PALANGKA RAYA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Pendidikan Kader Ulama Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (PK IMM PKUM UMPR) mengadakan Madrasah Siyasah (Sekolah Politik), Sabtu-Ahad (17-18/12/2022). Kegiatan tersebut bertempat di Aula PWM Kalimantan Tengah.
IMM bergerak bukan hanya pada satu bidang saja, namun ada pesan khusus yang dititipkan sebagai basis gerakannya yaitu kepentingan rakyat di dalamnya. Tentunya itu bercermin pada nilai-nilai profetik yang telah diajarkan oleh Sang Politikus Revolusioner yaitu Rasulullah SAW. Sehingga mengisi ruang-ruang yang ada di dalam tubuh IMM sesuai dengan politik dakwah atau dakwah yang menyinar politik.
Hal itu senada dengan yang diharapkan oleh Yulian Rahmah selaku Ketua Umum PK IMM PKUM UMPR tentang pelaksanaan Madrasah Siyasah 2022 PK IMM PKUM UMPR.
“Diadakannya Madrasah Siyasah ini harapannya untuk meningkatkan wawasan politik, pemahaman tentang politik nilai, moral maupun mengupas tentang gagasan intelektual profetik di dalam area politik, sehingga kader IMM mampu mempersiapkan dirinya untuk menyiapkan politik yang mulia, artinya perspektif politik bukan sesuatu yang kotor dan menjijikan,” tuturnya.
Kegiatan yang diikuti oleh 44 peserta itu, diisi oleh Dr. H. Muhammad Yusuf, S.Sos., M.A.P (Rektor UMPR 2023-2027), Dr. Raden Biroum Bernardianto (Kepala Perwakilan Ombudsman RI Kalteng), H. Syairi Abdullah (KPU Kota Palangka Raya/ PWM Kalteng), Aris Pratama Gunawan, S.H (DPD IMM Kalteng) dan Novianto Eko Wibowo, S.Sos., M.A.P (Kaprodi Magister Administrasi Publik UMPR).
Sementara itu, Muhamad Syahrial Adri selaku Ketua Bidang Hikmah sekaligus Ketua Panitia menyampaikan bahwa kegiatan Madrasah Siyasah bertujuan untuk membangung kesadaran kader IMM dalam berpolitik.
“Tujuannya adalah untuk meneguhkan politik nilai sebagai penyokong diaspora kader dalam menghadapi dinamika sosial politik dan sebagai media dakwah dalam mengaktualisasikan Tri Kompetensi Dasar IMM,” jelasnya.
Materi-materi yang disajikan dalam kegiatan dua hari itu yakni Pengantar Politik, Komunikasi Politik, Manhaj Politik Muhammadiyah, IMM dan Literasi Politik, dan Peran Kader Dalam Menyikapi Politik.
Syahrial Adri berharap dengan adanya Madrasah Politik dapat menjadikan kader-kader IMM yang melek terhadap politik.
“Tidak ada kader IMM yang buta politik dan tidak ada kader yang terjun ke politik dengan politik pragmatis yang justru merugikan serta merusak nilai-nilai IMM,” harapnya.
Salah satu peserta dari PK IMM Buya Hamka, Muhammad Afriza Rifandy mengungkapkan bahwa sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini luar biasa, saya yang awalnya tidak tahu tentang politik, kini sedikit banyaknya menjadi tahu, mudah-mudahan kegiatan seperti ini ada lanjutannya, sehingga kita jadi lebih paham tentang politik,” ungkapnya. (Aris Pratama Gunawan)