum optimal dalam berbakti kepada orang tua semasa hidup beliau. Maka bakti kepada orang tua adalah sepanjang masa, setelah orang tua meninggal, maka kita berikhtiar untuk terus berbakti kepada beliau dengan melakukan beberapa perkara di atas. Semoga Allah Ta’ala catat kita menjadi anak yang shalih, yang berbakti kepada orang tua baik semasa beliau hidup maupun setelah beliau meninggal. Wallahu a’alam bishshowab.
Nashrun minallahi wa fathun qarib
Tito Yuwono
Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman
Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta