Jawa Timur adalah Wilayah Unggulan dan Andalan Muhamadiyah
PONOROGO, Suara Muhamadiyah — “Musywil ke-16 PWM Jawa Timur adalah mini Muktamar,” ujar Din Syamsuddin mengapresiasi Musywil di Kota Reog yang berjalan dengan lancar, meriah dan menggembirakan. Menurutnya Muhammadiyah Jawa Timur telah berhasil melakukan dakwah Islam yang menggembirakan.
“Bahwa kita bermuhammadiyah dengan penuh kegembiraan ini tidak lain untuk mencari ridho Allah SWT,” tegasnya melengkapi pernyataan sebelumnya.
Sebelum membahas lebih jauh tentang kiprah Muhammadiyah yang mengusung tagline Islam berkemajuan, Din mengkisahkan pengalamannya pada saat menjadi mahasiswa S3 di Amerika. Saat ia hendak menyelesaikan disertasinya. Ia mengaku mendapatkan promotor disertasi yang sangat luar biasa seorang Yahudi.
“Pada saat itu Ia bertanya kepada saya, apa yang membuat jutaan orang mau bergabung dengan Muhammadiyah,” ujarnya mengulang pertanyaan dari seorang Guru Besar kepada Din muda.
Din yang pada saat itu merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menjawab dengan lugas bahwa mereka yang bergabung di dalam Persyaratan Muhammadiyah berniat untuk mencari Ridha Allah SWT. Ia pun tak percaya dan tak puas dengan jawaban Din. Akhirnya ia pun datang ke Indonesia untuk melihat dan membuktikannya sendiri. Ia mendatangi pengajian dan tabligh Akbar yang diselenggarakan Muhammadiyah.
Di situ ia melihat banyak orang berpanas-panasan di bawah terik matahari mendengarkan pengajian. Dan mereka bahagia dengan itu. Barulah semenjak itu ia percaya bahwa tujuan orang mau bergabung dengan Muhammadiyah memang benar-benar untuk mencari ridho Allah.
Dalam suasana Musywil yang diguyur hujan, di komplek Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015 meneruskan paparannya tentang KH Ahmad Dahlan. Menurutnya, sebelum Kiai Dahlan mendirikan Muhammadiyah, yang pertama kali disampaikan dalam setiap pengajiannya adalah QS Al Maun dan QS Al Ashr.
Selain mengajarkan tentang pentingnya berderma yang dijelaskan dalam QS Al-Maun, Kiai Dahlan juga memberikan konsen tentang sangat pentingnya waktu. Sehingga ia pun mendorong umat Islam untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
“Umat Islam harus menghargai waktu. Karena hanya dengan menghargai waktu, umat Islam bisa maju dengan usaha usaha yang produktif,” pesannya dihadapan para peserta Musywil ke-16 PWM Jawa Timur (25/12).
Disamping menekankan tentang pentingnya aktu, Din berharap gerakan Muhammadiyah mampu terus tampil dengan tetap berbasis pada nilai etika dan moral. Selalu hadir dengan daya juang tinggi di tengah dinamika masyarakat dan keumatan yang kian kompleks.
Din juga mengingatkan tentang pentingnya Muhamadiyah kembali membaur dengan seluruh aspek budaya dan seni. Hal ini seiring dengan pandangan banyak orang yang menilai dakwah Muhammadiyah itu keras, dan kurang adaptif dengan unsur kebudayaan dan seni. “Seperti kata pepatah, jika kamu berlaku keras, makan akan banyak orang lari dari sekelilingmu. Makanya dakwah kita harus menggembirakan,” tegasnya.
Oleh karena itu obyek dakwah harus dimulai dari dirinya sendiri. Setelah selesai dengan diri sendiri, barulah ia akan mampu menyinari sekelilingnya. Saya kira Muhammadiyah harus meneruskan dakwahnya. Dakwah melalui amal usaha, dakwah kultural dan dakwah Amar makruf nahi mungkar yang tentu menggembirakan.
“Dengan ini kita berharap PWM Jawa Timur meneruskan kemajuan, sehingga menjadi wilayah unggulan dan andalan bagi Muhammadiyah,” tutupnya mengakhiri. (diko)