SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pesantren mahasiswa (Pesma) KH Mas Mansur Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan Reuni Staff dari tahun 2008- 2022 yang dilaksanakan di Ruang Sidang Pesma UMS.
Dalam kesempatan itu Muamaaroh, P.hD., selaku Direktur Pesma menyampaikan acara ini sebagai wadah silaturahim dengan pengurus Pesma dari masa ke masa dan penyampaian progres report perkembangan Pesma Internasional KH Mas Mansur UMS.
“Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu yang sudah berkontribusi untuk kemajuan Pesma hingga sampai saat ini bisa kita rasakan perkembangannya, baik dari sarana dan prasarana dan lain sebagainya,” papar Muamaroh, Rabu, (21/12).
Direktur Pesma itu menyampaikan, saat ini mahasantri pesma berjumlah 481 orang, dan kemarin Pesma mendapatkan hibah 2 gedung saat Muktamar ke- 48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang mengambil tempat di UMS, Surakarta. Selain itu sarana belajar dan mengajar sudah menggunakan digital. Sistem administrasi dan keuangan sudah terintegrasi dengan sistem informasi.
“Saya berharap semoga kegiatan ini bisa kita rutinkan dan menjalin komunikasi hingga membawa dampak baik untuk kemajuan Pesma,” tambahnya.
Dewan Pembina Pesma, Muhammad Najmuddin Zuhdi menyampaikan di UMS ini ada ladang perkaderan Muhammadiyah yaitu Pesma dan Shobron, namun ke duanya memiliki tujuan agak berbeda. Apabila Shobron ditujukan membentuk ulama. Sedangkan Pesma lebih ke ilmuwan-ilmuwan agamis.
“Seiring dengan perkembangan zaman, kita harus lebih dari itu. Sudah saatnya pondok ini harus memiliki kelebihan. Kalau bisa Pesma ini menyiapkan kader-kader yang baik, dari berbagai jurusan,” paparnya.
Menurutnya, Muhammadiyah sangat membutuhkan kader-kader terutama dalam ilmu Falaq. Kemudian yang ke dua, Pimpinan Pusat sedang menyusun rencana pembangunan jangka panjang untuk pesantren Muhammadiyah sebagai pusat bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
“Pesma harus mampu mencetak ilmuwan yang punya dasar agama dan punya keterampilan dalam berbahasa Arab maupun Inggris,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Prof., Supriyono, PhD., selaku direktur pertama Pesma menyampaikan berbagai cerita selama menjabat di Pesma KH Mas Mansur.
“Dulu masih belum tertib dalam memarkir kendaraan, jemuran mahasantri juga terlihat tidak rapi, kebijakan keuangan masih belum tertata dan banyak lagi. Tetapi dalam babat alas ini saya dibantu dengan staff pesma yang luar biasa kontribusinya dengan penuh rasa ikhlas. Sehingga apabila saya melihat perkembangan Pesma sekarang sangat bangga karena begitu pesatnya perkembangan dalam sarana dan prasarana,” ungkapnya.
Dia berharap ke depan pesma dapat memanfaatkan energi yang terbaharukan untuk di optimalkan seperti biogas, sel surya. Dalam agama kita perlu menonjolkan contoh yang baik untuk muslim yang lain atau bahkan untuk non-Islam.
Sementar Agus Ulinuha, ST., MT., Ph.D., selaku direktur ke dua setelah Prof., Supriyono juga berharap mahasantri Pesma unggul dan berprestasi di kampus. (Fika/Humas)