JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 hingga sekarang menjadi pembelajaran tersendiri bagi bangsa Indonesia. Merebaknya varian delta di Bulan Juli 2021, menambah rentetan permasalahan yang pada saat itu memaksa pemerintah bersama segenap komponen bangsa untuk bersama-sama keluar dari situasi krisis. Salah satu permasalahan yang muncul pada saat itu ialah krisis oksigen di berbagai wilayah di Indonesia.
Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah sebagai salah satu lembaga yang concern pada penanganan Covid-19, menilai perlu adanya solusi konkrit terhadap krisis oksigen untuk kesiapsiagaan di masa yang akan datang.
Bersama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), MDMC menggelar Diseminasi bertajuk “Memperkuat Akses Keberlanjutan Oksigen di Indonesia” sebagai rangkaian project Sustainable Access to Medical Oxygen (SAM-02), Rabu (21/12).
SAM-02 sendiri merupakan program yang digawangi oleh MDMC PP Muhammadiyah, dan didukung oleh PATH, Kementerian Kesehatan dan Kemenko PMK.
Hadir secara langsung Menko PMK Muhadjir Effendy, Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan, Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah Arif Nur Kholis, Wakil Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah Abdoel Malik, Deputi I Kemenko PMK Sudirman, Deputi III Kemenko PMK Agus Suprapto, Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca Bencana Kemenko PMK Nelwan Harahap, Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito, perwakilan Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, dunia usaha, dan para tamu undangan lainnya.
Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan dalam sambutannya menyampaikan bahwa manajemen oksigen merupakan suatu hal penting yang akan mendukung penyembuhan pasien. Adapun situasi pandemi Covid-19 menjadi pembelajaran tersendiri bagi bangsa Indonesia.
“Kegiatan program ini menghasilkan beberapa pokok bahasan, ada road map bagaimana selanjutnya. Oleh karena itu, kita akan membahasnya pada diskusi pagi ini, dan sekaligus nanti menyerahkan hasil program kepada Menko PMK,” ucap Budi.
Ia juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Kemenko PMK, PATH, dan kementerian lembaga terkait yang sudah menyukseskan program SAM-02.
Selanjutnya, Deputi I Kemenko PMK Sudirman dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Muhammadiyah, khususnya MDMC, beserta seluruh kementerian dan lembaga yang sudah terlibat dalam program ini.
“Berdasarkan hasil lokakarya yang dilakukan oleh Kemenko PMK bersama dengan MDMC dan para pemangku kebijakan lainnya pada Bulan Juli-Agustus yang lalu ditemukan beberapa kesenjangan akses oksigen di Indonesia,” ucap Sudirman.
Sudirman juga menyampaikan bahwa kejadian tersebut memperlihatkan bahwa penanganan krisis secara komprehensif harus dilakukan, mulai dari hulu hingga hilir.
“Besar harapan kami melalui diseminasi akses berkelanjutan oksigen medis yaitu berupa road map, peta respon oksigen dan modul yang diserahkan MDMC kepada Kemenko PMK, dapat menjadi pedoman bagi stakeholder dalam memperkuat akses oksigen medis di masa-masa yang akan datang,” ungkap Sudirman.
Di akhir Sudirman juga menyampaikan bahwa hasil program ini akan didorong oleh Kemenko PMK untuk dimasukkan dalam RPJP 2025-2050 dan RPJMN 2025-2029.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan hasil program SAM-02 oleh Wakil Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah Abdoel Malik, tanggapan dari Kemenko PMK, Kemenkes, dan Kemenperin, diakhiri penyerahan hasil program kepada Menko PMK Muhadjir Effendy sekaligus memberikan sambutan. (Riz)