TERNATE, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah masa bakti 2022-2027, Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi melakukan kunjungan ke Wilayah Ternate, Maluku Utara, Senin (12/12). Adapun kunjungan kali ini ke Kampus Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU). Selama di UMMU, Prof Haedar menghadiri rangkaian Wisuda Sarjana dan Magister Angkatan XXV, launching 28 buku karya dosen UMMU, sekaligus meresmikan Auditorium Haji Abdullah Tjan Hoatseng UMMU.
Dalam menyampaikan amanat, Prof Haedar turut mengucapkan tahniah atas keberhasilan yang telah diraih oleh para mahasiswa yang berhasil menyelesaikan studinya di kampus UMMU. Harapan bagi wisudawan UMMU terus menjadi insan-insan yang baik, walaupun sudah tidak resmi menjadi mahasiswa.
“Kami harapkan ini merupakan wisuda yang secara regulatif terus menjadi semakin baik lebih-lebih kita berada di gedung baru meskipun boleh jadi karena acnya belum melengkapi dan mencukupi, tetapi sekurang-kurangnya bahwa ini merupakan wujud dari kemajuan kampus,” ujarnya.
Bersamaan dengan itu, Prof Haedar turut menyampaikan atas capaian keberhasilan di bangunnya gedung Auditorium Haji Abdullah Tjan Hoatseng UMMU. Menurutnya, pembangunan gedung tersebut tentu tidak mudah, dan membutuhkan proses pergumulan panjang dan besar dalam proses pembangunannya.
“Kami juga menyampaikan terima kasih dan selamat atas pembangunan gedung yang megah dan tidak mudah. Saya yakin para wisudawan wisudawati dan keluarga ini momentum yang sangat berharga dan bermakna tapi ini bukan awal dan akhir, tetapi harus menjadi bagian dari perjalanan ke depan untuk mengamalkan ilmu di tempat masing-masing,” jelasnya.
Lebih lanjut, Prof Haedar mengatakan bahwa pembangunan gedung tersebut harus menjadi cambuk bagi seluruh mahasiswa UMMU, lebih-lebih bagi wisudawan. Karenanya, mahasiswa UMMU setelah di wisuda, ilmu yang telah dimiliki selama menempuh studi bisa diamalkan secara nyata. Alhasil tidak sekadar memperoleh gelar semata, namun bisa memiliki gelar lebih utama, yakni sebagai generasi ulul albab di masa depan.
“Sehingga anda semua keluar dari kampus Ini bukan sekadar menjadi sarjana dan magister, tetapi menjadi Ulul Albab menjadi cendekiawan yang memajukan masyarakat memajukan bangsa dan memajukan kemanusiaan semesta dalam misi Wama arsalnaka illa rahmatan lil alamin,” tegasnya.
Semua itu merupakan manifestasi dari pembumian pendidikan yang senantiasa terus dirawat dengan modal keilmuan dan integritas karakter. Itu penting, sebab sebagai barometer untuk mengukur kualitas pendidikan kampus, dan utamanya mengukur kualitas lulusan mahasiswanya. Juga yang tak kalah relevannya, segenap wisudawan harus bisa menjaga nama baik kampus, juga nama baik Persyarikatan Muhammadiyah.
“Saya yakin kampus ini telah memberi modal keilmuan dan integritas karakter yang penting untuk terus dirawat sebagai wujud dari kehadiran nanti berubah dari mahasiswa menjadi alumni jaga nama baik Universitas ini nama baik Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar,” pungkasnya.
Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini menyebut bahwa Persyarikatan Muhammadiyah sejak awal kelahirannya memang fokus utama pergerakannya untuk berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan umat dan bangsa. Pengejawantahannya dengan membangun gedung-gedung sekolah maupun perguruan tinggi sebagai pusat menimba ilmu pengetahuan.
Secara skala nasional, gedung sekolah yang didirikan oleh Muhammadiyah jumlahnya sangat banyak. Muhammadiyah telah mendirikan setidaknya 1.364 SMA/sederajat, 1.826 SMP/sederajat, 2.817 SD/sederajat, 20.233 TK/PAUD, dan 440 pondok pesantren. Selanjutnya Muhammadiyah memiliki 177 perguruan tinggi—termasuk di dalamnya Aisyiyah—yang telah tersebar luas di seluruh persada Indonesia.
Belum lagi, di skala internasional, Muhammadiyah telah memiliki Universiti Muhammadiyah Malaysia (Umam) yang berlokasi di Selangor, Malaysia. Juga memiliki Muhammadiyah Australia College (MAC) yang ada di 1-3 Killarney Drive, Melton Victoria 3337, Australia.
“Maka saudara sekalian mari bawa peran itu di mana Muhammadiyah hadir tidak untuk Muhammadiyah tapi untuk masyarakat, bangsa, dan kepentingan global tanpa diskriminasi agama, suku, ras, golongan, dan bahkan orientasi politik, dari Muhammadiyah untuk semua. Dan tulah yang juga harus menjadi etos dan spirit anda semua” tuturnya.
Prof Haedar mengajak kepada seluruh wisudawan untuk terus mentakzimi orang tua. Menurutnya, tiada jalan kesuksesan kecuali tanpa pancaran doa dari orang tua. Dan juga ridha dari orang tua, yang kesemuanya itu menjadi satu-kesatuan mengantarkan anak-anaknya berjalan menuju pintu gerbang kesuksesan di masa yang akan mendatang.
“Tidak ada kesuksesan tanpa doa dan pengkhidmatan orang tua biarpun sudah jadi sarjana selalu Birrul Walidain. Tuhan selalu rida pada setiap hambanya yang hamba itu selalu berbuat baik kepada orang tuanya. Dan Tuhan murka pada hambanya yang berbuat tidak baik pada orang tuanya. Ini pesan penting kami sebagai orang tua,” ujarnya.
Terakhir, Prof Haedar mengajak kepada seluruh wisudawan untuk berkontribusi untuk membesarkan Kampus UMMU. Peran wisudawan menjadi garda penting dalam mewujudkan UMMU sebagai kampus unggul dan berkemajuan. Sebab, dari kampus UMMU, wisudawan telah memmperoleh butiran-butiran ilmu dan hikmah sarat maka dan pengajaran sebagai modal utama untuk menyongsong kegemilangan peradaban di masa depan.
“Mari besarkan kampus ini menjadi universitas Muhammadiyah unggul berkemajuan. Biarpun anda semua sudah menjadi alumni, tetapi bantu dan bangun jaringan agar kampus ini juga menjadi kampus kebanggaan milik kita bersama. Dari kampus ini anda memperoleh butiran-butiran ilmu dan hikmah. Dan dari kampus inilah anda bersama UMMU juga berbuat yang terbaik untuk bangsa, negara, dan kemanusiaan semesta,” tutupnya. (Cris/Riz)