Abdul Mu’ti: Saatnya UMSU Berperan di Kancah Internasional
MEDAN, Suara Muhammadiyah – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.ED mengadiri acara wisuda hari kedua periode II 2022 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Selasa (13/12). Wisuda dihadiri kedua diikuti sebanyak 787 lulusan yang diwisuda. Total jumlah peserta wisuda tahap II tahun 2022 sebanyak 2.357 orang.
Prof. Mu’ti mengatakan rasa bangga hadir di tengah-tengah wisudawan dan sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah mengukir prestasi yang luar biasa. Karena UMSU tak hanya unggul di kancah nasional tetapi telah berprestasi di kancah internasional sekaligus salah satu bukti komitmen UMSU menjadi universitas berkualitas kelas dunia.
Sebelumnya, MQA sebuah lembaga pemerintah di Malaysia memberikan pengakuan kepada UMSU sehingga ijazah lulusan diterima bekerja di negeri jiran. Selain itu, UMSU sukses mendapatkan bintang 4 dari lembaga pemeringkatan internasional QS Stars Word University Ranking.
“Atas nama pribadi dan PP Muhammadiyah kami ucapkan selamat secara khusus kepada Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani, MAP atas prestasi yang dicapai hingga mendapat pengakuan secara internasional. Juga selamat kepada wisudawan dan orangtua,” kata Prof. Mu’ti dalam kata sambutannya atas nama PP Muhammadiyah di hadapan 787 wisudawan dari Fakultas Agama Islam, Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Turut hadir Sekretaris Kopertais IX Dr. Zulkarnain , MA, Wakil Ketua DPRD Sumut Rahmansyah Sibarani, SH, wisudawan Bupati Tapteng periode 2017-2022 Bakhtiar Ahmad Sibarani, SH, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumut Prof.Dr. Ibrahim Gultom, Badan Pembina Harian UMSU dan Wakil Rektor I Prof. Dr. Muhammad Arifin Gultom, Wakil Rektor II Prof. Dr. Akrim, MPd, Wakil Rektor III Dr. Rudianto, M.Si dan para senat universitas.
Selanjutnya Prof. Mu’ti mengajak para wisudawan tidak hanya puas sebagai ilmuwan, intelektual dan ulama tetapi jadilah lulusan yang cendekiawan.
Dia mengutip pemikiran Dr Syari’ati dalam bukunya Tugas Cendekiawan Muslim bahwa level cendekiawan adalah manusia yang memiliki ilmu, ideologi dan prinsip yang jelas dan berusaha melakukan perubahan di masyarakat dengan ilmu dan pengetahuannya serta memiliki integritas dan keunggulan. “Manusia cendekiawan sangat diperlukan pada zaman ini.”
Menurut Prof. Mu’ti, bekerja di mana saja baik karena pekerjaan itu pada dasarnya semuanya mulia sepanjang dilaksanakan dengan ikhlas dan bekerja bagian dari ibadah. Untuk itu, wisuda adalah perjuangan panjang dalam karir akademis tetapi wisuda tidak bisa diraih tanpa nikmat yang diberikan Allah Swt. Karena itu kita harus bersyukur atas nikmat itu.
Berfikir growth mindset
Prof. Mu’ti mengatakan pada era teknologi sekarang perlu wisudawan menerapkan filosofi berfikir growth mindset bukan fix mindset agar lebih optimis dan sukses di masa depan.
Prof. Mu’ti mengutip teori Carol S. Dweck dalam bukunya Growth Mindset .
Katanya, berapa pun IP kita dan apapun yang diraih dengan IP itu, semuanya tetap bermanfaat untuk masa depan kita. Artinya keadaan sekarang adalah modal untuk masa depan.
“Karena itu mari kita berfikir secara Growth Mindset dan jangan berfikir Fix Mindset,” ujarnya.
Menurut Prof. Mu’ti, jika berfikir dengan fix mindset maka kadang-kadang dapat menghakimi diri sendiri. Dia memberikan contoh lihatlah di kampus karena mungkin banyak mahasiswa lulusnya itu dengan “lulus syafaat” yaitu lulus karena banyak dibantu dengan belas kasihan dosen. Sebagian dosen kalau sudah tahu mahasiswanya semester akhir kemudian belum lulus, itu akhirnya yang penting lulus berapa pun IP-nya.
“Tapi itulah bekal kita, karena sukses tidak sepenuhnya ditentukan IP. Kalau kita punya prestasi, itu adalah bekal kita,” katanya.
Rawat ijazah
Prof. Mu’ti mengatakan sekarang wisudawan berbekal ijazah dan ijazah bagian penting bagi karir di masa akan datang. Sebagian lulusan akan bekerja, berwirausaha, atau sebagian melanjutkan pendidikan lebih tinggi.
