LAMONGAN Suara Muhammadiyah – Prof. Dr. Zainuddin Maliki, M.Si anggota DPR RI dapil X (Lamongan-Gresik) dari fraksi Partai Amanat Nasional 2019-2024 menjadi salah satu pemateri dalam Kajian Ideologi Politik dan Organisasi (Ideopolitor) yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan tanggal 20 Desember 2022 di Gedung Dakwah Muhammadiyah Brondong Lamongan. Kegiatan ini diikuti oleh 500 orang dari unsur PDM, PCM, PCA, MPK PDM, MPK PCM dan AMM seKabupaten Lamongan.
Dalam paparannya, Prof Zainuddin Maliki mengawali dengan kalimat “Muhammadiyah mualaf tentang politik” sontak kalimat ini menggelitik di telinga ratusan peserta. Kemudian Prof. Zainuddin menjelaskan kepada semua peserta, dalam sejarahnya Muhammadiyah memang belum pernah menjadi peserta pemilu, sehingga berkaitan dengan politik praktis belum pernah menjadi pemain langsung. Meskipun Muhammadiyah mengambil peran sebagai organisasi dakwah, tetapi ranah politik dan ekonomi juga tidak boleh ditinggalkan.
Lanjutnya, Muhammadiyah yang telah sukses berserikat di ranah pendidikan, kesehatan, kemasyarakatan sampai pada kebencanaan. Bahkan di dunia pendidikan Muhammadiyah tidak hanya berhenti dalam negeri saja melainkan sudah internasionalisasi pendidikan Muhammadiyah. Contohnya di Singapura dan Malaysia.
Menurut anggota DPR RI Komisi X ini, zona aman dakwah Muhammadiyah diatas perlu dikembangkan pada zona yang dirasa kurang nyaman sampai hari ini yakni zona politik dan ekonomi. Oleh sebab itu ideopolitor hari ini menjadi ruang diskusi untuk merumuskan trik dan strategi suksesi Muhammadiyah di ranah politik dan ekonomi ke depannya.
Sebagai angota DPR RI fraksi PAN dapil X 2019-2024 dari hasil Jipolmu tersebut, Prof. Zainuddin Maliki merasa memiliki tanggungjawab yang besar untuk membawa pesan “Politik Nilai” di Senayan yang diamanahkan oleh PWM Jawa Timur saat itu. Sehingga segala kapasitas dan kapabilitas sebagai legislatif sepenuhnya dicurahkan untuk Muhammadiyah dan dalam kepentingan Muhammadiyah baik secara program maupun peraturan yang berkepihakan.
“Karena hakekatnya undang-undang lahir dari legislatif dan eksekutif yang memiliki sifat mengikat dan memaksa. Oleh karena itu keberadaan Muhammadiyah di ranah politik sebagai civil sociaty sangatlah penting untuk menyuarakan kebaikan dan kemaslahatan bagi bangsa dan Negara,” ungkap mantan Rektor UM Surabaya dua periode ini.
Prof Zainuddin Maliki memberikan trik jitu suksesi Muhammadiyah dalam ranah politik 2024 mendatang, pertama Struktur Muhammadiyah harus bergerak mulai PRM, PCM, PDM dan PWM, kedua: harus dipastikan jumlah pemilih/suara di suatu tempat atau kecamatan cukup untuk meraih kursi jabatan politik, ketiga: mampu mengorbitkan kader yang personalite yakni sosok calon politikus yang memiliki integritas, kapasitas dan diterima oleh Muhammadiyah untuk dipilih.
“Ketiga hal tersebut bila dijalankan dengan sungguh-sungguh dan penuh berserikat, diharapkan bertambah banyak lagi legislatif-legislatif dari Muhammadiyah,” tegas Wakil Ketua PWM Jawa Timur ini.
Sementara itu, Ketua Majelis Pendidikan Kader PDM Lamongan Fathurrahim Syuhadi menyampaikan kegiatan Kajian atau Dialog Ideopolitor ini merupakan amanat yang ada di Sistem Perkaderan Muhammadiyah. Kegiatan Ideopolitor dilaksanakan untuk memantapkan Ideologi para Pimpinan Persyarikatan.
Lanjut Penulis Buku Sejarah Muhammadiyah Lamongan ini, di samping itu wawasan politik para pimpinan Persyarikatan diasah agar faham dengan politik nilai yang mencerahkan. Sedangkan masalah keorganisasian dan kepemimpinan perlu ditingkatkan.
“Tema kegiatan ini Penguatan Kapasitas Ideologi Organisasi Pimpinan dalam Menghadapi Tantangan Dinamika Politik Kotemporer. Ideopolitor ini menghadirkan nara sumber Prof Zainuddin Maliki dan Dr Chusnul Mar’iyah PhD dari Universitas Indonesia yang juga mantan Komisioner KPU RI,” pungkas Fathurrahim Syuhadi yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Kwarwil HW Jawa Timur. (Main/FRS)