Greenfaith Indonesia Helat Talkshow Gerakan Multifaith untuk Keadilan Iklim

Greenfaith Indonesia Helat Talkshow Gerakan Multifaith untuk Keadilan Iklim

Greenfaith Indonesia Helat Talkshow Gerakan Multifaith untuk Keadilan Iklim

BANJARMASIN, Suara Muhammadiyah – Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan DPD IMM Kalimantan Selatan sukses menggelar talkshow perubahan iklim yang dihadiri puluhan pelajar dan mahasiswa. Bertempat di sekolah alam Muhammadiyah Martapura kegiatan yang disupport oleh greenfaith Indonesia ini berjalan dengan sangat antusias. Beberapa pelajar mengungkapkan kesaksian akan hidup berdekatan dengan Sumber daya alam yang mana memiliki efek beragam bencana dan krisis pangan. Dampak kesehatan sering disampaikan masyarakat sekitar lokasi tambang Batubara dengan gejala pernapasan dan gangguan pada kesehatan kulit.

“Di desa kami durian tidak berbuah lagi sejak ada tambang dan kami bingung sebagai pelajar harus bagaimana karena banyak penambangan dan juga terjadi banjir,” ungkap seorang peserta yang berasal dari daerah tambang. Ada banyak kesaksian serupa di banyak kesempatan bukan hanya kegiatan kali ini saja.

Talkshow yang life youtube ini dipandu langsung ipmawan Erwin kali ini menghadirkan beberapa narasumber yaitu Hening Parlan dari Greenfaith, David Efendi dari Kader Hijau Muhammadiyah, Zulfa Vikra mewakili ketua MLH PWK Kalimantan Selatan dan Parid Ridwan dari Eknas Walhi. Tentu saja ini kegiatan yang sangat unik mengingat narasumber yang hadir dari Jakarta dan Yogyakarta yang berafiliasi dengan PP Muhammadiyah dan Aisyiyah.

David mengingatkan pentingnya kaum muda terlibat dalam isu krisis lingkungan karena kaum muda yang akan mewarisi bumi ini. Jika tidak berbuat apa apa tentu saja harus menerima penderitaan berkepanjangan. Kepada pemerintahan David Efendi yang juga wakil sekretaris LHKP PP Muhammadiyah memastikan bahwa jika ada kemauan kuat sesungguhnya ambisi Kesejahteraan dan kelestariah tidak saling menegasikan.

David mengutipknya dari seorang folosof dan pemikir ekoliterasi, Fritjof Capra. Keseimbangan menjadi penting dalam mengelola sumber daya secara berkelanjutan dan berkeadilan. Hening Parlan memberikan penekanan pentingnya kerjasama lintas agama untuk menahan laju kerusakan iklim yang semakin nyata.

Senada dengan hal itu Parid Ridwan mengingatkan akan nilai nilai Agama yang penting menjadi kompas dalam menjalani peran kekhalifahan di muka bumi. ” teman teman IPM IMM harus menjadi bagian utama dan pertama mendorong perlunya keadilan iklim dan keadilan antar generasi.

Zulfa yang akrab dipanggil kanda Zulfa oleh angkatan muda Muhammadiyah memberikan banyak catatan akan pentingnya pemerintah memastikan kesejahteraan sebagai tujuan utama sehingga pembangunan dan pemberdayaan sebagai kerja yang sangat utama. Konservasi dan penanganan persoalan lingkungan harus terus digalakkan dan juga pendidikan bagi masyarakat akan perlunya ekoliterasi.

“Adik adik tahu ndak berapa skor indeks lingkungan hidup kalsel? Tidak tahu ya? Saya kasih tahu peningkatan ke 26 dari 34 provinsi se Indonesia. Begitu juga tingkat pencemaran udara sangat besar dan juga pencemaran air,” ungkap Zulfa.

Dari fakta ini tentu akan terbangun kesadaran dan aksi nyata lebih luas lagi. “Muhammadiyah selama ini sudah banyak melakukan pendidikan lingkungan dan aksi nyata penanaman mangrove dan konservasi Bekantan dan kita tidak hanya diskusi diskusi saja,” pungkasnya.

Dari kegiatan talkshow ini moderator memberikan beberapa catatan tentang fakta bahwa kekayaan sumber daya alam memang tidak identik dengan capaian kesejahteraan bahkan ada banyak ketimpangan ekonomi akibat oligarki tambang.

Kerusakan sosiologi ekologis sangat nampak bukan hanya faktor alami tetapi juga karena kegiatan manusia harus menjadi perhatian dan kampanye iklim ke depan. terakhir, kegiatan pendidikan ekoliterasi dan kerja mendokumentasikan berbagai kearifan lokal yang dapat memitigasi bencana perlu didukung lebih kuat lagi.

Menarik juga melihat hasil kuisioner yang dibagikan secara online kepada peserta yang menunjukkan mayoritas peserta bersedia menjadi pendukung kampanye keadilan iklim dan tidak keberatan bekerjasamw dengan lintas agama.

Setelah berlangsung dua jam lebih kegiatan pun ditutup dengan foto bersama dan pemberian kenang kenangan dari penyelenggara. (Riz)

Exit mobile version