Dia berpesan agar ijazah dirawat dengan baik karena kalau nanti jadi pejabat, ijazah tidak dipersoalkan oleh orang lain. Sekarang ini ada joke ijazah. Ada kasus bupati didemo berkali oleh warganya karena ijazahnya palsu. “Simpan baik-baik ijazah itu, Insya Allah semua itu akan berguna untuk karir ke depan. Apapun indeks prestasi (IP) lulusan, itu adalah bekal untuk meraih sukses di masa depan,” ujarnya.
Prof Mu’ti memberikan catataan bahwa kita semua mengetahui tidak semua hal dalam kehidupan kita pelajari di bangku perguruan tinggi.
Dia mengutip pernyataan Dennis Mark dalam bukutnya:l What School Couldn’t Teach You. Dia mengatakan banyak hal dalam dunia kerja dalam hidup kita tidak kita pelajari di bangku kuliah. Karena kampus dan sekolah memang tidak mengajarkan segala-galanya dan memberikan semuanya.
Namun Prof. Mu’ti meyakini dan memberikan motivasi kepada wisudawan agar membangun mentalitas pembelajar dalam diri kita atau belajar sepanjang hayat (long life learn). Inilah disebut sebagai kuliah sesungguhnya sekaligus menjawab perkembangan teknologi digital dan artifisial intelligence yang menjadi bagian realitas kehidupan. Garis eksponesial (kecepatan yang berlipat-lipat) pada teknologi tidak mungkin bisa diikuti manusia yang mengikuti garis datar.
Untuk itu yang penting, menurut Prof. Mu’ti, adalah bukan di mana bekerja tetapi bagaimana kita menjadi orang yang mampu berperan dan bermanfaat bagi orang banyak.
UMSU dipercaya masyarakat
Sebelumnya Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani, MAP mengatakan prestasi dan kemajuan UMSU tidak terlepas dari dukungan masyarakat, sivitas akademika dan Persyarikatan Muhammadiyah. Untuk itu dia menyampaikan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan. UMSU bertekad menjawab tantangan dan persaingan dunia pendidikan dan dunia kerja yang tidak ringan.
UMSU, Agussani, akan terus berikhtiar melakukan lompatan besar menyiapkan infrastruktur dan SDM agar dapat bersama dengan perguruan tinggi terkemuka, baik nasional maupun internasional guna mencetak lulusan yang berprestasi, bersaing dan berperan positif di masyarakat.
Menurut Prof. Agussani, UMSU telah membuka beberapa prodi baru di antaranya Prodi Ilmu Falak, Prodi Data Sains, Prodi Magister Pendidikan Agama Islam. Terutama Prodi Ilmu Falak untuk mewujudkan tuntutan perlunya ilmu murni di era ini.
Prof. Agussani berpesan agar wisudawan dan lulusan Fakultas Hukum di antaranya harus melek teknologi digital untuk menjawab pekerjaan advokasi hukum. Copy writer harus dikawal dari aspek legal IT. Begitu juga lulusan FKIP dan FAI harus bisa mengawal transisi metodologi pendidikan sekaligus menjadi guru yang memiliki kepiawaian dalam memberikan pendidikan karakter, budi pekerti dan akhlak bagi anak didik guna mengantisipasi dampak teknologi digital dengan mengedepankan welas asih. Prof. Agussani setuju lulusan harus menjadi cendiakiawan.
Sementara Sekretaris Kopertais Wil. IX Dr. ZuLkarnain, MA mengatakan dia percaya lulusan UMSU telah mendapat kepercayaan masyarakat dan dunia kerja yang tidak mudah saat ini, karena potensi dan relasi yang telah dibangun UMSU kepada lembaga dan dunia pendidikan kian pesat. Dia sekaligus memberikan motivasi kepada wisudawan agar terus menjalin relasi/silaturahim kepada siapapun agar sukses dalam hidup dan karir.
Beri penghargaan
Di sela acara, Rektor Prof. Agussani bersama Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed dan Branch Manager PT Mega Syariah Pinta Naila Lubis memberikan penghargaan dalam bentuk uang pembinaan dan beasiswa kepada dua mahasiswa berprestasi dari Fakultas Agama Islam juara MTQ di Sumut Nurjannah Adila dan juara MTQ Nasional M.Daud Sitorus.
Pada hari kedua sebanyak 787 lulusan yang diwisuda, sedangkan total yang diwisuda hingga hari ketiga 14 Desember 2022 sebanyak 2.357 orang. (Syaifulh/Riz)